Breaking News:

Kunci Jawaban

SOAL & KUNCI JAWABAN Pelajaran IPS Kelas 7 Hal 274, Nilai Luhur yang Dipetik dari Tokoh Sejarah

Berikut ini soal dan kunci jawaban Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274 tentang kerajaan Mataram

Editor: Talitha Desena
Freepik/@upklyak
Ilustrasi pelajaran Sejarah, soal dan kunci jawaban Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274 ini akan mempelajari mengenai kerajaan Mataram dan tokoh sejarahnya.

Simak dengan baik soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274, dimana anak-anak akan menjawab pertanyaan untuk dimintai opini terkait kerajaan Mataram dan juga tokoh sejarah atau pahlawan.

Dengan mengerjakan soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274, anak-anak dapat mengutarakan wawasan dari pelajaran Sejarah yang sudah dipelajari.

Berikut kunci jawaban materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 SMP halaman 274.

Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 274 memuat soal essai enam nomor.

Pada buku IPS kelas 7 halaman 274, siswa diharapkan mengerti dan memahami tentang tokoh kesultanan Makassar (GowaTallo), kesultanan Mataram, kesultanan Ternate dan Tidore, kesultanan Banjar.

Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 1 SD Hal 212, Tebak Profesi

Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Latihan UAS PAS PJOK Kelas 5 Semester 1, Apa yang Dimaksud Daya Tahan Jantung?

Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 274 tentang tokoh Kesultanan.
Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 274 tentang tokoh Kesultanan.

 

Soal

1. Pilihlah satu tokoh terkenal dari kesultanan Makassar (Gowa Tallo), kesultanan Mataram, kesultanan Ternate dan Tidore, kesultanan Banjar!

2. Upayakan tokoh pilihanmu tidak sama dengan pilihan temanmu!

3. Tulis cerita singkat tentang tokoh pilihanmu!

4. Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel, majalah, atau internet sebagai sumber untuk menulis cerita!

5. Berdasarkan cerita yang kamu tulis, nilai luhur apa yang dapat kamu petik dari tokoh yang kamu pilih?

6. Kumpulkan hasil karyamu kepada guru untuk dinilai!

Jawaban:

4. Nama Tokoh: Sultan Hasanuddin , kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)

Cerita singkat:

Sultan Hasanuddin lahir pada 12 Januari 1631 di Gowa. Bernama asli Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape, Sultan Hasanuddin dijuluki De Haantjes van Het Osten yang artinya Ayam Jantan dari Timur.

Julukan tersebut diberikan kepada Sultan Hasanuddin atas keberaniannya.

Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa pada tahun 1653-1669. Pada pertengahan abad ke-17, VOC berusaha memonopoli perdagangan rempah di Maluku dan memaksa penduduk pribumi menjual dengan harga yang mereka tetapkan.

Sultan Hasanuddin menyerukan penolakan. Pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, namun belum berhasil menundukkan Kerajaan Gowa.

Hingga pada tahun 18 November 1667, Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya. Sultan Hasanuddin wafat pada 12 Juni 1670.

5. Keteguhan hati dan kegigihan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan keyakinannya.

Kerajaan Mataram Islam: Masa Kejayaan dan Keruntuhannya

Salah satu kerajaan atau kesultanan Islam yang mempunyai pengaruh besar dan berdiri di tanah nusantara adalah Kesultanan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram.

Kerajaan Mataram Islam pernah mempersatukan tanah Jawa dan Madura. Kesultanan ini juga pernah memerangi Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC di Batavia untuk mencegah penyebaran kekuasaan VOC.

Dalam perjalanannya, Kesultanan ini meninggalkan beberapa jejak sejarah yang masih terlihat hingga kini.

Misalnya, kampung Matraman di Jakarta, sistem persawahan di Jawa Barat (Pantura), serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih diberlakukan hingga kini.

Sejarah awal dan masa kejayaan 

Kesultanan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke 16 hingga abad ke 18.

Di mana, Kerajaan Mataram Islam berawal dari sebidang tanah di Plered yang dihadiahkan Joko Tingkir kepada Ki Ageng Pamanahan atas jasanya membantu Pajang menumpas perlawanan Arya Penangsang.

Masa awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam ini dimulai dari perebutan wilayah Pajang oleh Sutawijaya.

Lalu, Kerajaan Mataram menjadi salah satu Kesultanan Islam yang dinilai berkembang di tanah Jawa.

Kerajaan Mataram rutin menerjemahkan naskah Arab dan menerjemahkan Al-Quran ke bahasa Jawa.

Mulai saat itu, kesultanan ini mendirikan pesantren yang menjadikan wilayahnya sebagai pusat agama Islam.

Selain membangun pesantren, ada bermacam cara dilakukan para penguasa untuk menjadikan wilayah Kesultanan Mataram sebagai pusat agama Islam, di antaranya dengan mendirikan rumah ibadah.

Ketika Sultan Agung Hanyakrakusuma memimpin Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613 hingga 1645 M, kejayaan Kerajaan Kesultanan Mataram makin berada di puncak.

Di eranya, Sultan Agung berhasil menguasai banyak daerah kekuasaan di berbagai wilayah di Jawa.

Selain itu, kemajuan Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Sultan Agung juga berhasil menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat saat itu.

Beberapa di antaranya ialah pada bidang ekonomi, keagamaan, budaya, hukum, pemerintahan dan masih banyak lagi.

Pada masa kepemimpinannya, Sultan Agung memiliki beberapa kebijakan penting dalam bidang ekonomi yang diusungnya yakni sektor pertanian, fiskal dan juga moneter.

Pada era Sultan Agung beliau membangun sektor pertanian dengan memberikan tanah kepada petani dan membentuk forum komunikasi sebagai tempat pembinaan.

Adapun, dalam urusan fiskal, Sultan Agung mengatur regulasi pajak yang tidak memberikan beban kepada rakyat.

Kemudian pada bidang moneter Sultan Agung membentuk lembaga keuangan untuk mengelola dana kerajaan.

Di bidang keagamaan dan hukum Islam, Sultan Agung juga menerapkan aturan yang sesuai dengan aturan Islam.

Pada saat itu, para ulama juga diberikan ruang untuk bekerja sama dengan pihak kerajaan. Bahkan, Sultan Agung juga menetapkan penanggalan atau Kalender Jawa sejak tahun 1633 di mana penghitungan tanggal tersebut merupakan kombinasi kalender Saka dan Hijriah.

Pada bidang kebudayaan dan kesenian, Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang sangat berperan dalam memajukan kesenian wilayahnya.

Menurut sumber sejarah, berbagai jenis tarian, gamelan hingga wayang sangat berkembang pesat di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Selain mengawal kemajuan kesenian, Sultan Agung juga turut serta dalam menghasilkan karya seni berupa Serat Sastra Gendhing.

Sastra bahasa pada zaman tersebut juga makin berkembang ketika Sultan Agung mulai memberlakukan penggunaan tingkatan bahasa di wilayah luar Yogyakarta hingga Jawa Timur.

Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang menginisiasi terbentuknya provinsi dengan memilih adipati sebagai kepala wilayah di setiap daerah yang dikuasai Mataram.

Masa keruntuhan

Setelah Sultan Agung Wafat, takhta kesultanan diserahkan pada putranya, Susuhunan Amangkurat I. Di bawah kepemimpinan Amangkurat I, lokasi keraton dipindahkan ke Plered. Sejak saat itu gelar Sultan diganti menjadi Sunan.

Setelah Amangkurat wafat, maka digantikan oleh Amangkurat II namun kondisi Mataram mengalami kemunduran karena banyak wilayah Mataram di bawah pengaruh VOC.

Sepeninggal Amangkurat II, kemelut mulai menghantui Kerajaan Mataram Islam akibat adanya intervensi VOC.

Intervensi ini menyulut perang antara Paku Buwono I yang didukung VOC melawan Amangkurat III yang didukung Untung Suropati.

Sayangnya, perang berakhir dengan kemenangan Paku Buwono I sehingga mulailah era pemerintahan dinasi Pakubuwono di Mataram.

Pada masa pemerintahan Pakubuwono II diwarnai kekisruhan akibat pemberontakan Sunan Kuning maupun perlawanan masyarakat tionghoa terhadap VOC di Batavia, di mana Mataram makin berada di bawah cengkraman VOC.

Bahkan, atas campur tangan VOC Mataram dibagi dua menjadi kesultanan Yogyakarta yang diperintah oleh Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I dan Kasunanan Surakarta di Solo dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwono III.

Pengaruh VOC cukup besar, karena mereka kembali campur tangan menyelesaikan pertentangan antara Hamengkubuwono I dan Raden Mas Said berhadapan dengan aliansi pasukan Yogyakarta, Surakarta, serta VOC.

Kemelut ini berakhir dengan kesepakatan perjanjian Salatiga. Di mana, dalam perjanjian Kasunanan Surakarta dibagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Mangkunegara.

Pecah belah Mataram masih berlangsung semasa peralihan kekuasaan Belanda ke Inggris. Di yogyakarta terjadi perebutan takhta antara Hamengkubuwono II dan Hamengkubuwono III.

Di Tengah kemelut pasukan Inggris menyerbu masuk istana dan memaksa Hamengkubuwono II turun takhta dan dibuang ke Penang, Malaysia.

Setelah itu, Hamengkubuwono III naik takhta, namun sebagian wilayah Kesultanan Yogyakarta harus dibagi kepada Pangeran Natakusuma yang membantu Inggris dalam penyerbuan. Peristiwa ini menandai berdirinya Kasunanan Paku Alam di Yogyakarta.

*) Disclaimer:

 Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Pondra Puger/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 274: Kesultanan Makassar, Mataram, Ternate, Tidore, Banjar dan di Kompas.com dengan judul Kerajaan Mataram Islam: Masa Kejayaan dan Keruntuhannya

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
soalkunci jawabanpelajaranIPSilmu pengetahuan sosialKelas 7SMPMataramSejarah
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved