Kunci Jawaban
SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 Subtema 4 Pembelajaran 2 Hal 185 186 187, Makna Kata Deru & Jauh
Berikut soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 2 SD subtema 4 pembelajaran 2 Halaman 185, 186, dan 187 mengenai makna kata
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 2 SD subtema 4 pembelajaran 2 Halaman 185, 186, dan 187 ini akan mengajarkan anak-anak mengenai makna kata yang anda di tabel.
Perhatikanlah soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 2 SD subtema 4 pembelajaran 2 Halaman 185, 186, dan 187, anak-anak juga akan belajar mengenai implementasi sila keempat.
Usai mengerjakan soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 2 SD subtema 4 pembelajaran 2 Halaman 185, 186, dan 187, anak-anak dapat menambah wawasan mengenai kata-kata yang ada di tabel tersebut.
Berikut kunci jawaban Tema 5 Kelas 2 SD Halaman 185, 186, dan 187 subtema 4 pembelajaran 2.
Buku Tematik Tema 5 Kelas 2 SD berjudul Pengalamanku.
Subtema 4 pada Buku Tematik berjudul Pengalaman di Tempat Wisata.
Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 SD Subtema 4 Pembelajaran 5 Hal 202-206, Ungkapan Meminta Tolong
Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 Hal 155 Subtema 3, Kenapa Kegiatan Musyawarah Perlu Dilakukan?
Sebelum melihat kunci jawaban Buku Tematik, siswa dapat terlebih dahulu memahami soal kemudian menjawabnya sendiri.
Kunci jawaban pada artikel ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Pembelajaran 2
Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 SD Halaman 185
Ayo Berdiskusi
Diskusikan dengan temanmu!
Diskusi tentang makna kata-kata berikut.
Jawaban:
1. Jauh, maknanya adalah tidak dekat
2. Deru maknanya adalah berbunyi keras gemuruh seperti air deras
3. Umpama maknanya adalah sama halnya dengan atau bagaikan
4. Rupanya maknanya adalah kelihatannya atau tampak
5. Terjun maknanya adalah melompat turun
Kamu dapat menemukan makna kata di atas. Caranya dengan menyusun huruf berikut!
Tidak dekat = JAUH
Sama halnya dengan atau bagaikan = UMPAMA
Melompat turun = TERJUN
Berbunyi keras gemuruh seperti air deras = DERU
Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 SD Halaman 186
Kelihatan atau tampak = RUPANYA
Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 SD Halaman 187
Kamu telah belajar sila keempat Pancasila.
Carilah contohnya di rumah. Contoh yang sesuai sila keempat Pancasila.
Jawaban: Ayahku memimpin doa ketika makan bersama di rumah pada malam hari.
Jenis Makna Kata dan Contohnya
Dikutip dari buku Mengenal Ilmu Bahasa (2018) oleh Yendra mengtakan, makna merupakan hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai. Perwujudan makna digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga saling dimengerti.
Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah sebagai arti atau pengertian yang diberikan kepada bentuk kebahasaan.
Terdapat dua jenis makna, yaitu makna lingustik dan makna sosial. Makna sosial memiliki sifat kontekstual, di mana pembahasannya meluas pada latar belakang budaya atau kultur dalam berbahasa.
sementara makna linguistik adalah makna bahasa yang kita temukan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Terdapat dua jenis makna lingustik, yakni makna leksikal dan makna gramatikal. Berikut penjelasan makna linguistik dan contohnya, yaitu:
Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna lambang kebahasaan tanpa melihat konteks. Jenis makna leksikal merujuk pada arti sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks.
Makna leksikal disebut juga makna yang terdapat dalam kamus. Prosedur komponen makna leksikal sebagai berikut:
- Penamaan (naming) atau penyebutan (labeling): menggunakan lambang yang berwujud satu kata berdasrkan pengalaman dan pengetahuan seseorang.
- Parafrasa: menganalisis komponen makna lebih terperinci dengan melihat deskripsinya.
- Mendefinisikan (definition): pengembangan dari parafrasa untuk menjelaskan makna agar lebih rinci.
- Mengklasifikasikan (classified): menhubungkan dengan kelas kata. Kelas tersebut dapat berupa cirinya.
Para ahli bahasa meyakini bahwa makna kata tidaklah tunggal. Satu simbol dapat mewakili lebih dari satu bahkan memiliki padanan kata yang sangat beragam. Berikut lima jenis makna leksikal, yakni:
- Hiponim
Hiponim merupakan kata yang secara leksikon mewakili himpunan atau kelompok kata tertentu. Kata yang memiliki makna hiponim mewakili banyak hal, yang mengakibatkan generalisasi. Contohnya:
- Meronim
Meronim ialah kata yang secara leksikon merupakan bagian yang mewakili sesuatu secara keseluruhan. Maksudnya, jenis makna kata tersebut dapat mewakili makna lain yang lebih menyeluruh. Contohnya:
- Sinonim
Sinonim disebut juga persamaan kata. Kata yang secara leksikon (yang tertera dalam kamus) berbeda tetapi memiliki kedekatan atau persamaan makna. Contohnya:
Laki-laki – pria – cowok – jantan – jaka
Perempuan – wanita – gadis – betina – dara
Rendah – pendek – bawah
Tinggi – jangkung – atas – luhur
- Antonim
Antonim disebut juga lawan kata. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang berbeda atau bertolak belakang. Contohnya:
Gelap – terang
Tebal – tipis
Kuat – lemah
Panas – dingin
- Homonim
Homonim disebut juga persamaan bunyi. Kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan bentuk yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya:
Kata bulan memiliki bunyi dan bentuk yang sama tetapi maknanya dapat berbeda. Bulan dapat diartikan sebagai satelit alami yang mengitari bumi, tampak bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari. Namun kata bulan merujuk pada satuan penanggalan.
Kata jarak berarti ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Namun jarak juga dapat merujup pada tanaman perdu dengan bahasa latin Ricinus communis.
Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang ditimbulkan setelah dihubungkan dengan kalimat. Fungsi kalimat sebagai satuan kebahasaan memunculkan makna gramatikal pada sebuah kata.
Jenis makna kata ini terjadi akibat adanya afikasi (imbuhan), reduplikasi (pengulangan kata), komposisi, pembentukan frasa, klausa, serta kalimat.
Maka makna gramatikal disebut juga hubungan intra bahasa karena berkaitan dengan satuan bahasa lainnya dan maknanya tidak dapat berdiri sendiri.
Berdasarkan struktur kebahasaan dan hubungan antarkalimat, makna gramatikal dikelompokan sebagai berikut:
- Anomali
Makna yang menimbulkan penyimpangan atau kelainan karena tidak dapat diterima secara umum. Dari sudut pandang gramatikal, relasi makna anomali dipandang tidak logis. Contohnya:
Ayahku melahirkan.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali karena ayah merupakan sosok berjenis kelamin laki-laki. Umumnya laki-laki tidak memiliki rahim, sehingga tidak dapat melahirkan.
Anak yatim itu tinggal bersama ayahnya di rumah.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali yatim merujuk pada orang yang tidak memiliki ayah karena ditinggal mati.
- Ambigu
Makna yang kabur atau mengandung interpretasi dan multitafsir. Makna yang ditangkap seseorang dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Maka ambigu disebut juga makna ganda. Contohnya:
Saya makan dengan ikan.
Kalimat di atas dapat bermakna “saya makan menggunakan lauk ikan”, tetapi dapat juga diartikan sebagai “saya makan bersama dengan ikan”.
Dia bawa motor.
Kalimat di atas dapat bermakna “dia mengendarai motor”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “dia mengangkat motor”.
- Parafrasa
Disebut juga makna yang sepadan. Jenis makna kata ini mengungkapkan tataran makna gramatikal tanpa menghilangkan makna leksikal. Contohnya:
Saya adalah anak tunggal.
Kalimat tersebut setara dengan makna “saya tidak memiliki saudara kandung”.
Dian selalu datang tepat waktu.
Kalimat tersebut setara dengan makna “Dian tidak pernah datang terlambat”.
- Entailmen
Makna yang terjadi akibat proses pembentukan dan hubungan dengan makna lainnya. Suatu makna dapat menyimpulkan makna lain yang berhubungan. Contohnya:
Roni sekarang tidak bekerja.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “Roni pengangguran”.
Dia kuliah di Yogyakarta.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “dia adalah seorang mahasiswa”.
- Praanggapan
Disebut juga presuppotition. Makna kata yang ditimbulkan dari asumsi atau anggapan. Contohnya:
Orang berkacamata pasti pintar.
Semua orang kaya rupawan.
Orang Indonesia ramah.
- Kontradiksi
Makna kata yang menimbulkan pertentangan. Makna kata yang satu bertolak belakang dengan makna kata yang lainnya. Contohnya:
Orang miskin yang punya banyak mobil.
Kesedihan itu membuatnya bahagia.
- Inkonsistensi
Makna kata yang tidak selaras antara analogi dan obyek yang dianalogikan. Ketidakselarasan tersebut terjadi akibat makna kata yang tidak sepadan atau timpang. Contohnya:
Kakak merasa lebih tua dari adik.
Kalimat tersebut menjadi timpang karena kakak memang diartikan saudara yang lebih tua dari adik.
Mahasiswa lebih pintar dari anak SD.
Kalimat ini inkonsisten karena membandingkan kedua hal yang tidak sepadan. Tingkat pendidikan SD dan perguruan tinggi bedanya sangat jauh.
- Tautologi
Makna yang memuat pernyataan sebenar-benarnya sesuai keadaan sebenarnya tanpa diubah. Jenis makna ini berkaitan dengan fakta atau keadaan yang nyata. Contohnya:
Ibu saya seorang wanita.
Bola jatuh ke bawah.
Disclaimer:
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com,Widya/Kompas.com/Vanya Karunia Mulia Putri)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 SD Halaman 185 186 187: Makna Deru, Umpama, Rupanya dan di Kompas.com dengan judul Kata Dasar: Pengertian dan Contohnya
Sumber: Tribunnews.com
| Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 124 Kurikulum Merdeka: Bagaimanakah Prinsip Kerja Dari Balon Udara? |
|
|---|
| Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 88: Apa judul teks yang sudah kalian simak? |
|
|---|
| Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 2 Halaman 162: Lani Mengenal Banyak Gaya Gambar Sejak Ikut |
|
|---|
| Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 2 Halaman 161: Kegiatan Apa Yang Membuat Lani Suka Menggambar? |
|
|---|
| Jawaban Informatika Kelas 4 Halaman 19: Pernahkah Kalian Membuat Dokumen Dengan Microsoft Word? |
|
|---|