Breaking News:

Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 SMP Halaman 123, Mencermati Teks Eksplanasi

Soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123, unsur kebahasaan

Editor: Talitha Desena
Freepik/@storyset
Ilustrasi unsur-unsur kebahasaan, soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban pelajaranBahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123 yang akan mengajak anak-anak untuk mencermati unsur-unsur kebahasaan dalam teks eksplanasi.

Simak dengan baik soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123, dimana anak-anak akan mencari unsur-unsur kebahasaan dalam teks berjuduul 'Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan BMKG'.

Dengan mengerjakan soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123, diharapkan anak-anak dapat memahami dengan baik unsur-unsur kebahasaan.

Berikut adalah kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP halaman 123.

Halaman 123 tersebut masuk ke dalam Bab 4 berjudul Aksi Nyata Para Pelindung Bumi bagian D, yakni Menelaah Unsur Kebahasaan dalam Teks Berita.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 55-56: Apa Saja Bukti Teks Berbentuk Eksplanasi?

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 202 Buat Karya Ilmiah dengan Topik yang Kamu Kuasai

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 123

Kegiatan 6: Mencermati Unsur Kebahasaan dalam Berita Eksplanasi

Temukanlah unsur-unsur bahasa dalam berita eksplanasi "Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan BMKG", lalu lengkapilah tabel di bawah ini dengan contoh-contoh kalimat yang mengandung unsur kebahasaan ini.

Tabel 4.7 Unsur Kebahasaan dalam Berita Eksplanasi

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 123
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 123: Unsur Kebahasaan

 

Jawaban:

1. Kalimat tunggal - ada

Penggunaan dalam kalimat: Warganet ramai memperbincangkan video viral tentang awan berbentuk tsunami di atas Kota Meulaboh Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020).

2. Kalimat majemuk - ada

Penggunaan dalam kalimat: Antisipasi bagi para nelayan yaitu agar berlindung dan menjauhi daerah tersebut karena dapat menyebabkan angin kencang, serta hujan lebat yang disertai kilat atau petir.

3. Konjungsi kronologis - ada

Penggunaan dalam kalimat: Dijelaskan Miming, awan arcus ini terbentuk sebagai hasil ketidakstabilan atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara yang lebih dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembab naik. "Sehingga terbentuklah tipe awan arcus yang pola pembentukannya horizontal," jelasnya.

4. Konjungsi kausalitas - ada

Penggunaan dalam kalimat: Kondisi cuaca buruk atau ekstrem yang bisa terjadi di antaranya adalah angin kencang serta hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir. Oleh sebab itu, Miming menegaskan kepada masyarakat agar dapat tetap waspada dengan segala potensi yang bisa terjadi itu.

5. Kata ganti - ada

Penggunaan dalam kalimat: Menanggapi viralnya video fenomena awan tersebut, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin, pun angkat bicara.

Konjungsi dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi wanita membaca buku
Ilustrasi wanita membaca buku (Lucrezia Carnelos on Unsplash)

Konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antarkata, antarfrasa, antarklausa, maupun antarkalimat.

Konjungsi juga dikenal dengan sebutan kata sambung. Konjungsi dalam kalimat berfungsi agar susunan kata atau kalimat memiliki keterkaitan (koherensi). 

Terdapat tiga macam konjungsi dalam bahasa Indonesia, berikut uraiannya: 

Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya setara. Konjungsi ini menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk kelompok ini sebagai berikut: 

Berfungsi menjumlahkan (dan, dengan, serta)

Contoh:

  1. Kemarin, saya dan adik menengok nenek di desa.
  2. Ibu dengan ayah  menjenguk paman di rumah sakit.
  3. Mereka memasak serta membersihkan rumah sepanjang hari

Berfungsi memilih ( atau)

Misalnya: Mana yang kamu pilih, yang besar atau yang kecil?

Berfungsi mempertentangkan (tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya)

Seperti:

  1. Ia ingin berangkat ke sekolah, tetapi hujan turun
  2. Mereka sudah berkali-kali dinaasihati, namun tetap membandel.
  3. Ibu hendak menjemur pakaian, sedangkan di luar hujan mulai turun
  4. Adik suka makan bakso, sebaliknya saya tidak suka makan bakso.

Berfungsi membetulkan (melainkan, hanya)

Contoh:

  1. Dia tidak masuk sekolah bukan karena malas, melainkan karena sakit.
  2. Sotomu enak sekali, hanya kurang panas.

Berfungsi menegaskan (bahkan, malah, lagipula, apalagi, jangankan)

Misalnya: 

  1. Ayah sangat mendukungku, bahkan membelikan semua keperluanku.
  2. Dia tidak mengerjakan PR, malah bermain sampai sore.
  3. Kamu tidak usah menyiram bunga. Lagipula, kemarin sore hujan turun
  4. Jalan-jalan di kotaku macet, apalagi pada pagi hari.
  5. Jangankan berjalan, bangun dari tempat tidur pun ia tak mampu.

Berfungsi membatasi (kecuali, hanya)

Contoh:

  1. Kita akan pergi ke kebun binatang, kecuali hari turun hujan.
  2. Saya akan berangkat ke kota, hanya agak siang.

Berfungsi mengurutkan (kemudian, selanjutnya, lalu)

Contoh:

  1. Mula-mula kami duduk bersama, kemudian kami mendiskusikan rencana kegiatan.
  2. Ibu pergi ke pasar, selanjutnya mengantar makanan ke rumah nenek.
  3. Saya membersihkan halaman, lalu menyiapkan makan siang.

Berfungsi menyamakan ( ialah, adalah, bahwa, yakni)

Misalnya:

  1. Yang kami perlukan ialah beras, minuman, pakaian, dan tempat inggal.
  2. Para relawan adalah orang-orang yang mau bekerja dan menolong tanpa mengharapkan imbalan apapun.
  3. Kabar bahwa gadis itu hilang telah menyebar di kampung ini.
  4. Kedua temanku, yakni Wati dan Rina, akan datang menjemputku.

Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya tidak setara.

Kalimat yang terbentuk dari konjungsi ini berjenis kalimat majemuk bertingkat. Macam-macam konjungsi subordinatif adalah sebagai berikut:

  • Menyatakan sebab (sebab, karena)

Contoh: Rokok tidak baik untuk kesehatan manusia karena dapat menimbulkan gangguan pada paru-paru kita

  • Menyatakan persyaratan (kalau, jikalau, jika, bila, bilaman, apabila,asal)

Misalnya: Kalau ingin hidup sehat, kita harus rajin berolah raga dan mengonsumsi makanan yang berserat tinggi. 

  • Menyatakan tujuan (agar, supaya, untuk, guna)

Seperti: Kita harus rajin berolah raga agar selalu sehat dan punya daya tahan tubuh yang tinggi.

  • Menyatakan waktu (ketika, saat, waktu, sebelum, sesudah sejak, sambil, selama)

Contohnya: Ketika daya tahan tubuh lemah, berbagai penyakit dapat menyerang kita.

  • Menyatakan akibat (sampai, hingga, sehingga)

Misalnya: Akibat peristiwa itu, ia dirawat di rumah sakit sampai satu minggu.

  • Menyatakan batas kejadian (sampai, hingga)

Seperti: Kami membakar sampah yang menumpuk itu sampai habis.

  • Menyatakan penegasan (meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun)

Contohnya: Meskipun banyak manfaatnya, internet juga menimbulkan hal-hal negatif.

  • Menyatakan pengandaian (seandainya, andaikata)

Misal: Seandainya setiap warga mempunyai kesadaran membuang sampah di tempat sampah, banjir ini tidak akan terjadi.

  • Menyatakan perbandingan (seperti, laksana)

Contohnya: Internet bagi siswa seperti dua sisi mata uang yang berbeda.

Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk mengubungkan jalimat satu dengan kalimat lain yang berada dalam satu paragraph. Macaam konjunsi ini adalah sebagai berikut:

  • Menghubungkan dan mengumpulkan (jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian)

Contohnya: Internet dapat membatu siswa mencari materi dengan cepat. Internet juga dapat membuat siswa belajar tanpa terbatas pada buku.Jadi,internet dapat digunakan siswa untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

  • Menyatakan penegasan (lagipula, apalagi)

Contohnya: Setiap warga harus mempunyai  kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini dapat menghindarkan warga dari gangguan kesehatan. Lagipula, lingkungan yang bersih akan membuat warga menjadi lebih nyaman.

  • Menyatakan pertentangan, mengontraskan (namun, sebaliknya)

Contohnya: Internet dapat membatu siswa mencari materi dengan cepat. Internet juga dapat membuat siswa belajar tanpa terbatas pada buku. Namun, internet juga dapat membuat siswa menjadi lupa waktu untuk.

Demikian penjelasan mengenai konjungsi dalam bahasa Indonesia. Dengan mengetahui bagaimana konjungsi dan penggunaanya, diharapkan siwa semakin mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

*) Disclaimer:

 Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

*) Disclaimer:

Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com, Widya/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 123: Unsur Kebahasaan dan di Kompas.com dengan judul Konjungsi dalam Bahasa Indonesia

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
soalkunci jawabanpelajaranBahasa IndonesiaKurikulum MerdekaKelas 7SMPhalaman 123tekseksplanasiunsurkebahasaan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved