Breaking News:

Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN IPS Kelas 7 Halaman 212 Kurikulum Merdeka, Mitos Atau Fakta dari Budaya Batak

Inilah soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka, mitos dan fakta budaya batak

Editor: Talitha Desena
Shutterstock/Lenisecalleja Photograhy
Ilustrasi budaya Batak, soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka, anak-anak akan mempelajari mengenai mitos dan fakta dari budaya Batak.

Perhatikan dengan seksama soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka, dimana anak-anak akan menjawab mitos atau fakta dari pernyataan terkait budaya Batak.

Dengan mengerjakan soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka, anak-anak dapat menambah wawasan mengenai budaya Batak yang selama ini belum diketahui.

Berikut ini kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban mata pelajaran IPS kelas 7 SMP dalam artikel ini hanya sebagai referensi atau panduan siswa dalam belajar.

Sebelum melihat kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka, siswa dapat terlebih dahulu mengerjakan soalnya sendiri.

Pada Lembar Aktivitas 4, peserta didik diminta untuk menyelidiki suatu pernyataan terkait Orang Batak.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 159 Kurikulum Merdeka, Tulis Majas-majas dalam Puisi

Baca juga: KUNCI JAWABAN IPS Kelas 7 Halaman 195 Kurikulum Merdeka, Fungsi Hutan dalam Kegiatan Produksi

fsfsefsw
Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 212 kurikulum merdeka tentang orang Batak cenderung berbicara dengan nada tinggi

 

Lembar Aktivitas 4

Soal

Selidiki pernyataan di bawah ini merupakan mitos ataukah fakta:

Orang Batak cenderung berbicara dalam nada tinggi dan setengah berteriak. Hal ini terjadi akibat mayoritas masyarakat yang tinggal di dataran tinggi dengan rumah yang jaraknya saling berjauhan.

Kebiasaan tersebut terbawa hingga saat ini, walaupun jarak rumah sudah semakin berdekatan.

Jawaban

Orang Batak terkenal dengan suaranya yang besar, lantang dan keras. Karena suaranya sangat besar banyak yang bilang kalau orang Batak sedang ngobrol malah seperti lagi berantem.

Suku Batak memiliki ciri khas yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya salah satunya adalah terkenal dengan nada bicaranya yang tinggi.

Nada bicara yang tinggi sudah menjadi kebiasaan dari orang dari Suku Batak meskipun tidak semua orang suku Batak memiliki nada bicara yang tinggi.

Kebiasaan berbicara dengan nada tinggi bukan berarti menandakan orang dari Suku Batak memiliki kepribadian tempramental atau suka marah-marah.

Salah satu penyebab kebiasaan Suku Batak berbicara dengan nada tinggi adalah terkait letak geografis tempat tinggal orang dari Suku Batak.

Konon katanya, pada zaman dahulu, orang Batak di kampung banyak yang tinggal di daerah pegunungan dimana jarak rumah satu dengan yang lainnya berjauhan.

Jadi, kalau ingin berkomunikasi mereka harus berteriak dengan lantang agar terdengar. Sebab itu suara orang Batak sangat keras dan besar. Nah, efek teriak-teriak tadi yang sepertinya terbawa sampai sekarang.

Suku Batak: Bahasa, Agama, Marga, dan Kebudayaan

Suku Batak merupakan suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik pada 2010, populasi Suku Batak di Indonesia mencapai 8.466.969 juta jiwa.

Angka tersebut sama dengan 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia kala itu.

Di Sumatera Utara, Suku Batak mendiami beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.

Sistem kekerabatan

Suku Batak terbagi ke dalam enam kategori atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Setiap puak memiliki ciri khas nama marga, yang berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan.

Karena orang Batak menganut paham garis keturunan bapak (patrilineal), maka dengan sendirinya marga tersebut juga berasal dari bapak.

Satu puak dapat terdiri dari banyak marga. Sedangkan untuk menemukan seseorang berasal dari garis keturunan mana dan bagaimana posisinya dalam sebuah marga, dapat menggunakan Torombo.

Orang Batak meyakini bahwa dengan menggunakan Torombo dapat diketahui asal-usul seseorang yang berujung pada Si Raja Batak.

Agama orang Batak

Mayoritas orang Batak beragama Kristen Protestan, Katolik, dan sebagian lagi beragama Islam.

Selain itu, ada pula masyarakatnya yang menganut kepercayaan tradisional seperti agama Malim dan animisme.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penganut kepercayaan tradisional semakin berkurang.

Bahasa Suku Batak

Suku Batak menggunakan beberapa logat dalam kehidupan sehari-harinya, sebagai berikut.

  • Logat Karo, dipakai oleh orang Karo
  • Logat Pakpak, dipakai oleh Pakpak
  • Logat Simalungun, dipakai oleh Simalungun
  • Logat Toba, dipakai oleh orang Toba, Angkola, dan Mandailing.

Budaya Suku Batak

Suku Batak memiliki Tradisi Mangulosi, yakni acara pemberian kain tenun khas Batak yang diberi nama ulos.

Oleh masyarakat Batak, kain ulos mempunyai makna pemberian perlindungan dari segala cuaca dan keadaan.

Biasanya, orang yang mangulosi adalah sosok yang dituakan dalam adat Batak atau disebut hula-hula.

Selain Tradisi Mangulosi, Suku Batak dikenal memiliki tari tor-tor, yang dipertunjukkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, ritual keagamaan, dan menyambut tamu.

Dalam berbagai macam acara tersebut, biasanya dimainkan alat musik Suku Batak sejenis gamelan yang disebut dengan lima taganing.

Rumah Suku Batak

Suku Batak memiliki rumah adat bernama Rumah Bolon, yang bermakna rumah besar, karena ukurannya memang cukup besar.

Rumah adat ini adalah simbol status sosial masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara.

Rumah Bolon berbentuk panggung, yang didirikan di atas tiang kayu atau balok kayu sebagai penyangga.

Dindingnya terbuat dari kayu dan berbentuk miring, yang ukurannya semakin ke atas akan dibuat semakin lebar. Pada dinding bagian atas juga terdapat ukiran khas Sumatera Utara.

Rumah Bolon umumnya memiliki panjang antara 10-20 meter dan atapnya berbentuk segitiga.

Di bawahnya terdapat kolong setinggi sekitar dua meter yang digunakan untuk memelihara hewan ternak.

Untuk menuju pintu rumah, dibangun sebuah tangga dengan jumlah anak tangganya selalu ganjil.

Referensi:

  • Pram. (2013). Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya. Jakarta: Niaga Swadaya.

*) Disclaimer:

 Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Pondra Puger/Kompas.com/Widya Lestari Ningsih)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 212 Kurikulum Merdeka: Pernyataan Mitos atau Fakta dan di Kompas.com dengan judul Suku Batak: Bahasa, Agama, Marga, dan Kebudayaan

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
soalkunci jawabanpelajaranIPSilmu pengetahuan sosialKelas 7SMPHalaman 212Kurikulum Merdeka
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved