Breaking News:

Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN IPA Kelas 10 Halaman 12 Kurikulum Merdeka, Mengukur 1 Benda dengan 3 Alat Berbeda

Inilah soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12 mengenai pengukuran

Editor: Talitha Desena
Ode/Majalah Bobo
Ilustrasi, soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12 ini akan mengajarkan anak-anak mengenai cara mengukur.

Perhatikan dengan baik bagian soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12, dimana anak-anak akan membandingkan 3 alat ukur saat mengukur sebuah benda yang sama.

Dengan mengerjakan bagian soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12, anak-anak dapat menambah pengetahuan mengenai pengukuran.

Berikut ini kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 halaman 12.

Kunci jawaban mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kurikulum Merdeka kelas 10 SMA dalam artikel ini hanya sebagai referensi atau panduan siswa dalam belajar.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa dapat terlebih dahulu mengerjakan soalnya sendiri.

Di halaman 12 Bab 1 tentang pengukuran dalam kegiatan kerja ilmiah, pada bagian Aktivitas 1.3, membahas soal mengukur benda yang sama.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Informatika Kelas 7 Halaman 30 kurikulum Merdeka, Rangkai Gelang Berdasar Warna

Baca juga: KUNCI JAWABAN PAI Kelas 10 Halaman 117-119 Kurikulum Merdeka, Praktik Transaksi Keuangan Syariah

Kunci jawaban IPA kelas 10 halaman 12 kurikulum merdeka tentang mengukur benda yang sama.
Kunci jawaban IPA kelas 10 halaman 12 kurikulum merdeka tentang mengukur benda yang sama.

 

Aktivitas 1.4

Soal

1. Kalian akan mengukur satu benda yang sama, dengan menggunakan tiga alat ukur yang berbeda. Menurut pendapat kalian, apakah basil pengukurannya akan sama atau berbeda? Jelaskan alasannya. 

2. Salinlah dan isi tabel dengan hasil pengukuran ketiga alat tersebut pada buku latihan kalian.

3. Berdasarkan aktivitas yang dilakukan, adakah besaran yang diukur dengan alat ukur yang tidak sesuai? Besaran apa saja yang diukur dengan alat ukur yang tidak sesuai? Jelaskan mengapa alat ukurnya tidak sesuai?

4. Berdasarkan hasil perbandingan hasil pengukuran yang Kalian dapatkan, alat ukur apa yang cocok dan tidak cocok untuk mengukur diameter baut? Seberapa teliti pengukurannya? Jelaskan alasannya.

Jawaban

1. Hasil pengukurannya akan berbeda.

Alasannya karena masing-masing alat memiliki ketelitian yang berbeda sehingga akan menghasilkan perbedaan nilai pengukuran dalam rentang beberapa milimeter (mm).

2. - (Jawaban diisi oleh siswa sendiri, karena berkaitan dengan praktek pengukuran)

3. - Diameter dan diameter luar tutup botol harus tidak diukur dengan penggaris dan mikrometer sekrup.

Alasannya penggaris dan mikrometer sekrup tidak memiliki rahang dalam dan rahang luar untuk pengukuran diameter dengan akurat.

- Panjang botol panjang buku tulis dan lebar buku tulis tidak harus diukur dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup.

Alasannya karena bentuk alat ukurnya kurang mendukung untuk pengukuran benda-benda tersebut.

4. - Alat ukur yang cocok untuk dapat mengukur diameter baut adalah jangka sorong dengan ketelitian sampai 0,025 mm.

Alasannya karena jangka sorong memiliki rahang dalam yang sangat cocok untuk pengukuran diameter.

- Alat ukur yang tidak cocok untuk mengukur diameter baut adalah penggaris dan mikrometer sekrup karena proses pengukurannya sulit sehingga tidak akurat.

Pengukuran: Pengertian Para Ahli, Macam, Cara Penggunaan, dan Rumusnya

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering melakukan pengukuran. Pembuatan rumah, gedung, jembatan, jalan raya, furnitur, pakaian, sepatu, dan produk lainnya menggunakan pengukuran dalam proses desain produknya.

Pengertian pengukuran

Namun apakah sebenarnya pengukuran itu? Untuk mengatahui jawabannya, berikut adalah pengertian pengukuran menurut para ahli:

  • Nunnally dan Bernstein

J. C. Nunnally dan I.H. Bernstein dalam buku The Asessment of Reliability. Psychometric Theory (1994) menyebutkan bahwa pengukuran adalah aturan untuk menetapkan simbol ke obyek.

Sehingga mewakili jumlah atribut secara numeric (penskalaan) dan menentukan apakah obyek termasuk dalam kategori yang sama atau berbeda sehubungan dengan atribut yang diberikan.

  • Calongesi

J.S. Calongesi dalam buku Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa (1995) menyebutkan pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.

  • Wiersma dan Jurs

W. Wiersma dan S. Jurs dalam buku Educational Measurement and Testing (1990) menyebutkan bahwa pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.

  • Umar

J. Umar dalam Pengantar Penilaian Pendidikan (1991) menyebutkan bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi data secara kuantitatif.

  • Allen dan Yen

M.J. Allendan W.M. Yen dalam buku Introduction to Measurement Theory (1997) menyebutkan bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari individu tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran yang sesuai. 

Macam-macam pengukuran

Pengukuran berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Berikut penjelasannya:

  • Pengukuran langsung

Dilansir dari Study, pengukuran langsung adalah jenis pengukuran yang secara eksplisit mengambil karakteristik obyek yang ingin diukur tanpa perlu memprosesnya terlebih dahulu.Misalnya ketika mengukur lebar lapangan bola bisa langsung dilakukan menggunakan meteran dan hasilnya bisa langsung di dapatkan.

Contoh lain dari pengukuran langsung adalah pengukuran panjang dengan meteran, pengukuran berat dengan timbangan, pengukuran waktu dengan stopwatch, dan juga pengekuran suhu dengan termometer.

  • Pengukuran tidak langsung

Adapun pengukuran tidak langsung yaitu jenis pengkuran yang hasilnya tidak langsung di dapatkan, melainkan harus dikonversi atau diproses terlebih dahulu.

Misalnya pengukuran luas lapangan harus dilakukan dengan mengukur besaran lain yaitu panjang dan lebar lapangan. Luas baru bisa didapatkan dengan cara mengkalikan panjang dan lebar lapangan tersebut.

Contoh lain dari pengukuran idak langsung adalah pengukuran volume, pengukuran massa jenis, pengukuran nilai rata-rata, pengukuran gaya suatu benda, pengukuran besar medan magnet, dan juga medan listrik.

Cara penggunaan alat ukur

Pengukuran suatu benda harus dilakukan dengan alat ukur yang sesuai dengan jenis besaran yang diukur.

Alat ukur memiliki skala yang seragam sesuai dengan standar, sehingga pengukuran di suatu negara akan sama dengan pengukuran di negara lain. Berikut adalah alat ukur berdasarkan besaran yang diukurnya:

  • Alat ukur listrik

Pengukuran listrik dapat menggunakan berbagai alat ukur baik yang bersifat analog maupun yang bersifat digital. Alat ukur listrik dapat berupa voltmeter, ohmmeter, galvanometer, amperemeter, kembatan wheatsone, dan juga avometer.

  • Alat ukur waktu

Pengukuran waktu dapat menggunakan alat ukur waktu berupa jam, jam pasir, stopwatch, bahkan jam atom yang memiliki ketelitian tinggi. Standar internasional waktu adalah detik yang disimbolkan sebagai s.

  • Pengukuran massa

Pengukuran massa dapat menggunakan alat ukur berupa timbangan. Ada berbaga jenis timbangan misalnya timbangan analog, neraca pegas, neraca lengan, neraca ohauss, hingga neraca digital. Standar internasional massa adalah kilogram yang disimbolkan dengan m.

  • Pengukuran panjang

Pengukuran panjang dapat menggunakan alat ukur panjang berupa penggaris, meteran, jangka sorong, ataupun mikrometer sekrup, sesuai dengan panjang dan ketelitian yang ingin diukur.

Setelah mengetahui besaran yang ingin diukur dan memilih alat ukur yang tepat, maka pengukuran bisa langsung dilakukan.

Pengukuran dilakukan lebih dari dua kali untuk mendapatkan hasil yang tepat, minimal sebanyak tiga kali pengukuran. Nilai pengukuran yang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dituliskan.

Rumus pengukuran

Dalam pengukuran biasanya terjadi ketidakpastian. Dilansir dari Science Education Resource Center at Carleton College, ketidakpastian pengukuran adalah rentang nilai yang mungkin terjadi perbedaan antara nilai yang terukur dengan nilai yang sebenarnya.

Ketikdakpastian pengukuran dapat dihitung dengan menghitung rata-rata hasil pengukuran dengan rumus sebagai berikut:

Setelah mendapatkan nilai rata-rata hasil pengukuran, maka bisa dicari ketidakpastian pengukurannya melalui rumus:

Rumus ketidakpastian pengukuran(Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI)
Rumus ketidakpastian pengukuran(Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI)

Misalnya dari suatu pengukuran didapat panjang sebuah benda adalah 1,6754 cm dengan nilai ketidakpastian 0,0329 cm. Maka dapat simpulkan pengukuran tersebut memiliki kemungkinan salah ukur sebanyak 0,0329 cm dari hasil 1,6754 cm.

*) Disclaimer:

 Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Pondra Puger/Kompas.com/Silmi Nurul Utami)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Halaman 12 Kurikulum Merdeka: Mengukur Benda yang Sama dan di Kompas.com dengan judul Pengukuran: Pengertian Para Ahli, Macam, Cara Penggunaan, dan Rumusnya

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
soalkunci jawabanIPAIlmu Pengetahuan AlamKelas 10halaman 12Kurikulum Merdekapengukuran
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved