Breaking News:

Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN IPS Kelas 10 SMA Halaman 26 Kurikulum Merdeka, Teladan Bung Hatta yang Patut Dicontoh

Berikut ini soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka

Editor: Talitha Desena
Arsip Negara
Bung Hatta, soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka yang akan membahas mengenai kisah Moh Hatta.

Simak dengan baik bagian soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka, dimana anak-anak merundingkan sosok Bung Hatta sebagai penggerak sejarah Indonesia.

Diharapkan dengan menyelesaikan bagian soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka, anak-anak dapat mempelajari sosok Moh Hatta.

Berikut kunci jawaban mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 10 SMA halaman 26 Kurikulum Merdeka.

Halaman tersebut, ada di Tema 1 yang berjudul Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang dan Waktu.

Di halaman tersebut siswa diminta untuk menjawab soal Lembar Aktivitas 3.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 7 Halaman 121 Kurikulum Merdeka, Rasio Penebangan & Penanaman

Baca juga: KUNCI JAWABAN IPS Kelas 10 SMA Halaman 32 33 Kurikulum Merdeka, Trem Sebagai Simbol Penjajahan

Belajar di rumah
Belajar di rumah (Telegraph)

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 26 Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 26 Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 26 Kurikulum Merdeka

 

Lembar Aktivitas 3

Mohammad Hatta: “Setiap Perbuatan Adalah Demi Negara Yang Dicintai, Janganlah Berkhianat.”

1. Menurut pendapat kalian, mengapa Bung Hatta dimasukkan sebagai salah satu penggerak dalam sejarah Indonesia?

Jawaban: Karena jasa-jasanya dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia sangat besar.

Bung Hatta adalah salah satu kaum intelektual yang berjuang memerdekakan Indonesia tidak lewat peperangan namun lewat politik.

Pengaruhnya menggerakkan semangat nasionalisme bangsa ditakuti penjajah sehingga ia sering diasingkan.

2. Mengapa kisah Bung Hatta dapat menjelaskan bahwa beliau sebagai pelaku dan saksi sejarah?

Jawaban: Karena ia salah satu tokoh yang aktif berjuang mengupayakan kemerdekaan bangsa, sehingga ia bisa disebut sebagai pelaku sejarah sekaligus saksi, sebab ia ada dan menyaksikan langsung proses di mana Indonesia berjalan menuju kemerdekaannya.

3. Analisislah bagaimana pandangan hidup Bung Hatta mempengaruhi tindakannya?

Jawaban: A Bung Hatta bukan sekedar sosok yang intelek namun juga religus.

Pandangannya mengenai Ketuhanan sangat mempengaruhi gaya politiknya. Ia dikenal sebagai pribadi yang sangat jujur dan berani membela kebenaran meski bertaruh nyawa sekalipun.

4. Menurut pendapat kalian, dari sedikit kisah Bung Hatta dari artikel di atas, teladan apa yang patut kalian contoh? Mengapa hal itu patut dicontoh hingga zaman sekarang?

Jawaban: Menurut pendapat saya, teladan yang bisa saya contoh adalah bahwa nasib bisa diubah dengan belajar giat dan tekad yang keras, selain itu dalam memegang amanah kita harus jujur dan berani berdiri di atas kebenaran.

Hal ini patut dicontoh sampai kapanpun utamanya saat ini di mana bangsa kita mulai mengalami krisis moral termasuk dalam dunia politik di mana para pemangku kekuasaan jauh dari kata jujur, mementingkan nafsu dan tidak amanah terhadap rakyat.

Mengenal Sosok Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia

Mohammad Hatta atau Bung Hatta
Mohammad Hatta atau Bung Hatta (Arsip Negara)

Indonesia memiliki banyak pahlawan nasional, salah satu yang paling tersohor adalah Mohammad Hatta. Untuk lebih mengenal siapa itu Mohammad Hatta, marilak kita simak penjelasan di bawah ini!     

Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dengan nama asli Mohammad Athar.

Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang sering disandingkan dengan Ir. Soekarno.

Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal aktif dalam organisasi, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Awal karier di bidang politik

Kiprah Bung Hatta di bidang politik dimulai saat terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916.

Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat karena Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik.

Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik. Sampai pada tahun 1921, Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, yaitu Indische Vereeniging.

Pada awalnya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar.

Selanjutnya, organisasi tersebut berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij, yaitu Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Cipto Mangunkusumo bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Di perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karier dalam bidang politik sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925.

Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan  Kekuasaan.

Pada pidatonya, beliau mencoba menganalisa struktur ekonomi dunia yang ada pada saat itu berdasarkan landasan kebijakan nonkooperatif.

Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai tahun 1930 dengan perkembangan yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya jalan pikiran politik rakyat Indonesia.

Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Bierville, Prancis, pada tahun 1926.

Beliau mulai memperkenalkan nama Indonesia pada kalangan organisasi-organisasi internasional.

Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharlal Nehru.

Aktivitas politik Hatta pada saat organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat. 

Hatta akhirnya dibebaskan setelah berpidato dengan pidato pembelaan berjudul Indonesia Free.

Tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.

Diasingkan ke Papua

Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi  keras dari Hatta.

Beliau mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media. Akibat aksi Hatta tersebut, pemerintah Kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia dan menangkap para pimpinan partai untuk diungsikan ke Digul, Papua.

Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis di berbagai surat kabar. Beliau juga rajin membaca buku yang dibawanya dari Jakarta untuk kemudian diajarkan kepada teman-temannya.

Pada tahun 1935 saat pemerintahan Kolonial Belanda berganti, Hatta dan Sjahrir dipindah lokasikan ke Banda Neira. Di sana Hatta dan Sjahrir mulai memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah. Politik, dan lainnya.

Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942. Selang satu bulan, pemerintah Kolonial Belanda menyerah pada Jepang. Saat itu Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.

Awal Agustus 1945, BPUPKI berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan Soekarno sebagai dan Hatta sebagai wakil ketua.

Adapun, pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 tepatnya pukul 10.00 WIB, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.      

Bapak Koperasi Indonesia

Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan.

Beliau juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita citakannya.

Pada tanggal 12 Juli 1951, Hatta mengucapkan pidato di Radio mengenai hari jadi koperasi.  Lima hari setelahnya, Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.

Dengan latar belakang pendidikan ekonomi, disertai tekad untuk menolong rakyat yang menderita, beliau selalu menganjurkan agar masyarakat menjadi anggota koperasi.

Bung Hatta menginginkan agar koperasi menjadi wadah ekonomi yang dapat menolong masyarakat dari kemiskinan dan keterbelakangan.

Banyak sekali jasa Bung Hatta dalam perkembangan koperasi di Indonesia. Hal ini jelas dari gagasan Bung Hatta agar kekuatan-kekuatan ekonomi ada ditangan rakyat.

Agar kekuatan ekonomi dikuasai oleh rakyat banyak bukan oleh perusahaan. Untuk itu, Hatta bersama tokoh lainnya ikut aktif merintis Dewan Koperasi Indonesia (DKI), Gerakan Koperasi Indonesia (GKI), dan Kesatuan Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).

Konsep pemikiran Bung Hatta banyak diterima pada kongres koperasi 1 di Tasikmalaya dan Kongres Koperasi II. Beliau juga memberi gagasan pendirian Sekolah Menengah Ekonomi Jurusan Koperasi dan bahkan pendidikan tinggi koperasi. 

*) Disclaimer:

Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com,Widya/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 26 Kurikulum Merdeka  dan di Kompas.com dengan judul Mengenal Sosok Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
soalkunci jawabanpelajaranIPSilmu pengetahuan sosialKelas 10 SMAHalaman 26Kurikulum Merdeka
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved