Berita Viral
GEGARA Lapar, Karya Seni 'Pisang Dilakban' Seharga Rp 1,7 M Dimakan Mahasiswa, Museum di Seoul Heboh
Pisang karya seni di pameran disantap oleh mahasiswa di Korea Selatan karena kelaparan belum sarapan.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebuah museum di Kota Seoul, Korea Selatan baru saja dihebohkan dengan hilangnya mahakarya pisang seharga Rp 1,7 miliar.
Usut punya usut, raibnya pisang yang dipajang dan dilakban pada dinding museum tersebut disantap oleh seorang mahasiswa.
Mahasiswa yang menjadi pengunjung museum tersebut memiliki alasan tersendiri mengapa nekat memakan pisang tersebut.

Ternyata pada saat mengunjungi museum tersebut, perut mahasiswa tersebut tengah keroncongan.
Alhasil, dia nekat memakan pisang bernilai fantastis.
Diketahui, pisang tersebut merupakan mahakarya instalasi terkenal seniman Italia bernama Maurizio Cattelan.
Dalam insiden ini, mahasiswa tersebut bernama Noh Huyn-soo.
Aksi Noh Huyn-soo sempat terekam kamera pengunjung lainnya.
Dalam video tersebut, dengan berani dia mengeluarkan pisang yang ditempelkan di dinding Museum Seni Leeum di Seoul, Korea Selatan.
Baca juga: Kedai Sepi, Artis Geram Diduga Ada Orang Sirik Kirim Guna-guna, Jam 3 Pagi Tebang Pohon Pisang
Ia lantas mengupasnya dan memakannya di depan pengunjung yang tertegun.
Tak lama kemudian, dia menempelkan kembali kulit pisang ke dinding menggunakan alat yang sama, tape.
Setelah menyantap pisang tersebut, ia berjalan pergi dengan seringai puas.
Rekaman Noh Huyn-soo memakan karya seni pisang Cattelan diunggah di akun Instagram @shwan.han.
Akun instagram tersebut menulis caption menohok sebagai berikut:
"Dikenal sebagai pisang termahal di dunia 'The Comedian' oleh Maurizio Cattelan, Makan ini... heh heh heh heh , Apakah itu disengaja atau terorisme?".
Dilansir dari The Guardian, insiden itu direkam oleh seorang teman Noh, seorang mahasiswa di Universitas Nasional Seoul.
Video tersebut berlangsung selama lebih dari satu menit.
Ketika pihak museum syok dan mencekal Noh.
Baca juga: AKSI Arya Saloka Jualan Pisang Goreng Bareng Arie Kriting, Sibuk Lakukan Ini, Sampai Jadi Tontonan

Mereka lantas bertanya kepada Noh mengapa dia makan pisang, dia menjawab bahwa dia lapar setelah melewatkan sarapan.
Dia kemudian mengatakan kepada penyiar KBS bahwa menurutnya "merusak karya seni modern juga bisa (diartikan sebagai) karya seni".
"Saya pikir itu akan menarik ... bukankah itu ditempel di sana untuk dimakan?" katanya.
Pisang yang merupakan bagian dari instalasi Komedian Cattelan tersebut diganti setiap dua atau tiga hari.
Cattelan, seorang pematung dan artis pertunjukan yang berbasis di New York dilaporkan telah diberitahu tentang kejadian tersebut.
Mendapati insiden tersebut, Cattelan tak begitu memusingkannya.
"Tidak masalah," jawab Cattelan
Insiden tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi di dunia.
Baca juga: SEMPAT Banting Tulang Jual Pisang Goreng, Kini Pinkan Mambo Beli Apartemen Baru, Lihat Isinya Mewah!

Selama pameran debut karya tersebut di Miami Art Basel pada tahun 2019, sebuah pisang dikeluarkan dari instalasinya dan dimakan oleh seniman pertunjukan David Datuna.
Datuna kemudian mengatakan kepada Guardian bahwa sementara dia menganggap Cattelan sebagai 'jenius"', dia mempermasalahkan jumlah uang yang sangat besar yang dihasilkan dari pisang seharga 20 sen.
Edisi pertama dan kedua yang dipajang di Miami Art Basel keduanya dijual seharga 120 ribu dollar atau sekitar Rp 1,7 miliar.
Sementara itu, edisi lainnya dijual seharga 150 ribu dollar atau sekitar Rp 2,2 miliar
“Saya telah bepergian ke 67 negara di seluruh dunia dalam tiga tahun terakhir, dan saya melihat bagaimana orang hidup,” kata Datuna.
“Jutaan orang mati tanpa makanan. Lalu dia menaruh tiga pisang di dinding seharga setengah juta dolar?” tambahnya lagi.

BERITA VIRAL LAINNYA, GURU SD Asal Bogor Ubah Limbah Pabrik Jadi Karya Seni Bernilai Ekonomi
Pensiunan guru SD asal Bogor ubah limbah-limbah pabrik jadi karya seni bernilai ekonomi.
Seorang pensiunan guru SD asal Bogor mampu merubah barang bekas jadi barang berharga.
Pensiunan guru tersebut merupakan Ahmad Nursyam yang lahir di Makassar dan kini tinggal di Bogor.
Semenjak resmi pensiun menjadi guru pada tahun 2013, Ahmad Nursyam mulai tekun menjalani profesi barunya.
Ahmad Nursyam sejak saat itu mulai profesi barunya sebagai pegiat karya seni.
Hal tersebut terbilang sangat berbeda dari kebanyakan guru yang kerap bingung untuk menikmati masa pensiunnya.
Memulai profesi baru nampaknya membuat Ahmad terus berpikir bagaimana perjalanan barunya bisa dinikmati oleh Ahmad.
Menjadi pensiunan guru, bukan untuk berhenti. Tapi, siap untuk melanjutkan berkarya.

Limbah-limbah pabrik seperti koran bekas, botol-botol air mineral mampu dirubah Ahmad Nursyam jadi barang bernilai ekonomi.
Selain itu barang-barang bekas lainnya berhasil digunakan olehnya sebagai bahan baku untuk membuat suatu karya seni yang bernilai.
Dilansir dari TribunnesBogor.com (30/9/2021) hal itu terbentuk atas dasar keprihatinan Ahmad Nursyam.
Ahmad Nursyam miris melihat barang-barang yang sudah tidak terpakai, tergeletak begitu saja.
Ahmad Nursyam tergerak untuk melakukan sesuatu supaya barang yang berserakan itu bisa dimanfaatkan.
“Barulah semenjak saya pensiun 2013, saya berinovasi betul-betul membuat produk daur"
"ulang limbah barang bekas menjadi karya seni yang bernilai ekonomi,” kata Ahmad Nursyam.
Hal tersebut tidak terasa baru baginya. Sebab, kesukaannya terhahap bidang seni sudah semenjak menjalani profesi guru.
“Tidak aneh memang. Saya dulu guru kesenian di SD. Jadinya tidak kaku lagi ketika harus memulai usaha baru di bidang kesenian”, tambahnya.
Beliau mengatakan, untuk terus mengasah keterampilan di keseniannya, ia suka memanfaatkan waktu luang untuk melukis dan membuat kerajinan.
Hal tersebut dilatarbekalangi oleh banyaknya sampah yang berserakan.
Sebagai seorang yang berlatar belakang seni, membuatnya berpikir bagaimana caranya terus berinovasi.
Mulai mengikuti perlombaan adalah salah satu bentuk usaha Ahmad supaya terus berkembang.
Kepiawaiannya dalam berinovasi memanfaatkan barang bekas mencatatkan namanya sebagai orang teladan pemerhati lingkungan hidup.

“Tahun 2016 mendapat penghargaan inovasi terbaik dalam ajang perlombaan Gelar Inovasi Daerah Tingkat Kabupaten Bogor. Hal tersebut cukup menarik perhatian banyak pihak,” ucapnya.
Tidak sampai di situ Ahmad berpikir terus bagaimana caranya terus berkembang.
Melalui program UMKM, daur ulang limbah dari barang bekas mulai diakui sebagai UMKM yang bergerak di bidang ekonomi kreatif.
“Semenjak saat itu, saya terus memperjuangan karya saya sebagai usaha yang mampu menghasilkan nilai ekonomi dan dikenal oleh banyak orang ,” katanya.
Sedari tahun 2013 Ahmad Nursyam aktif mengikuti pameran-pameran UMKM ekonomi kreatif.
Mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional bahkan Ahmad Nursyam pernah mewakili Kabupaten Bogor.
“Bahkan saya pernah diundang oleh Jokowi,” kata Pria penyuka Basuki Abdullah ini.
Segudang prestasi telah didapat dari kepiawain tangannya mengolah barang bekas menjadi barang yang bernilai seni tinggi dan bernilai ekonomi tinggi.
Berbagai proses panjang telah dilalui sebagai seorang pensiunan guru yang kini menekuni profesi baru.
Berkat kegigihan beliau, barang-barang hasil karyanya mulai dikenal oleh orang lain.Kini, Galeri Puspa Art banyak dikunjungi oleh pendatang.
“Sebelum Covid, orang Pemda Kabupaten Bogor membawa barang kerajinan saya ke Korea Selatan,” imbuhnya.
Suatu kebanggan tersendiri baginya mengingat kerajinannya yang merupakan olahan barang bekas bisa sampai ke Korea Selatan.
“Suatu kebanggan bagi saya bisa mewakilkan Kabupaten Bogor dengan barang kerajinan saya sampai mancanegara,” tambahnya.
Kehidupan kesenian memang selalu berhubungan dengan khalayak ramai.
Kondisi pandemi saat ini sempat membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda.
Kendati demikian, kondisi tersebut tidak membuat ia putus asa dalam berkarya.
“Saya harapannya sih tidak akan berhenti berkesenian dan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar saya."
"Malah, saya termotivasi untuk membagian ilmu saya kepada orang lain. Khususnya generasi muda,” tandasnya.(TribunPekanbaru/Theo Rizky/Tribunnewsmaker.com)
Berita ini telah diolah dari artikel TribunPekanbaru berjudul Pisang Karya Seni Senilai Rp 1,7 M Dimakan Mahasiswa Korea Karena Kelaparan
Sumber: Tribun Pekanbaru
Sore Sebelum Racuni 2 Anak Lalu Akhiri Hidup, Ibu Muda di Bandung Jabar Masih Sempat Jajan Basreng |
![]() |
---|
Sosok Raja Juli Antoni, Menhut yang Viral Main Domino dengan Azis Wellang Tersangka Pembalakan Liar |
![]() |
---|
Sosok Sujadi, Pria di Pagar Alam Sumsel yang Bohongi Warga dengan Daging Kambing Muda Padahal Kucing |
![]() |
---|
Istri Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur 10 M Ternyata Kerja Ojol & Jualan Online Demi Susu 3 Anak |
![]() |
---|
Puluhan Barang Ahmad Sahroni Dikembalikan, dari Mainan Hingga Sertifikat Tanah, 3 Orang Ditangkap |
![]() |
---|