Breaking News:

Berita Viral

Meresahkan! Para Gepeng 'Menguasai' Kota Maros, 1 Jam Nongkrong di Warkop Pengemis Datang Bergantian

Viral sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dipenuhi gempeng di banyak sudut kota.

Penulis: Candra Isriadhi
Editor: Dika Pradana
Freepik
Ilustrasi gelandangan. Viral sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dipenuhi gempeng di banyak sudut kota. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Viral sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dipenuhi gepeng di banyak sudut kota.

Perilaku gepeng alias Gelandangan dan Pengemis kini semakin meresahkan warga Kabupaten Maros, Sulsel.

Pasalnya di setiap sudut kota hampir pasti ada keberadaan gepeng.

Tentu ini jadi PR besar bagi pemerintah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari Tribun Timur (31/5/2023) para gepeng ini menyasar persimpangan jalanan protokol di Maros.

Gepeng di lampu merah bandara Sultan Hasanuddin, Maros.
Gepeng di lampu merah bandara Sultan Hasanuddin, Maros. (NURUL HIDAYAH/TRIBUN TIMUR)

Selain itu para gepeng juga menyasar warung makan hingga kedai kopi yang tersebar di Maros.

Sebenarnya dari pihak pemerintah sudah memberikan tindakan-tindakan untuk mengatasi permasalan gepeng ini .

Namun, setiap kali ditumpas para gempeng pasti bakal muncul kembali.

Kepala Satpol PP, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Maros, Jufri pun curiga kenapa gepeng selalu berkeliaran di Maros.

Baca juga: Lebih Produktif! Kabar Tini, Pengemis di Bogor Viral Punya Cek Rp 1,3 Miliar, Lakoni Profesi Baru

Menurutnya para gepeng ini ada yang mengkordinasi sehingga sulit ditertibkan.

“Dari dulu itu ada yang koordinir tapi tidak kelihatan."

"Terus gepeng yang ke warung-warung itu kerkedok menjual buku,"

"jika mereka menjual itu bukan gepeng namanya,” katanya.

Ilustrasi pengemis.
Ilustrasi pengemis. (Net VIA BANGKA POS)

Permasalahn gepeng di Maros kini sudah di tahap meresahkan.

Hal itu dikuatkan dengan pengakuan salah satu warga di Maros.

Menurut salah satu warga bernama Ahmad mengungkapkan jika dirinya setiap duduk di warung kopi pasti didatangi gepeng.

Baca juga: KESEHARIAN Tini Gelandangan di Bogor Punya Cek Rp 1,3 M, Tidur di Emperan, Ada Aset Motor & Tabungan

“Biasanya dalam waktu sejam saja saya duduk di warkop itu sudah didatangi gepeng yang berbeda-beda,” ucapnya.

Menurut Ahmad bahkan para gepeng tersebut tak menunjukkan penampilan yang seperti orang butuh bantuan.

Melain para gepeng tersebut terlihat bugar dan sehat.

Ahmad juga mengungkapkan jika sebulan terakhir ini keberadaan gepeng di Maros mulai banyak.

Ilustrasi gelandangan.
Ilustrasi gelandangan. (Freepik)

“Sebulan terakhir itu mulai banyak di Maros,” kata Ahmad.

Selain itu juga banyak para gepeng yang mengeksploitasi anak di bawah umur.

“Kalau kata orang-orang sih sepertinya ada yang koordinir ini gepeng,” tutupnya.

Sudah banyak warga yang tahu jika para gepeng ini ada yang mengkoordinasi.

Ikut Memberi Nasi Bungkus ke Gelandangan di Jalanan Semarang Bakal Didenda Rp 1 Juta

Pemerintah Kota Semarang kini memberlakukan peraturan yang meralang siapa pun untuk memberikan nasi bungkus di jalanan.

Jika tidak patuh maka pelanggar akan dikenakan denda sebesar Rp 1 juta.

Baca juga: Mirip Gelandangan Rambut Tak Terurus, Arya Saloka Tampil Kumuh Disebut Sinyal Balik ke Ikatan Cinta

melalui peraturan daerah (perda) nomor 5 tahun 2014 disebutkan setiap orang dilarang memberikan uang barang dalam bentuk apapun
kepada anak jalanan, gelandangan pengemis di jalanan umum dan traffic light.

"Termasuk memberikan nasi bungkus yang dilakukan di jalanan," terang Sub Koordinator Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Kota Semarang, Bambang Sumedi, kepada Tribunjateng.com, Sabtu (17/9/2022).

Para pemulung menunggu donatur memberikan nasi bungkus atau uang di Jalan arteri Soekarno-Hatta, Pedurungan, Kota Semarang.
Para pemulung menunggu donatur memberikan nasi bungkus atau uang di Jalan arteri Soekarno-Hatta, Pedurungan, Kota Semarang. (Capt foto / Iwan Arifianto.)

Melihat hal itu, ia meminta bilamana masyarakat akan melakukan donasi tersebut hendaknya disalurkan ke tetangga kiri-kanan, tempat ibadah, panti asuhan,dan lembaga sosial lainnya.

Semisal diberikan di Masjid biarkan yang membutuhkan akan mengambilnya sendiri.

"Diarahkan ke situ, jangan diberikan di jalanan. Memberi tidak apa-apa tapi di tempat yang tepat," terangnya.

Terpisah, pemulung Semarang, Purwanto mengatakan, setiap hari Jumat sore selalu mangkal di sekitaran jalan arteri Soekarno-Hatta, Pedurungan untuk menanti pemberian Jumat berkah para donatur.

Baca juga: Pengemis Mangkal di Bazar Ramadhan Dapat 800 Ribu dalam Waktu Singkat, Saat Dilihat Ternyata Bule!

Ia mangkal dengan gerobak berisi botol dan barang rongsokan lainnya.

Setiap mangkal tersebut mampu menerima tiga sampai empat nasi bungkus.

"Tak hanya nasi bungkus tapi adakalanya diberi uang tunai," jelasnya.

Ilustrasi gelandangan tewas, ternyata anak orang kaya raya, punya warisan Rp 12,56 M
Ilustrasi gelandangan tewas, ternyata anak orang kaya raya, punya warisan Rp 12,56 M (Facebook/Filipino Live Radio)

Ia menjelaskan, aktivitas menunggu pemberian donatur di jalan tersebut sudah dilakukan selama bertahun-tahun.

Selama mangkal di tempat itu pernah ditangkap Satpol PP selama satu kali.

"Pernah ketangkap waktu bulan ramadhan kemarin.

Tapi hanya di data lalu disuruh pulang," ucapnya.

Pemulung lainnya, Sumarni menuturkan, pemulung yang mangkal di jalan tersebut jumlahnya cukup banyak yakni 20 orang lebih.

"Iya biasa mangkal sini , memang banyak sekali karena banyak yang memberi," paparnya.

(TribunnewsMaker.com/Candra)

Tags:
berita viral hari inigelandanganpengemisMarosSulawesi SelatanSatpol PPpemerintah
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved