'Nyawa Nggak Bisa Dibeli!' Bergetar Suara Ortu MA, Anak Tewas Tenggelam saat MPLS, Minta Keadilan
Iman (39), orang tua MA (13), siswa baru SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal karena tenggelam meminta keadilan.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Iman (39), orang tua MA (13), siswa baru SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal karena tenggelam saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di Sungai Cileuleuy masih diselimuti duka mendalam.
Iman meminta keadilan atas apa yang menimpa anaknya. Terlebih pihak sekolah sebelumnya tak mengetahui keberadaan korban.
Padahal kegiatan tersebut menjadi tanggung jawab sekolah.
Suara Iman bergetar saat menceritakan kematian anaknya.
"Nyawa enggak bisa dibeli. Kami meminta keadilan," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Senin (24/7).
Iman mengatakan, sekalipun kegiatan di Sungai Cileuleuy saat MPLS itu jelas-jelas kegiatan resmi sekolah dan diikuti ratusan siswa, kegiatan tersebut seolah dilepas begitu saja tanpa ada pengawasan yang memadai dari pihak sekolah.
Baca juga: Guru Ditanya Tak Tahu Ortu Panik Anaknya Belum Pulang Sekolah, Ternyata Tewas saat MPLS, Tenggelam
Baca juga: INNALILLAHI! Ulang Tahun Kabupaten Buton Tengah Berubah Duka Cita, 9 Tewas Tenggelam, Kapal Terbalik

Iman menduga, pihak sekolah bahkan tak menyadari ada seorang peserta MPLS yang hilang saat kegiatan di sungai itu selesai.
Terbukti, pihak sekolah bahkan tak bisa menjawab saat istrinya datang ke sekolah untuk menanyakan keberadaan anak mereka, Sabtu (22/7) lalu.
"Saat istri saya datang ke sekolah bertanya tentang keberadaan anak kami, pihak sekolah tidak ada yang menjawab.
"Karena tak kunjung ada kabar, istri saya akhirnya kembali datang ke sekolah bersama warga sampai tiga kali.
Baru setelah itu kepala sekolahnya ikut mencari keberadaan anak saya," kata Iman.
“Kalau saja istrinya enggak datang ke sekolah dan tanya anak kami di mana, mungkin keberadaan anak kami belum diketahui hingga kini.
"Pihak sekolah enggak ada yang datang pas hari pertama anak kami hilang.
Enggak ada yang ngasih kabar ke sini," lanjutnya.
Di mata keluarga, kata Iman, MA adalah anak yang sangat baik.

"Dia enggak pernah pernah neko-neko," ujarnya.
Saat ditemukan, Sabtu sore, jasad MA masih mengenakan seragam pramuka.
"Kami meminta keadilan, kami ingin kasusnya diungkap," kata Iman.
Periksa Saksi
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, mengatakan sejumlah saksi telah dimintai keterangan terkait kasus ini.
Dari keterangan para saksi, diketahui ada 120 siswa baru SMPN 1 Ciambar yang mengikuti kegiatan lintas alam yang merupakan bagian dari kegiatan MPLS tersebut.

Sabtu itu, ujar Kapolres, para siswa baru mandi di sungai.
Acara berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 11.00.
"Pada pukul 14.30 WIB ditemukan oleh warga, salah satu siswa MOS SMPN 1 Ciambar telah tenggelam di sungai, keadaannya sudah meninggal dunia," ujar Maruly, kemarin.
Kasus meninggalnya siswa saat MPLS ini, ujar Maruly, ditangani oleh unit PPA Satreskrim Polres Sukabumi.
"Polsek Nagrak dan personel Unit PPA Satreskrim saat ini sedang mengumpulkan keterangan saksi.
Total tiga saksi, dua yang sudah dimintai keterangan, baik dari saksi yang ada di lokasi saat kejadian maupun dari pihak sekolah," ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun dari pihak SMPN 1 Ciambar.
Tribun Jabar sempat mendatangi sekolah tersebut, Senin (24/7).
Namun, pihak sekolah menolak memberikan keterangan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni membantah bahwa MA meninggal dunia saat mengikuti kegiatan MPLS. Kegiatan hiking di Sungai Cileuleuy, Sabtu lalu, ujarnya, bukan bagian dari MPLS.
"Siswa meninggal dunia di SMPN 1 Ciambar itu pada saat kegiatan hiking dan botram, jadi bukan di MPLS," kata Jujun
(TribunJabar)
Diolah dari artike tayang di TribunJabar.id
Sumber: Tribun Jabar
Bupati Klaten Hamenang Ajak Warga Bijak Sikapi Situasi Nasional |
![]() |
---|
Nasib Istri & 3 Anak Diplomat Zetro Purba, Jenazah Ayahnya di Peru Segera Dipulangkan ke Indonesia |
![]() |
---|
Alhamdulillah! Tunjangan Profesi Guru Non PNS Naik Rp 500 Ribu, Setiap Bulan Kini Dapat Rp 2 Juta |
![]() |
---|
Sosok A Bocah di Bawah Umur Jadi Tersangka Rusuh Demo, Terciduk Bareng Teman yang Bawa Bom Molotov |
![]() |
---|
Fakta Keluarga Nadiem Makarim, Franka Franklin Sang Istri Pebisnis Perhiasan, Anak Bungsu Masih Bayi |
![]() |
---|