Breaking News:

Berita Viral

Sosok Ngateman, 5 Tahun Jadi Tukang Ojek di Jakarta Kini Jadi Kades di Boyolali, Disegani Warga

Inilah sosok Ngateman, mantan tukang ojek di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang kini jadi kepala desa (Kades).

Editor: Eri Ariyanto
Tribunnews
Sosok Ngateman, 5 tahun jadi tukang ojek di Jakarta kini jadi Kades di Boyolali 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah sosok Ngateman, mantan tukang ojek di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang kini jadi kepala desa (Kades).

Sosok Ngateman viral setelah dirinya kini menjabat sebagai Kades Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Tak hanya itu, ternyata Ngateman juga disebutkan menjadi ketua paguyuban kades se-kecamatan Nogosari.

ILUSTRASI ojek online rampok hp korban
ILUSTRASI ojek online. (Istimewa)

Baca juga: SOSOK Dul Kosim, Terduga Kasus Narkoba Dianiaya 9 Polisi, Tewas Mengenaskan, Mayat Dibuang di Jurang

Seperti diketahui, Selama lima tahun, sejak tahun 2000, Ngateman bergelut dengan aspal panasnya Ibu Kota.

Meski terbilang hasilnya cukup lumayan saat itu, Ngateman tak bisa berlama-lama mengaspal di Jakarta.

Selain, karena sudah banyak kendaraan pribadi, dia juga harus 'maju' di tanah kelahirannya.

Pada tahun 2005 pun, Ngateman akhirnya memutuskan pulang kampung dan mendirikan warung makan di pinggir jalan Nogosari.

Setahun menggeluti dunia usaha, saatnya Ngateman memajukan desanya.

Sosok Ngateman, 5 tahun jadi tukang ojek di Jakarta kini jadi Kades di Boyolali
Sosok Ngateman, 5 tahun jadi tukang ojek di Jakarta kini jadi Kades di Boyolali (Tribunnews)

Baca juga: SOSOK TNI Gadungan yang Bikin Heboh Warga Serang, Kerap Bawa Senjata, Sudah Beraksi Selama 10 Tahun

"Tahun 2006, saya masuk anggota BPD (Badan Permusyawatan Desa) sampai tahun 2012," katanya dikutip dari Tribun Solo, Senin (31/7/2023).

Selama menjadi Ketua BPD, banyak hal yang dilakukan untuk masyarakat.

Itu juga yang membuat masyarakat untuk mendorongnya untuk maju dalam Pilkades Tegalgiri tahun 2013.

"Waktu jadi Ketua BPD masyarakat mungkin senang dengan saya, terus saya disuruh maju jadi lurah (Kades) gitu," ujarnya.

Menjadi kades itu merupakan keinginan warga.

Tak salah jika dalam Pilkades 2013 itu, Ngateman akhirnya terpilih sebagai Kades.

Selama menjabat Kades pada periode pertama itu, Ngateman banyak melakukan perubahan dan melayani masyarakat.

Sejak saat itu, dia kemana-mana selalu membawa stempel.

Sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk mendapatkan pelayanan administrasi.

"Ketemu warga di jalan, mau minta tanda tangan, saya layani. Jadi warga itu tidak perlu bolak balik ke kantor desa kalau hanya urusan administrasi umum," katanya.

Mudahnya dalam urusan administrasi, membuatnya tak punya saingan dalam Pilkades 2019.

Dia pun kembali terpilih untuk memimpin Tegalgiri hingga tahun 2025.

Berikut biodata singkat Kades Tegalgiri :

Nama: Ngateman

Tempat tanggal lahir: Boyolali, 10 Maret 1966

Alamat : Dukuh Wates RT 06 RW 05 Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari,

Nama Isteri: Bibit

Anak:

- 1. Eko Budiarto

- 2. Dwi Budiarti

- 3. Tri Budi Seno Prayoko

Riwayat Pendidikan:

- SD N Kepoh, Sambi

- SMP N 1 Sambi

- SLTA TP (SMK N 1 Mojosongo) 

Susmiati pekerja migran asal Desa Gumelar, Purwokerto
Susmiati pekerja migran asal Desa Gumelar, Purwokerto (Kompas.com)

Berita Lainnya, 10 Tahun Merantau, TKI Asal Purwokerto Berhasil Sekolahkan Anak hingga Jadi Jaksa

Kisah inspiratif Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berhasil sekolahkan anak hingga jadi jaksa.

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya, termasuk perjuangan menyekolahkan anaknya hingga menjadi orang sukses dan membanggakan.

Hal itu juga dilakukan oleh perempuan bernama Susmiati.

Susmiati merupakan pekerja migran asal Desa Gumelar, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Perempuan kelahiran 1977 itu rela mengadu nasib ke tiga negara demi menyekolahkan ketiga anaknya.

Baca juga: VIRAL! Seorang Pemuda Selamat Setelah Tenggelam di Laut Aceh Timur 2,5 Jam, 2 Temannya Meninggal

Pada 2002, ia memulai perantauan ke Singapura, Hong Kong, hingga Taiwan. Setelah kurang lebih 10 tahun, pada 2012 ia baru kembali ke pelukan anak-anak kesayangannya.

"Dulu anak pertama ditinggal dari kelas 3 SMP buat kerja ke Singapura, Hongkong, Taiwan, selama 10 tahun," tutur Susmiati kepada Kompas.com, Sabtu (17/6/2023) malam.

Ibu tiga anak itu menceritakan kisah pengorbanannya di perantauan dalam pementasan teater "Momen Larut Malam X Rasa Taiwan" di Soesmans Kantoor, Kota Lama Semarang.

Belasan penonton menyimak kisah sehari-hari Susmiati bekerja sebagai buruh, dan caranya tetap menjalin komunikasi dengan keluarga.

Ia memperagakan bagaimana anaknya yang selalu merindukannya dan memintanya untuk pulang.

Namun dirinya tetap kukuh dan saling menguatkan bila pengorbanan itu ia lakukan demi masa depan mereka yang lebih baik.

"Saya enggak pengen mereka cuma sekolah sampai SMP kaya saya. Saya harus mengambil keputusan besar agar masa depan mereka lebih baik," lanjutnya.

Ilustrasi TKW
Ilustrasi TKW (Tribun Wow)

Baca juga: VIRAL! Nikahi 2 Wanita, Pria di Sumsel Tak Sanggup Layani Nafsu 2 Istri Sekaligus, Main Bergiliran

Sembari menyimak kisahnya, Trouble Team menyuguhkan sejumlah menu otentik Taiwan agar para penonton menyelami pengalaman Susmiati.

Mulai dari roti tawar dengan taburan butter. Lalu sesi kedua, bubur Taiwan dengan lauk irisan fermentasi rebung, mentimun, dan tahu Taiwan.

Kemudian Susmiati melanjutkan berbagi pengalamannya.

Saat anak pertamanya lulus SMA, ia sempat terkejut dengan keinginan sang putra untuk menempuh studi di jurusan Hukum.

"Pas lulus SMA dia bilang mau kuliah hukum, saya sempat ragu, kan di pikiran saya pekerjaan lulusan hukum kurang menjanjikan, tapi kemudian anak menjelaskan kalau ini yang dia inginkan dan dia bisa sukses nantinya," tuturnya.

Dengan membanting tulang di perantauan, perempuan itu pun menaruh harapan dan kepercayaan penuh pada cita-cita anaknya.

Ia terus menyemangati sang anak untuk studinya. Dengan begitu anaknya tidak perlu minder dengan teman-temannya.

Meski anaknya memiliki ibu seorang pekerja migran, tapi sang anak tetap dapat sukses mewujudkan cita-cita.

Ia yakin peluh keringatnya akan berbuah manis dengan kegigihan sang anak sulung. Terbukti, pada November 2017 anaknya lulus dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

"Abis lulus 2018 seleksi Pegagai Negeri Sipil (PNS). Dari 10.000 pendaftar dia masuk 400 besar dan Alhamdulillah keterima jadi jaksa. Mungkin dia satu-satunya jaksa di kampung saya," ungkapnya.

Susmiati mengaku sangat bangga dengan keberhasilan anaknya.

Meski tidak mendampingi tumbuh kembangnya secara langsung, tapi anaknya berhasil.

"Suatu kebangaan walau ibu seorang TKI, tapi anak bisa ngangkat derajat orangtua. Saya bangga anak bisa sampai titik itu. Anak juga bangga, sekarang enggak minder kalau anak TKI juga bisa jadi jaksa," lanjutnya.

Begitu diterima, pada dua tahun pertama anak sulungnya langsung ditugaskan di Tolitoli Sulawesi Tengah. Kemudian dipindahtugaskan ke Tarakan, Kalimantan Utara dua tahun berikutnya.

Selanjutnya untuk hidangan pendamping pertunjukkan, penonton disuguhi sup ayam jamur dengan kuah kaldu ayam beraroma jahe. Lalu ditutup dengan semangkuk kecil es cincau segar.

Menu itu cukup membawa penonton larut dalam kisah Susmiati. Tema “Momen Larut Malam” itu sengaja dipilih untuk mendobrak kebiasaan orang Taiwan yang melarang sajian makanan saat pementasan teater.

Lebih lanjut, kini Susmiati masih harus menyekolahkan tiga anaknya.

Anak bungsunya masih duduk di bangku kelas 1 SD, lalu kelas 5 SD, dan kelas 3 SMK.

Untuk itu, meski tidak lagi berusia muda, ia berencana kembali merantau ke luar negeri agar bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.

"Iya ini kan itungannya saya eks pekerja migran, jadi memang bisa kembali sebelum 50 tahun," ujarnya.

Selama ini ia mengaku beruntung mendapat majikan yang baik.

Ia bahkan dianggap seperti keluarga dan dicari saat telah berpindah kerja ke Taiwan. Karena itu ia merasa pekerjaan lamanya patut dijalani lagi demi anaknya.

"Anak saya yang SKK kelas 3 itu cita-citanya jadi desainer busana, kalau gambar bagus-bagus sekali," imbuhnya.

Ia bertekad agar semua cita-cita anaknya bisa terwujud sampai akhir.

Suaminya pun mendukung niat baiknya tersebut. Kini ia tengah bersiap untuk memulai kembali pada pekerjaan lamanya.

Susmiati, mengungkapkan apresiasi kepada sutradara Kun Ming Li, yang telah mengakat kisahnya dalam film pendek dan memberinya panggung untuk pertunjukkan teater.

Ia berharap para pekerja migran dapat lebih dihargai keluarga dan masyarakat.

Bukan dilihat sebagai bentuk mengabaikan anak karena mereka berkorban mempertaruhkan hidupnya demi keluarga bisa hidup lebih baik.

(Tribunnews.com)

Diolah dari berita tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita viral hari initukang ojekkepala desaJakarta TimurBoyolaliNgateman
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved