Breaking News:

Berita Viral

'Saya Jual Kamu Rp1Miliar', Korban TPPO Sumsel Dijebak di Malaysia, Lebam Disiksa: Jantung Berhenti!

Korban TPPO ini syok baru saja dijebak di Malaysia, berulang kali difitnah dan disiksa hingga babak belur.

Editor: Dika Pradana
Istimewa
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - HANCUR hati wanita ini ketika dirinya menyadari baru saja dijebak dan dijual ke Malaysia.

Korban perdagangan manusia asal Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) ini tak menyangka akan mendapatkan jalan hidup yang cukup berat untuk dijalani.

Selama di Malaysia, dirinya kerap mendapatkan siksa dari majikannya.

Dia mendapatkan aksi kekerasan yang membuat tubuhnya babak belur.

Korban perdagangan manusia asal Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Korban perdagangan manusia asal Ogan Ilir, Sumatera Selatan. (TribunSumsel)

Mirisnya lagi, gaji yang diterimanya terus mendapatkan potongan dari majikan.

Sempat kabur, wanita ini kembali dipanggil oleh majikannya untuk bekerja.

Namun, wanita tersebut lagi-lagi mendapatkan aksi kekerasan dari majikannya.

Kini kasus tersebut dilimpahkan sepenuhnya oleh tim terkait.

Aparat Polres Ogan Ilir pun berhasil mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Dalam kasus ini, satu orang sudah ditetapkan tersangka.

Tersangka bernama Rita Wati (49 tahun) diketahui telah melakukan TPPO sejak Juni tahun lalu, dimana sejumlah orang jadi korban dijual ke Malaysia.

Baca juga: TERLAMBAT Sekolah, Sejumlah Siswa SMP di Cianjur Jadi Korban Kekerasan Pelajar SMA, Disaksikan Guru

Dari banyak perempuan yang ditipu, tujuh orang terindentifikasi oleh polisi.

Satu orang diantaranya sudah dipulangkan kepada keluarga.

Korban yang berhasil diselamatkan bernama Afril Leni, warga Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir.

Wanita 45 tahun ini mengaku masih mengalami trauma karena berbagai hal buruk yang menimpa dirinya.

"Jujur dampaknya masih sampai sekarang karena saya ditipu, disakiti, difitnah," kata Leni saat ditemui di kediamannya di Seri Kembang III, Sabtu (5/8/2023) malam.

Leni mengaku mulai bekerja di Malaysia dengan bantuan jasa tersangka pada Juni 2022 lalu.

Tak ada kecurigaan pada Rita Wati karena tersangka masih memiliki hubungan keluarga dengan Leni.

"Jatuhnya dia (tersangka) itu bibi saya," terang Leni.

Setelah dibantu pembuatan paspor dan visa, Leni dijanjikan bekerja di Malaysia dengan upah RM 1.500 atau Rp 4,9 juta (kurs sekarang).

Singkat cerita, saat berada di Malaysia, Leni mendapatkan pekerjaan sebagai ART di negara bagian Johor.

Baca juga: Putri Balqis Laporkan Kekerasan Jadi Tersangka, Ini Sosok Suaminya, Pengusaha SPBU, Sudah Lama KDRT!

ILUSTRASI kekerasan pada perempuan
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan (Istock)

Menurut Leni, tersangka memintanya menunaikan kewajiban pembayaran jasa pengurusan keberangkatan ke Malaysia.

Pembayaran tersebut diganti dengan tanpa digaji selama tiga bulan pertama bekerja.

"Terpaksa setuju karena sudah di negeri orang. Saya gadaikan tenaga saya untuk mengembalikan uang majikan yang sudah dibayarkan ke Rita," ungkap Leni.

Menurut Leni, majikannya memberikan keringanan dengan pemotongan gaji sebesar 50 persen selama enam bulan bekerja.

Leni merasa lega namun tak berlangsung lama, karena ternyata gaji yang diterimanya sebesar RM 1.300, artinya dia hanya menerima upah RM 650 per bulan.

Pada Agustus 2022 lalu, Leni protes ke majikannya atas gaji yang diterima sehingga membuatnya sempat diusir.

Majikan Leni memintanya mencari tempat kerja lain, walaupun akhirnya Leni ditarik kembali.

"Saya telepon Rita. Saya tanya 'Bik kenapa begini'? Rita bilang, 'mau apa kamu? Itu urusan saya. Saya mau jual kamu Rp 1 miliar pun bukan urusan kamu'," ungkap Leni menirukan perkataan Rita.

Baca juga: Pamer Alat Kelamin! Suami Artis Ini Bikin Anaknya Depresi, Sang Anak Nangis: Aku Disuruh Nyobain

ILUSTRASI kekerasan pada perempuan
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan (Istimewa)

Leni mengaku sangat kaget dan tak menyangka dirinya menjadi korban perdagangan manusia oleh orang yang masih memiliki ikatan keluarga.

"Disitu saya sadar kalau saya dijual. Jantung seakan berhenti berdetak," tutur Leni.

Hingga pada Januari lalu, Leni mendapat kabar ibunya sakit keras dan mengalami kritis.

Leni meminta izin kepada majikan untuk pulang ke Indonesia, namun tak diizinkan.

"Si Rita ini bilang ke majikan kalau saya bohong, ibu saya tidak sakit. Katanya itu cuma alasan saya," kata Leni.

Perjuangan untuk kembali ke Indonesia tak mudah karena Leni harus melaluinya dengan "berdarah-darah."

Dia dianiaya majikan hingga mengalami luka memar diantaranya leher bagian atas, pergelangan tangan kanan dan nyeri di bagian tulang pinggang.

Kedua telinga Leni juga mengalami infeksi dan terasa sakit hingga dia harus berobat secara rutin.

Singkat cerita, Leni dibantu seorang relasi warga asal Ogan Ilir yang sudah lama menetap di Malaysia.

Leni dibawa ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor.

Kemudian dipulangkan ke Indonesia lewat Pelabuhan Johor menuju Batam, lalu terbang langsung ke Palembang.

Leni menuturkan, selama proses kepulangannya dari KJRI hingga tiba di Ogan Ilir, dia dituduh menganiaya diri sendiri.

"Jadi Rita bilang ke orang-orang kalau luka-luka memar saya ini katanya karena saya pukul diri sendiri. Kemudian saya dituduh melaporkan perkara ini ke polisi. Padahal sama sekali tidak ada saya melapor," terang Leni.

Ibu dua anak ini juga tak ingin memperpanjang masalah dan ingin kembali melanjutkan hidup di kampung halaman.

"Saya ingin kembali kumpul dengan keluarga. Orang mau fitnah saya silakan, anggap saja penggugur dosa," kata Leni.

Sebelumnya Kapolres Ogan Ilir AKBP H. Andi Baso Rahman mengatakan bahwa polisi masih terus mendalami perkara ini.

"Tentunya perkara ini kami terus dalami dan tersangka akan dihukum sesuai ketentuan yang berlaku," kata Andi.

Berita ini telah diolah dari TribunSumsel.

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
berita viral hari inijualKorban TPPONgaku DijebakMalaysiaOgan Ilirdisiksa
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved