Berita Kriminal
BERINGASNYA Lansia di Depok Cabuli Bocah 12 Tahun, Kemaluan Diremas, Korban Tewas: Ngamuk Ditegur
Lansia cabuli bocah 12 tahun di Depok, alat vital diremas, kini korban tewas, ortu sempat menegur, pelaku malah murka.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - BERINGASNYA lansia di Depok, Jawa Barat mencabuli bocah laki-laki berusia 12 tahun.
Nahasnya, bocah yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut kini meregang nyawa.
Sebelumnya, orang tua korban sempat marah dan menegur aksi cabul dari lansia itu.
Orang tua korban yang mengetahui insiden itu tak terima anaknya dicabuli dengan cukup brutal.

Meski demikian, lansia tersebut justru ngamuk tak terima ditegur.
Diketahui, insiden ini terjadi di Kampung Sindangkarsa, Sukamaju Baru, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Pelaku berusia 70 tahun itu mencabuli bocah berinisial MDF.
Dalam kesehariannya, lansia itu sering dipanggil engkong.
Kelakuan kakek berusia 70 tahun di sungguh keterlaluan.
Baca juga: DETIK-DETIK Terkuaknya Pelecehan Sesama Jenis oleh Lettu AAP ke Prajurit Bawahannya:Sempat Sembunyi!
Baca juga: NASIB Lettu AAP, Terduga Pelaku Pelecehan Sesama Jenis di Kostrad, Sempat Kabur: Terancam Dipecat!
Diketahui, peristiwa ini terjadi pada Rabu (27/9/2023) pukul 14.00 WIB.
Kala itu saksi A berboncengan motor bertiga dengan R dan korban MDF.
Kepala Urusan (Kaur) Humas Polres Metro Depok Iptu Made Budi menjelaskan ketiga bocah tersebut kemudian tak sengaja bertemu dengan Engkong.
Engkong lalu meremas testis MDF hingga korban berteriak kesakitan.
"Saat mau muter balik Engkong memegang alat kelamin korban dengan cara diremas, dan dielus-elus dadanya. Korban bilang 'Ah sakit Kong'," kata Made.
Sekitar pukul 15.00 WIB, korban dengan saksi bermain layangan di lapangan remaja.

Setelah bermain layangan korban dengan saksi main bola di jalanan dekat rumah korban, lalu saksi dan korban pulang ke rumahnya masing-masing.
Ketika sampai di rumah, MDF mengadu kepada orang tua terkait perbuatan cabul Engkong kepadanya.
Mendengar hal tersebut, orang tua korban langsung menegus Engkong.
Bukannya merasa bersalah, kakek-kakek bau tanah tersebut malah mengamuk.
"Tiba-tiba habis magrib orang tua korban teriak teriak 'Kong kenapa anak saya dipegang-pegang kemaluannya'?," kata Made.
"Akhirnya si Engkong marah dan niat mau mencekik korban tapi dipisah oleh orang tua korban," imbuhnya.
Baca juga: TOLONG SEMBUNYIKAN! Punya Payudara Besar, Guru TK Ini Dipaksa Berhenti Wali Murid: Dicap Pelecehan

MDF kala itu tiba-tiba pingsan, dan langsubg dibawa ke rumah sakit.
"Tiba-tiba korban terjatuh di depan pintu rumah selanjutnya dibawa ke RS Sentra Medika" papar Made.
"Sampai RS sudah dinyatakan meninggal," tutur Made.
Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso belum dapat memastikan penyebab kematian MDF.
Maka dari itu, diperlukan autopsi lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua RT 01/RW 08 Sukamaju, Slamet mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologis tewasnya MDF.
"Untuk kronologisnya saya belum tahu persis maaf, karena saat kejadian anak langsung dibawa ke rumah sakit pulang langsung ditangani petugas polisi," kata Slamet.
Menurut Slamet, terduga pelaku masih memiliki ikatan keluarga dengan korban dan tidak memiliki masalah berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
"Terduga N (70) masih ada ikatan saudara, ya waras, tiap hari ke masjid, bersosialisasi dengan masyarakat," pungkasnya.

SOSOK Yanti, Wanita di Semarang Terbius Siasat Licik Kyai Dukun Cabul, Tanahnya Digali Dibuat Bunker
Sosok Yanti, wanita di Semarang, Jawa Tengah kini menyesal setelah terbius siasat licik dari kyai dukun cabul.
Dalam kasus ini, Yanti tak percaya bahwa tanahnya secara diam-diam digali oleh pelaku dengan luas yang tak sesuai kesepakatan.
Tanah tersebut digali oleh pelaku untuk dibuat bunker di bawah tanah di dekat rumah Yanti.
Menyadari hal tersebut, kini Yanti khawatir bunker tersebut bisa membuat rumahnya longsor.

Diketahui, pelaku merupakan pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang
Pelaku bernama Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari.
Tak hanya tersandung kasus kekerasan seksual akibat menyutubuhi para santrinya, ia juga menipu warga sekitar pondok pesantren di RT 3 Rw 4, Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang.
Moh Anwar beserta santrinya melakukan penggalian tanah di bawah rumah milik seorang warga, Yanti (53).
Alasannya menggali tanah dengan dalih untuk ruangan khusus tamu sepanjang 1 meter. Praktiknya, ia menyuruh para santrinya menggali tanah tersebut hingga sekira 10 meter.
Galian ruang bawah tanah bak bungker tersebut tentunya berdampak terhadap rumah Yanti sehingga rawan longsor dan rusak.
Baca juga: SOSOK Bayu Aji, Kyai Ponpes di Semarang Cabuli 6 Santriwati, Diajak Ngaji di Hotel: Dikenal Tertutup
Baca juga: SIASAT LICIK Kyai Ponpes di Semarang Cabuli Santriwati, Edit Fotonya bareng Ulama Kondang:Biar Yakin
"Awalnya izin gali sedikit, 1 meteran untuk ruang khusus tamu, saya izinkan karena tanah mati orang tak gowo, cuma pas praktiknya gali sampai 10 meter. Dampaknya rumah rawan longsor," papar Yanti, Jumat(8/9/2023).
Ia menceritakan kasusnya dengan Moh Anwar sembari menangis sesenggukan.
Sebab, ia membeli tanah dan membangun rumahnya dari bekerja keras sebagai penjaga kos selama 24 tahun.
Rencananya, rumah itu akan dihuni pada masa tuanya.
Namun, impian itu lenyap karena rumahnya rawan longsor akibat di bawah rumah digali Anwar.
"Saya hidup sendiri, disakiti laki-laki (suami), sudah tua malah rumah saya digali bawahnya sehingga rawan longsor dan rusak," jelasnya.
Perkenalannya dengan Kyai abal-abal itu bermula ketika Anwar alias Bayu bermukim di wilayah tersebut pada tahun 2004.
Baca juga: DETIK-DETIK Rumah Panggung Milik Janda di Wajo Hancur, Pemilik Syok usai Salat, Dramatis: Bergemuruh

Yanti pada akhirnya menjadi jamaah dari Anwar lantaran rumahnya sangat dekat dengan rumah Anwar.
"Saya ikut salat dan ngaji di situ, namanya sudah tua mau perdalam agama," paparnya.
Ketika sudah menjadi jamaah, Yanti dilobi oleh Anwar supaya mengizinkan bawah rumahnya digali untuk perluasan pondok.
Kala itu, ia mengizinkan dengan kesepakatan awal galian bawah rumahnya hanya satu meter.
"Mau digali izin tapi 1 meter. Sisanya tidak izin. Dia memanfaatkan kondisi saya yang jarang pulang karena kerja jaga kos-kosan," tuturnya.
Ia tahu rumahnya digali lebih dari satu meter dari tetangganya yang mendengar suara galian dari bawah kamar anaknya.
Selepas diperiksa benar saja, telah digali lebih dari satu meter.
"Ketika itu saya protes, dijawab dia tidak apa-apa nanti mau tanggung jawab," katanya.

Ia pun mempercayai omongan Anwar.
Namun, ia mengajak tetangganya sebagai saksi untuk kasus tanah tersebut.
"Nardi pemilik tanah sebelumnya saya ajak ketemu dia sebagai saksi," bebernya.
"Saya bilang ke Anwar minta tanah 1 meter dihargai Rp5 juta, dia mengiyakan tapi tidak ada hitam di atas putih," ungkapnya.
Diakuinya, ia telah menerima uang dari Anwar sebesar Rp35 juta yang diberikan sebanyak dua kali.
Kendati begitu, melihat tanah yang digali tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
Ia sebenarnya sudah meminta untuk diukur ulang dari total luasan tanah yang digali tersebut.
"Luasan yang digali sekira 10x10 meter, jadi harus bayar sisanya," ucapnya.
Ia juga meminta perjanjian hitam di atas putih atas kondisi rumahnya sehingga saat terjadi hal tak diinginkan ada orang yang bertanggung jawab.

"Dia perkosa orang itu kesalahan dia, saya hanya minta hak saya saja." jelasnya.
"Hanya menuntut itu, pembayaran tanah sama surat pernyataan," katanya.
Ia sempat berulang kali menagih ke Anwar terakhir setahun lalu.
Akan tetapi ketika ditelpon tidak pernah diangkat.
"Dari dulu nagih bilange nanti beres janjinya gitu aja. Telpon tidak pernah diangkat, sejak kabur setahun lalu. Nanti ada rencana laporan ke polisi," paparnya.
Ketua RT 3 RW 4 Lempongsari, Adi Alamsyah (42) mengatakan, Anwari alias Bayu datang ke wilayahnya sejak tahun 2004 dengan membeli tanah milik warga sekitar.
Di atas tanah tersebut dibangun rumah dengan ukuran kecil lama kelamaan berkembang seperti yang sekarang bangunan permanen dua lantai.
"Persoalan tanah bungker, sudah ada kesepakatan kedua belah pihak. Katanya perluasan wilayah agar bisa bermukim untuk santrinya. Sudah ada kesepakatan antara Muh Anwar dengan warga yang ada di atasnya," ujarnya.
Artikel ini diolah dari TribunJakarta
Putrinya Tewas Dibacok Remaja 18 Tahun saat Pergi Mengaji, Ayah MA Murka ke Pelaku: Saya Cari Kau! |
![]() |
---|
Sosok RH ABG 18 Tahun Bacok Bocah SD hingga Tewas di Kolaka Timur Sulsel, Petani, Ngaku Sakit Hati |
![]() |
---|
Curhat Euis Juwita Menantu Sahroni saat Hamil Anak Kedua, Kini Bayinya Ikut Dibunuh: Paling Mungil |
![]() |
---|
Sadisnya Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu, Sahroni Dibekap Sarung, Anaknya Disiksa Tangan Diikat |
![]() |
---|
2 Sosok Terduga Pembunuh Keluarga Haji Sahroni di Indramayu, Mobil Korban Ditemukan di Lokasi Lain |
![]() |
---|