Berita Viral
Dicampakkan Keluarga, Lansia di Nunukan Ingin Tinggal di Kantor Polisi: 'Saya Mau Mati di Polsek!'
SOSOK La Hasim, lansia di Nunukan minta mau tinggal di kantor polisi, ingin mati di polsek, dicampakkan keluarga.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dicampakkan oleh keluarganya, seorang lansia di Nunukan, Kalimantan Utara mengaku ingin tinggal di kantor polisi dan meninggal di polsek.
Dirinya mengaku nyaman di kelilingi oleh tim kepolisian yang menurutnya ramah dan baik hati.
Awalnya pihak kepolisian iba dan membiarkan lansia tersebut untuk tinggal di dalam kantor polisi.

Mereka memberikan sebuah ruangan kecil untuk pria itu tinggal.
Namun, di sisi lain, pihak kepolisian khawatir dengan temperamen lansia itu.
Pasalnya, dia mudah marah saat dinasehati bahkan dirinya sering melakukan aksi yang membuat tamu tak nyaman.
Dia kerap salat di tempat yang tak semestinya meski sudah diberikan ruangan untuk ibadah.
Diketahui, lansia itu bernama La Hasim berusia 80 tahun.
Baca juga: GEGER! Warga Kebon Jeruk Temukan Mayat Lansia Membusuk, Tetangga Sebut Korban Hidup Sebatang Kara
Baca juga: SOSOK Suratmi, Lansia Sebatang Kara Rawat 5 Anaknya yang Lumpuh sejak Lahir: Otot Layu, 1 Meninggal
Orang sekitar, mengenalnya sebagai lanjut usia (lansia) yang selalu naik sepeda, dan temperamen.
Dengan mengenakan topi, kaos kerah, celana yang didobel-dobel dan masih ditutup sarung sebagai bawahan, La Hasim selalu minta diantar ke Kantor Polsek Nunukan Kota, yang berada tak jauh dari alun-alun Nunukan.
Kakek asal Buton, Sulawesi Tenggara ini mengaku nyaman, merasa dianggap, dan menemukan arti sebuah perhatian dari para petugas polisi di tempat tersebut.
"Mereka semua keluarga saya, saya mau terus tinggal di Kantor Polisi, kalau bisa, saya mau mati di Kantor Polisi saja. Jadi ada yang urus saya nanti," ujarnya, saat ditanya mengapa ia selalu minta diantar ke Polsek Nunukan Kota, dan tak mau pergi dari sana.

Di usia senjanya, La Hasim masih ingat dengan jelas kisah masa lalunya.
Ia merupakan perantau, dan masuk Nunukan, pada sekitar 1967.
Ia pun sempat menjadi TKI di Malaysia selama kurang lebih 9 tahun. Dan akhirnya, setelah mendapat modal usaha, ia kembali ke Nunukan untuk berjualan kain, juga berkebun.
Di Nunukan, ia sempat menikahi wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Namun La Hasim enggan bercerita, mengapa ia kini hidup sendirian, luntang-lantung, dan tidur di tempat tak menentu.
"Dulu ada istri tapi saya sudah tinggalkan. Untuk pulang kampung saya tidak mau, kecuali keluarga jemput. Keluarga tidak ada yang menganggap saya ada," tuturnya.

Minta kamar di Polsek
Awalnya, kata La Hasim, ia membuat rumah tinggal di daerah Nunukan Selatan. Sebuah rumah gubuk di tengah kebun, tanpa tetangga.
Belakangan, La Hasim terus menerus datang ke Polsek Nunukan, dan tak mau beranjak dari kantor polisi tersebut.
Di dalam ingatannya, ia hanya tahu Mapolsek Nunukan Kota.
Ia berpatokan alun-alun sehingga ia terus menerus datang ke Polsek, yang sudah dianggapnya sebagai rumah baginya.
Para petugas, pada mulanya merespons dengan baik.
La Hasim dilayani sedemikian rupa, diberi makan, dipersilakan tidur di Polsek.
Baca juga: NASIB Sasmiati, Ibu Sebatang Kara Rawat 3 Anak Difabel di Gubuk, Tak Dapat Bansos: Gak Punya e-KTP
Ia diberi ruangan untuk ditinggali. Tapi karena kebaikan para polisi itu juga, La Hasim merasa diberi fasilitas rumah gratis, dan menganggap ruangan tersebut sebagai kamar ataupun rumahnya.
"Ruangan itu diminta beliau. Katanya biarlah saya tinggal di sini, kasihkan saya saja kamarnya. Saya mau tinggal di sini," ujar Kapolsek Nunukan Kota, Ipda Disko Barasa, menirukan ucapan La Hasim.
Meski dilayani dengan baik selama sepekan tinggal di Mapolsek Nunukan, akan tetapi sikap La Hasim yang temperamental, membuat petugas terganggu.
La Hasim sering memarahi para petugas polisi tanpa sebab.
Semua masyarakat yang datang membuat laporan, ditanya-tanya sampai mendetail, yang membuat mereka risih.
"Beliau rajin ibadahnya, tapi tidak lihat tempat. Beliau shalat di depan pintu Kapolsek, di depan penjagaan. Kalau ditegur marah, dan memang beliau mudah marah orangnya," ujarnya.
"Kakek La Hasim ini, dulunya juga seorang guru mengaji yang terkenal galak," imbuhnya.
Justru karena sikap temperamen yang mudah marah ke orang orang sekitar jugalah yang membuat para anggota Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) di Nunukan, berpikir ulang untuk menampungnya.
Hal tersebut, terungkap ketika polisi mencoba melakukan komunikasi dengan KKST Nunukan.
Sudah pernah dipulangkan
La Hasim juga selalu marah, jika polisi menawarkannya untuk pulang kampung dan bertemu keluarganya di Buton.
Menurut La Hasim, hubungan kekeluargaannya tidak baik, sehingga ia akan bereaksi keras ketika ada yang menyinggung soal keluarganya di kampung.
"Biar siapa orangnya, kalau bilang mau antar dia pulang, mengamuk itu beliau. Polisi dibentaknya, dimarahi, ndak ada urusan dia." ujarnya.
"Kalimatnya juga kasar sekali, itu juga yang buat anggota KKST yang pernah menampungnya menyerah," kata Barasa.
Menimbang perlunya tindakan lebih lanjut terhadap La Hasim, polisi lalu membawanya ke Dinas Sosial.
Ternyata, Dinas Sosial juga pernah mengurus La Hasim, terbukti kepemilikan KTP dan BPJS.
Barasa menjelaskan, Dinas Sosial sempat mengurus kepulangan La Hasim.
Namun tak lama kemudian, terdengar kabar La Hasim sudah kembali ke Nunukan.
"Kita serahkan kembali beliau ke Dinas Sosial. Ada rencana untuk menempatkannya di Panti Jompo, Tanjung Selor. Tapi hal itu masih harus dirapatkan," kata Barasa.
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Viral Pasangan di Pati Nikah Bertepatan dengan Unjuk Rasa Tuntut Bupati Sudewo, Demonstran Bersorak |
![]() |
---|
Terungkap Sikap Almira yang Berubah Setelah Kenal Aditya Hanafi, Tiba-tiba Punya Utang Dimana-mana |
![]() |
---|
Gaji Fantastis Nyaris Rp9 Juta, Hanafi Tetap Terjerat Utang dan Judol hingga Nekat Habisi Nyawa Tiwi |
![]() |
---|
Tabiat Gelap Hanafi Terkuak: Dijauhi Sekantor, Tak Satu Pun Hadir di Nikahan Sebelum Bunuh Tiwi |
![]() |
---|
Fakta Mengejutkan Diungkap Lusi Namo: Tubuh Prada Lucky Ada Bekas Injak Sepatu, Ginjal-Paru Hancur |
![]() |
---|