Dibantah KERAS! Tuduhan Israel pada Hamas Pakai Rumah Sakit sebagai Tempat Penyimpanan Bahan Militer
Hamas bantah klaim Israel soal markas bawah tanah itu dapat menjadi alasan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengebom rumah sakit itu.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Selain serangan bombardir, Israel juga memberikan serangkaian tuduhan pada Hamas salah satunya adalah penggunaan rumah sakit sebagai perisai infrastruktur militer.
Tuduhan yang akan semakin mengancam nyawa warga sipil dan pengungsi ini langsung dibantah mentah-mentah oleh perwakilan Hamas.
Jangan sampai Israel nantinya justru menyerang rumah sakit dan menewaskan lebih banyak orang.
Baca juga: Israel Tersudut 3.000 Kematian Tragis Anak-anak Korban Bombardir Gaza, PBB & Indonesia: Data Akurat!
Pejabat Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Palestina, Ezzat El-Reshiq, membantah tuduhan Israel yang mengatakan Hamas menggunakan rumah sakit Al Shifa sebagai perisai infrastruktur militer bawah tanahnya.
"Klaim Zionis tersebut tidak memiliki dasar kebenaran," katanya, Jumat (27/10/2023).

Menurut anggota Hamas tersebut, klaim Israel soal markas bawah tanah itu dapat menjadi alasan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengebom rumah sakit itu.
"Klaim itu adalah upaya untuk membuka jalan demi menargetkan rumah sakit yang menampung ribuan orang terluka dan menampung lebih dari 40.000 pengungsi," kata Ezzat El-Reshiq memperingatkan.
Sebelumnya, Juru bicara Israel, Daniel Hagari, mengatakan Hamas mengubah rumah sakit itu menjadi pusat komando, kendali dan tempat persembunyian komandan Hamas.
Daniel Hagari juga menuduh Hamas menyimpan bahan bakar untuk operasi militer di dalam rumah sakit di Gaza, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: AKHIRNYA Israel Mulai Serangan Darat Besar-besaran ke Gaza, Buldozer Ratakan Tanah, Ledakan Beruntun
Terletak di Kota Gaza, rumah sakit Al-Shifa mencakup tiga rumah sakit khusus yaitu Rumah Sakit Bedah, Rumah Sakit Penyakit Dalam, dan Rumah Sakit Obstetri dan Ginekologi.
Bantahan dari Hamas terjadi ketika Israel meningkatkan pemboman terhadap Gaza, memperluas serangan udara dan tembakan artileri yang melumpuhkan layanan telepon dan internet di seluruh wilayah Palestina.
Daniel Hagari mengatakan IDF siap memperluas operasi darat di Gaza.

Perang Hamas Palestina vs IsraeL
konflik terbaru ini terjadi setelah Hamas menyerang Israel dengan menerobos melalui perbatasan di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket yang menewaskan 1.400 warga Israel.
Israel membalas serangan Hamas sejak hari itu dengan membombardir Gaza melalui serangan udara dan darat.
Segera setelah serangan balasan dimulai, Israel memblokade Gaza, meminta penduduknya mengungsi, dan berencana menghancurkan Hamas yang berbasis di Gaza.
Di pihak Palestina, hingga Jumat (27/10/2023), lebih dari 7.326 orang tewas dan lebih dari 18.967 orang terluka sejak pertempuran di mulai, dikutip dari Al Arabiya.
Selain itu, lebih dari 100 petugas kesehatan tewas dan 15 dari 35 rumah sakit serta 57 layanan kesehatan dasar tidak dapat berfungsi.
Di tengah krisis di Gaza akibat serangan Israel, IDF masih terus meluncurkan serangan udara yang menewaskan warga Palestina.
Ancaman Bom Spons Israel yang Akan Mengembang dan Mengeras, Senjata Rahasia Menutup Terowongan Hamas
Israel dilaporkan akan menggunakan “sponge bombs” atau “bom spons” ketika nantinya berperang melawan Hamas di jaringan terowongan Gaza.
The Telegraph melaporkan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menguji bom kimia tersebut.
Bom tersebut tidak mengandung bahan peledak tetapi digunakan untuk menutup celah atau pintu masuk terowongan tempat para pejuang Hamas dapat muncul.
Baca juga: 1300 Terowongan Mengerikan Milik Hamas Panjang Ratusan Kilometer, Bakal Jadi ANCAMAN BESAR Israel
Bom spons bekerja dengan menciptakan ledakan berupa busa yang mengembang dengan cepat dan kemudian mengeras.

Masih mengutip The Telegraph, bom spons akan mencegah tentara Israel disergap saat mereka bergerak lebih jauh ke dalam terowongan, menutup celah-celah yang bisa digunakan Hamas untuk masuk dan menyerang.
Ditempatkan dalam wadah plastik, perangkat khusus ini memiliki partisi logam yang memisahkan dua cairan.
Setelah partisi logam itu diekstraksi, kedua senyawa tersebut akan bercampur.
Di saat itulah tentara harus meletakkan bom tersebut atau melemparkannya.
Tim khusus di korps teknik IDF telah dikelompokkan ke dalam unit pengintaian terowongan.
Mereka dilengkapi dengan sensor darat dan udara, radar penembus tanah, dan sistem pengeboran khusus untuk menemukan lokasi terowongan.
Mereka juga telah diberikan peralatan khusus untuk melihat saat berada di bawah tanah.
Kacamata penglihatan malam standar masih memerlukan elemen cahaya sekitar agar dapat bekerja secara efektif.
Baca juga: Saat Israel Membabibuta Gempur Gaza, Muncul 2 Billboards Raksasa Dikuasai Hamas, Pesan Mengerikan!
Namun karena semua cahaya alami tidak dapat masuk saat tentara bergerak di bawah tanah, mereka akan mengandalkan teknologi termal untuk melihat di dalam kegelapan total.
Perangkat radio baru, yang dioptimalkan untuk bekerja dalam kondisi ekstrem di bawah tanah, juga telah dikembangkan.
Namun, ada potensi komplikasi dengan persenjataan bawah tanah ini.
Bom spons, yang secara teknis merupakan emulsi cair, terbilang berbahaya untuk digunakan.

Beberapa tentara Israel dilaporkan kehilangan penglihatan mereka karena melakukan kesalahan dalam pencampuran elemen tersebut.
Penggunaan Robot
Sementara itu, Israel juga mungkin menggunakan robot dan drone untuk membantu menavigasi terowongan.
Namun sejauh ini, terdapat kesulitan dalam mengoperasikan robot itu di dalam terowongan.
Beberapa robot harus dikendalikan oleh kabel yang menjalar dari bagian belakang perangkat.
Robot lain akan bergantung pada gelombang radio.
Baca juga: INNALILLAHI! Potongan Organ Tubuh Berserakan di Rumah Sakit Gaza, 500 Pasien Tewas Korban Bom Israel
Namun diperlukan serangkaian node pengulang yang diturunkan dalam perjalanan karena sinyal radio menurun dengan cepat di bawah tanah.
Drone mikro untuk pengintaian, yang dapat digenggam dalam genggaman tangan, juga dapat digunakan namun akan mengalami dampak yang sama ketika sinyal radio melemah.
Perusahaan teknologi Roboteam yang berbasis di Israel telah mengembangkan IRIS, sebuah drone kecil yang dapat dilempar dan dapat digerakkan dengan roda besar melalui remote control.
Beberapa perangkat mungkin dipasangi bom sehingga jika ada musuh yang terlihat, pengontrolnya dapat meledakkan bahan peledak.
Bersamaan dengan IRIS, mereka telah mengembangkan MTGR, sebuah “robot darat taktis mikro” yang dapat menaiki tangga dan dirancang untuk dioperasikan oleh tentara di gedung-gedung dan gua.
John Spencer, mantan mayor AS yang memimpin studi peperangan perkotaan di Modern War Institute di West Point, mengatakan pertempuran bawah tanah “lebih seperti pertempuran di bawah air daripada pertempuran di dalam gedung”.
“Tidak ada sesuatu pun yang digunakan di permukaan yang bekerja dengan cara yang sama atau dengan efisiensi yang sama di bawah tanah."
“Peralatan khusus diperlukan untuk melihat, bernapas, bernavigasi, memetakan ruang, berkomunikasi, dan menggunakan alat-alat mematikan.”

Menargetkan terowongan dapat membahayakan nyawa warga sipil
Hamas telah mengintegrasikan peperangan bawah tanah ke dalam strategi militernya.
Terowongan tidak lagi hanya sekedar tempat perlindungan atau persembunyian, tapi merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk mempersiapkan lahan untuk menyergap pasukan Israel di atas.
Banyak di antara terowongan itu berada di bawah bangunan sipil, di mana titik masuk dan keluarnya berada di tempat tinggal dan bangunan non-militer.
Terowongan “standar” memiliki tinggi sekitar 2m dan lebar 1m, sehingga dapat dibangun dengan cepat.
Kadang-kadang terowongan diperkuat dengan beton dan logam tetapi tidak terlalu canggih.
Namun sebagian terowongan lainnya memiliki listrik, air dan ventilasi serta digunakan sebagai pusat komando dan tempat peristirahatan, penyimpanan senjata, infiltrasi ke Israel dan rute ke lokasi peluncuran roket rahasia.
Di beberapa bagian bahkan diperkirakan terdapat sistem kereta api kecil untuk pengangkutan senjata dan peralatan bangunan.
Upaya untuk menghancurkan sistem ini pernah dilakukan Israel pada Operation Protective Edge tahun 2014, namun jaringan tersebut telah dibangun kembali setelahnya.
Artikel diolah dari Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
7 Drama China yang Dibintangi Yu Menglong, Aktor Kondang yang Tewas Akibat Jatuh dari Apartemen |
![]() |
---|
Politisi Charlie Kirk Tewas Ditembak, Ini Sosok Istri dan 2 Anak Balitanya, Baru 4 Tahun Menikah |
![]() |
---|
Sosok Bishnu Prasad Paudel, Wakil PM Nepal Dihajar Massa saat Demo hingga Jatuh, Bajunya Dilucuti |
![]() |
---|
Charlie Kirk Pendukung Setia Donald Trump Tewas Ditembak saat Acara Debat di Utah, Pelaku Ditangkap |
![]() |
---|
Sri Mulyani Lebih Beruntung? Nasib Menkeu Nepal Tragis di Tangan Pendemo, Dikeroyok Habis-habisan |
![]() |
---|