Breaking News:

Berita Viral

Dokter Gadungan Buka Praktik Aborsi di Bandung, Pandu Secara Online, Korban Lebih dari 100 Orang

Warganet baru saja dihebohkan dengan kasus dokter gadungan pandu praktik aborsi lewat aplikasi WhatsApp (WA).

Editor: Eri Ariyanto
TribunJabar
Dokter gadungan buka praktik aborsi di Bandung 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Warganet baru saja dihebohkan dengan kasus dokter gadungan yang memandu praktik aborsi lewat aplikasi WhatsApp (WA).

Terkini Jajaran Polresta Bandung berhasil mengungkap praktik aborsi ilegal itu.

Pelaku dokter gadungan tersebut kini telah diamankan pihak polisi.

Ilustrasi dokter CPNS - Format surat pengalaman bekerja Dokter untuk daftar CPNS dan PPPK 2023, beserta link downloadnya, sebagai syarat berkas pendaftaran.
Ilustrasi dokter gadungan. (Freepik)

Baca juga: INNALILLAHI! Napi Narkoba Polres Bintan Tewas di Dalam Tahanan, Ditemukan Luka Lecet di Leher

Berbeda dengan praktik-praktik aborsi biasa, pelaku memandu proses aborsi para korbannya secara online melalui aplikasi WhatsApp (WA).

Mulai dari konsultasi awal sebelum aborsi, ketika aborsi, hingga proses pengeluaran janin, dan pascapersalinan.

Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, mengatakan, pelaku menjerat para korbannya melalui akun Facebook yang ia buat.

Di Facebook itulah pelaku, SM (30), yang sehari-hari berdomisili di Cimahi, menawarkan jasa konsultasinya terkait aborsi.

"Sehingga banyak orang kemudian bergabung dalam grup Facebook tersebut," ujar Kusworo di Mapolresta Bandung, Senin (6/11/2023).

Para anggota grup Facebook yang memang bermaksud melakukan aborsi kemudian menjalin komunikasi lanjutan dengan tersangka melalui WA. Melalui WA pula para korban mengonsultasikan rencana aborsi itu,

"Di situlah, pelaku kemudian menawarkan obat-obatan, yang menurut pelaku dapat dipergunakan untuk melakukan aborsi," ujar Kusworo.

Satu strip obat "aborsi" dijual pelaku Rp 1,5 juta.

Dokter gadungan buka praktik aborsi di Bandung
Dokter gadungan buka praktik aborsi di Bandung (TribunJabar)

Baca juga: Diam-diam Pasang CCTV di Ruang Tamu, Suami Syok Istri Terekam Bawa Selingkuhan dan Berhubungan Badan

Pelaku mendapatkan obatnya dari RI alias Iwan (28), warga Karawang, yang juga sudah ditangkap.

Untuk setiap 12 strip obat, pelaku membelinya Rp 2,5 juta.

Tak hanya menjual obat, pelaku juga terus memandu para korbannya, mulai bagaimana cara mengonsumsi obat hingga proses mengeluarkan janin.

"Setelah janin keluar, fotonya dikirim kepada tersangka. Dibimbing terus oleh tersangka melalui WA," kata Kusworo.

Berdasarkan pengakuan tersangka, ujar Kusworo, praktik ilegal ini telah dilakukan sejak 2021.

"Korbannya berasal dari berbagai daerah. Ada dari Bandung, Sumatera, bahkan dari Kupang, serta berbagai daerah lainnya," ujar Kusworo.

Kusworo mengatakan, SM dan RI ditangkap 23 Oktober di di Gerbang Tol Soroja, Soreang.

Kepada polisi, RI mengaku mendapatkan obat-obatan itu dari seseorang di Jakarta.

"Kami masih memburunya," ujar Kapolresta.

Kasat Narkoba Polresta Bandung, Kompol Agus Susanto, mengatakan, mayoritas korban masih berusia berusia 20-an tahun.

"Tapi tidak semua korbannya belum menikah, ada juga yang sudah menikah. Mereka melakukan aborsi karena terlalu banyak anak," kata Agus.

Agus mengatakan, rata-rata pelaku yang melakukan aborsi, usia kandungannya masih di bawah empat bulan.

"Namun, menurut tersangka, sempat juga ada yang lebih dari usia kandungan empat bulan. Dari pengakuannya tak ada yang sampai meninggal dunia," ujar Kompol Agus.

Penyidik, ujar Kasat Narkoba, masih terus melakukan pengembangan. Termasuk berapa banyak korban yang melakukan aborsi dan bagaimana kondisi mereka, apakah ada yang meninggal atau tidak.

Atas perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 435 UU Kesehatan, yaitu barang siapa tidak sesuai dengan keahlian atau kewenangannya melakukan praktik farmasi atau menyediakan fasilitas farmasi tanpa izin. Ancaman hukumannya, minimal pidana penjara 5 tahun, maksimal 12 tahun pidana penjara.

Belajar dari Google

Ditemui saat ditampilkan pada ekspos kasus di Mapolresta Bandung, kemarin, tersangka SM alias Dede mengaku sudah lebih dari 100 orang yang ia pandu untuk melakukan aborsi. Untuk meyakinkan para korbannya, SM mengaku sebagai dokter.

"Di WA, saya mengaku sebagai dr Ganesha SM," ujarnya.

Dede mengaku mendapatkan pengetahuannya tentang aborsi dari hasil pencariannya di Google. Dede mengaku sudah memandu praktik aborsi dengan memanfaatkan grup Facebook dan Whatsapp sejak tahun 2021.

Menurut Dede, satu strip obat untuk aborsi yang ia jual berisi sepuluh butir.

"Per butirnya saya jual Rp 150 ribu," ujarnya.

Proses penggerebekan rumah diduga tempat aborsi Jakarta Timur
Proses penggerebekan rumah diduga tempat aborsi yang dilakukan jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Puslabfor, dan RS Polri Kramat Jati, di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2023)

Berita Lainnya, Klinik Kecantikan Kedok Tempat Aborsi di Ciracas, Pak RT Kecolongan, Septic Tank Langsung Dibongkar

Praktik aborsi rupanya masih marak terjadi khususnya di Jakarta Timur.

Terbukti sebuah bangunan yang dikira sebuah klinik kecantikan ternyata menjadi tempat untuk menghilangkan janin.

Dugaan praktik aborsi itu ditutupi dengan kedok klinik kecantikan dan kantor advokat.

Lokasinya terletak pada satu rumah di Jalan Tanah Merdeka, RT 06/RW 06, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.

Ketua RW 06, Artam Aryandi mengatakan modus ini yang disampaikan pelaku ketika menyewa unit rumah dua lantai lokasi praktik aborsi kepada pemilik dan pengurus lingkungan setempat.

"Melapor ke RT untuk meminta izin membuka praktik klinik dan salon kecantikan serta kantor advokat.

Ternyata dijadikan tempat aborsi," kata Artam di Jakarta Timur, Jumat (3/11/2023).

Lantaran bermodus klinik kecantikan dan kantor advokat, warga sekitar lokasi tak curiga bila melihat ada orang tidak dikenal yang masuk ke lokasi karena mengira mereka tamu.

Baca juga: Puluhan Tahun Baru Terbongkar, Pengakuan Artis Diputus Cuma Lewat SMS & Pernah Disuruh Aborsi Mantan

Belum diketahui pasti sudah berapa lama para pelaku beraksi.

Rumah yang dihuni pasangan suami istri (Pasutri) dan asisten rumah tangga (ART) tersebut sudah disewa sejak dua tahun terakhir.

Warga baru mengetahui rumah berlantai dua itu jadi tempat aborsi pada 23 Oktober 2023 lalu saat jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Puslabfor Polri, dan RS Polri Kramat Jati menggeledah rumah.

"Ya saya kaget, kecolongan. Ternyata ada kasus aborsi ini.

Info yang diterima, untuk penghuni perempuan, pemilik rumah dan seorang pembantu sudah diamankan polisi pada Selasa (24/10)," ujarnya.

Artam menuturkan penggeledahan yang dilakukan jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Puslabfor Polri, dan RS Polri Kramat Jati bahkan sudah berlangsung sebanyak tiga kali.

Terakhir pada Kamis (2/11/2023) saat petugas gabungan membongkar septic tank yang berada di bagian depan rumah untuk mencari barang bukti janin hasil aborsi pelaku.

"Kondisi perumahan di sini juga memang sepi.

Sekarang kita untuk antisipasi kasus biar enggak kejadian lagi ya warga kalau melihat ada mencurigakan segera laporan.

Agar segera dikordinasikan," tuturnya.

(TribunJabar.id/Lutfi Ahmad Mauludin)

Diolah dari berita tayang di TribunJabar.id

Tags:
berita viral hari iniDokter gadunganaborsionlinekorbanBandung
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved