NASIB 3 WNI Relawan MER-C Usai Israel Bombardir Area RS Indonesia di Gaza, Kemlu: Bisa Dihubungi
Inilah kondisi terbaru 3 orang Warga Negara Indonesia (WNI) usai roket Israel sasar area Rumah sakit (RS) Indonesia.
Editor: Eri Ariyanto
Tahanan yang baru saja dibebaskan, serta kelompok hak asasi tahanan, kelompok pengacara dan lembaga resmi, semuanya telah menyatakan secara terbuka, dan mengatakan kepada Al Jazeera, mereka percaya bahwa setiap warga Palestina yang berada dalam tahanan Israel saat ini berada dalam risiko kematian.
“Situasi di dalam penjara sangat mengerikan,” kata Amani Sarahneh, juru bicara Masyarakat Tahanan Palestina.
“Kami menerima informasi mengenai pemukulan massal terhadap para tahanan setiap hari. Mereka (pihak berwenang Israel) mengancam akan membunuh mereka,” katanya kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa “Tidak ada seorang pun yang selamat.”
Pada tanggal 23 Oktober, pihak berwenang Israel mengumumkan bahwa tahanan Palestina berusia 56 tahun Omar Daraghmeh meninggal di penjara Megiddo setelah merasa tidak enak badan dan pergi ke klinik penjara untuk menjalani tes.
Putra Daraghmeh, Nimr, mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa ayahnya tidak memiliki kondisi medis apa pun sebelum penangkapannya hanya dua minggu sebelumnya, pada tanggal 9 Oktober, dari rumahnya di kota Tubas di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.

Laporan medis awal yang dikeluarkan oleh administrasi penjara Israel, kata Sarahneh, mencatat bahwa Daraghmeh menderita pendarahan internal, terutama di perut dan ususnya yang diyakini oleh keluarga sebagai akibat pemukulan.
Pada tanggal 24 Oktober, Arafat Hamdan, seorang penderita diabetes berusia 25 tahun dari desa Beit Sira di pinggiran Ramallah, diumumkan meninggal di penjara Ofer dua hari setelah dia ditangkap.
Al Jazeera, kelompok tahanan Palestina dan keluarganya menerima informasi yang sama tentang apa yang terjadi: pasukan Israel memukuli Hamdan, menolak pengobatannya, dan menjemurnya di bawah sinar matahari dengan tas di kepalanya selama berjam-jam sebelum dia meninggal.
“Hal ini terjadi berdasarkan kesaksian dari orang-orang yang ditahan bersamanya di Etzion, dan apa yang juga didengar oleh keluarganya,” kata Sarahneh, sambil mencatat bahwa Hamdan, sebagai mayoritas orang yang ditahan, dipukuli di depan keluarganya selama penangkapannya. (Beberapa nama dalam laporan ini disamarkan untuk keamanan).
(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini)
Diolah dari berita tayang di Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Fakta Demo di Nepal: Pemicu Protes, Pemblokiran Media Sosial, Presiden dan Perdana Menteri Mundur |
![]() |
---|
Sosok Khadga Prasad Sharma Oli, Tiga Kali Jadi PM Nepal, Mundur Usai Didemo Rakyat hingga 19 Tewas |
![]() |
---|
Demo Berdarah di Nepal, 22 Orang Jadi Korban Jiwa, Istri Perdana Menteri Tewas Rumah Dibakar Massa |
![]() |
---|
Sebelum Diisukan Meninggal, Rumah Kareena Kapoor Sempat Dirampok, Intip Hunian Mewahnya Capai Rp104M |
![]() |
---|
Sosok Giorgio Armani Desainer Tenar Meninggal di Usia 91 Tahun, Dulunya Jadi Pembersih Jendela Toko |
![]() |
---|