Berita Viral
Presiden AS Joe Biden Sebut Israel-Hamas Semakin Dekat Capai Kesepakatan Pembebasan Sandera
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut bahwa Israel dan Hamas semakin dekat capai kesepakatan terkait pembebasan sandera.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut bahwa Israel dan Hamas semakin dekat capai kesepakatan terkait pembebasan sandera.
Bahkan, Joe Biden meyakini jika kesepakatan itu segera terealisasikan.
Seperti diketahui, AS melempar keyakinan itu meskipun serangan mematikan militer Israel ke Kota Gaza masih terus berlanjut dan roket-roket terus ditembakkan ke Israel.

Baca juga: Israel Serang RS Indonesia di Gaza, Korban Tewas 12 Orang, Ratusan Orang Masih Berada di Dalam
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ia yakin kesepakatan sudah dekat.
"Kami lebih dekat sekarang daripada sebelumnya," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby tentang kesepakatan penyanderaan, dilansir dari Reuters.
Kelompok militan Palestina Hamas menyandera sekitar 240 sandera dalam serangannya ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang.
Mirjana Spoljaric, presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bertemu di Qatar pada Senin (20/11/2023) dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Mereka membahas isu-isu kemanusiaan terkai konflik tersebut.
Spoljaric juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar.

Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Tewas di Gaza, Capai 12.000 Orang, Warga Palestina: Pengeboman Ada di Mana-mana
Organisasi tersebut mengatakan bahwa pertemuan tersebut bukan bagian dari negosiasi yang bertujuan untuk membebaskan para sandera.
Namun sebagai perantara yang netral, ICRC siap memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera telah beredar selama berhari-hari.
Reuters melaporkan pekan lalu bahwa mediator Qatar telah mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera dengan imbalan gencatan senjata selama tiga hari
Gencatan senjata akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat kepada warga sipil Gaza, mengutip seorang pejabat yang mendapat penjelasan tentang pembicaraan tersebut.
Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Michael Herzog mengatakan dalam acara "This Week" di ABC bahwa ia berharap akan ada kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.
Sementara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa harapan yang tersisa sangat kecil.

SERUAN Joe Biden ke Israel, RS di Gaza Harus Dilindungi:Kini RS Al Shifa Jadi Kuburan seusai Diserbu
Mendapatkan laporan penyerangan rumah sakit di Gaza oleh Israel Defense Forces (IDF) atau tentara Israel, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak agar tidak menyerang rumah sakit.
Kali ini, Joe Biden meminta tentara Israel supaya tidak menyerbu rumah sakit di Gaza. Dirinya meminta agar rumah sakit di Gaza untuk dilindungi.
Kini, Kompleks Rumah Sakit Al Shifa menjadi kuburan massal karena banyaknya korban berjatuhan setelah tentara Israel menyerbunya.
Sebelumnya, tentara Israel sempat menduduki Rumah Sakit Al Shifa yang menjadi rumah sakit terpenting di Gaza.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan terhadap Hamas di rumah sakit Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023) pagi.
Mereka menyebutnya sebagai "operasi tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu" di kompleks medis tersebut.
"Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu di rumah sakit Shifa," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian.
Baca juga: PENAMPAKAN Terowongan Bawah Tanah di Gaza, Bikin Israel Ketar-ketir Lumpuhkan Hamas: Panjang & Rumit
Baca juga: PECAH TANGIS Jurnalis di Gaza:Kemarin Saya Tangisi Anak Orang Lain Tiada, Hari Ini 4 Anakku Tewas!
Tak ingin kondisi semakin runyam, Joe Biden terus memberikan gertakan agar melindungi rumah sakit di Gaza.
Biden berbicara demikian ketika pertempuran sengit antara pasukan Israel dan Hamas dilaporkan tengah berkecamuk di sekitar kompleks RS Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.
"Ini adalah harapan dan ekspektasi saya bahwa akan ada tindakan yang tidak terlalu mengganggu terhadap rumah sakit tersebut," kata Biden kepada para wartawan di Ruang Oval ketika ditanya apakah ia telah menyampaikan keprihatinannya kepada Israel mengenai masalah ini.
"Rumah sakit harus dilindungi," jelasnya di sela menandatangani inisiatif penelitian kesehatan perempuan bersama Ibu Negara AS Jill Biden, sebagaimana dikutip dari AFP.

Biden menambahkan bahwa dirinya telah melakukan kontak dengan pihak Israel mengenai masalah ini.
Sementara, dia mengatakan, kesepakatan untuk "pembebasan sandera" masih dinegosiasikan dengan bantuan negara Teluk, Qatar.
Terpisah, seorang ahli bedah dari Doctors Without Borders (MSF), sebuah kelompok amal medis, mengatakan bahwa ratusan orang terjebak di kompleks rumah sakit Al-Shifa dalam kondisi yang "tidak manusiawi".
Israel beralasan bahwa musuh-musuh Hamas membangun markas militer mereka di bawah rumah sakit Al-Shifa.
Tuduhan itu kini telah dibantah oleh Hamas.
Badan-badan PBB dan para dokter di RS Al-Shifa memperingatkan bahwa kurangnya bahan bakar generator telah merenggut nyawa, termasuk bayi-bayi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di wilayah Palestina mengatakan pada Senin pagi bahwa sedikitnya 2.300 orang berada di dalam fasilitas Al-Shifa yang lumpuh.
Baca juga: SOSOK Abu Saher Pengurus Jenazah di Gaza, Sehari Kafani 100 Mayat: Banyak Tubuh Hancur Dibom Israel

Ribuan orang itu terdiri dari pasien, petugas kesehatan, dan orang-orang yang melarikan diri dari serangan Israel.
Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, kemudian mengonfirmasi bahwa Washington, yang dengan tegas mendukung Israel dalam serangannya terhadap Hamas, telah mengangkat masalah ini dengan sekutunya.
"Kami tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit. Kami ingin melihat pasien terlindungi, kami ingin melihat rumah sakit terlindungi," katanya dalam sebuah konferensi pers.
"Kami telah berbicara dengan pemerintah Israel tentang hal ini dan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki pandangan yang sama bahwa mereka tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit," tambah Sullivan.
Sullivan juga mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin melihat jeda yang jauh lebih lama, berhari-hari, bukan berjam-jam dalam pertempuran.
Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa Israel telah menyetujui jeda kemanusiaan selama empat jam setiap hari dalam pertempuran untuk memungkinkan warga sipil keluar dari Gaza utara dan memberikan bantuan.
Setelah serbuan tentara Israel ke RS Al Shifa, kini sebanyak 179 orang telah dimakamkan di kuburan massal di kompleks rumah sakit tersebut.
Direktur RS Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiyah mengatakan, hal tersebut dilakukan karena tidak ada pilihan lain.
"Kami terpaksa menguburkan mereka di kuburan massal," ungkapnya, Selasa (14/11/2023), dikutip dari Al Arabiya.
Dari angka tersebut, 7 di antaranya adalah bayi dan 29 pasien perawatan intensif.
"Ada banyak mayat berserakan di kompleks rumah sakit dan tidak ada lagi listrik di kamar mayat," katanya.
Hal itu dikarenakan tidak ada bahan bakar yang masuk ke Jalur Gaza sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.
Akibatnya, mayat yang menumpuk mulai membusuk.
Hal itu disampaikan oleh Dokter Ahmed Al Mokhallalati dan juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra kepada jurnalis Al Jazeera.
Seorang jurnalis di dalam rumah sakit yang bekerja sama dengan AFP mengatakan bau mayat yang membusuk ada di mana-mana di fasilitas tersebut.
Diolah dari berita tayang di Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Dituduh Terlibat Prostitusi, Shinta Bachir Malah Biayai Umrah Penuding: Biar Dia Minta Maaf ke Allah |
![]() |
---|
Malam Sebelum Meninggal, Icang Faisal Minta Bertemu Anak-anak, Bak Firasat Bakal Jadi yang Terakhir |
![]() |
---|
Siskaeee Kembali ke Publik Usai Bebas dari Hukuman: Rindu Akting, Tapi Tak Mau Terjerumus Lagi |
![]() |
---|
Kabar Aktivis Adam Deni, 2 Kali Dipenjarakan Ahmad Sahroni, Kini Punya Panggilan Baru: Hikmah Banyak |
![]() |
---|
Sosok Keponakan Ibu Jilbab Pink di Demo DPR, Ternyata Polisi, Kini Minta Maaf ke Teman Seprofesi |
![]() |
---|