Berita Viral
CURHAT Lukas Kolo Guru SMP di NTT 10 Tahun Tak Digaji, Tetap Mengajar: Kini Tinggal di Perpustakaan
Inilah sosok Lukas Kolo, guru di NTT yang tak digaji selama 10 tahun oleh pemerintah, terpaksa tinggal di perpustakaan.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok Lukas Kolo, guru SMP Negeri Wini di Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa harus tinggal di perpustakaan sekolah karena mengaku tak mendapatkan gaji selama sepuluh tahun dari pemerintah.
Dia dan pihak sekolah mengubah perpustakaan sekolah untuk dijadikan mess tempat tinggal Lukas Kolo dan sejumlah guru lainnya.
Sosok Lukas Kolo tinggal di perpustakaan sekolah demi hemat biaya transportasi.
Meski belum mendapatkan bayaran dari pemerintah selama 10 tahun, Lukas Kolo tetap mengajar dan ikhlas berbagi ilmu pada muridnya.
Untuk kesehariannya, Lukas Kolo mendapatkan bayaran dari para murid yang mengumpulkan uang Rp35 ribu.
Kisah pilu yang dialami Lukas Kolo kini mendadak viral di media sosial.
Diketahui, Lukas Kolo menjalani profesinya sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri Wini dengan sukacita.
Baca juga: Okie Agustina Cukup Minta Nafkah Rp5 Juta, Berapa Sebenarnya Gaji Pesepak Bola Gunawan Dwi Cahyo?
Baca juga: SYOK! TKI Spill Gaji di Jepang, Dikira Digaji Rp20 Juta Sebulan Ternyata Dapat Rp52 Juta: Bersyukur!
Pada Agustus 2023 lalu, Lukas menerima Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Namun, hingga saat ini ia belum menerima gaji.
“Saya terima SK tanggal 7 Agustus 2023, sampai hari ini belum terima gaji." ungkap Lukas, seperti dari Kompas.com
"Mungkin pemerintah masih urus, karena terlalu banyak peserta,” bebernya lagi.
Lukas tidak mengetahui secara pasti kapan akan menerima gaji. Saat ini, dirinya hanya bisa menunggu saja.
Untuk bertahan hidup, Lukas mengandalkan kerja sampingan dengan menjadi pekerja kebun dan menjual hewan.
Di SMP Negeri Wini ini, Lukas bersama keluarganya sengaja tinggal di ruang perpustakan yang dialihfungsikan menjadi mes.
Hal tersebut demi menghemat biaya transportasi dari rumahnya di Bakitolas yang jaraknya sekitar 25 kilometer ke SMP Negeri Wini.
“Pulangnya kalau ada keperluan saja. Ya kadang satu bulan sekali. Yang menginap di mes ada tiga guru, termasuk saya,” ungkapnya.
Dia mengaku harus membuat alat peraga karena tak memiliki lab bahasa.
“Sejauh ini, kami hanya bisa pakai alat peraga. Kami kreatif sendiri untuk membuat gambar atau poster.
"Kami sediakan dan kami paparkan agar mereka tahu tentang apa,” tuturnya.
Hal yang sama juga dialami oleh teman sesama guru Lukas Kolo yakni Frederikus yang juga tak mendapatkan bayaran dari pemerintah.
Meski demikian, guru bahasa Inggris itu berusaha sabar dan ikhlas menyiapkan materi pembelajaran.
Saat praktik listening atau praktik mendengarkan percakapan Bahasa Inggris, Frederikus menggunakan speaker atau pengeras suara kecil yang disambungkan ke ponsel.
Frederikus mengungkapkan bahwa SMP Negeri Wini tak memiliki proyektor untuk mengajar.
Bahkan terkadang dirinya meminjam proyektor ke SD Katolik Wini yang tak jauh dari sekolahnya.
“Kami kadang kalau mau pakai Infocus (merek proyektor) harus pinjam dari SD Katolik Wini. Karena kan mereka ada. Kalau ada pertemuan orang tua dan urgent, ya harus pinjam,” ujar Frederikus.
Di sisi lain, setiap guru harus membeli buku referensi tambahan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk siswa.
“(Kalau ada tambahan belajar, guru) harus beli. Terkadang, buku referensinya disiapkan oleh guru, lalu mereka fotokopi,” ucap Guru Bahasa Indonesia, Aryance Paulina Thake Kolo.
Lukas pun meminta Pemerintah Indonesia memperhatikan tenaga pengajar di pelosok negeri yang jauh dari kata sejahtera.
Apalagi di wilayah perbatasan banyak tenaga guru honorer.
“Karena di sini banyak guru honorer. Tentunya pemerintah harus membuka mata. Karena, tanpa guru, dunia bisa mati. Guru yang bisa mencerdaskan bangsa,” katanya.
“Kebutuhan sangat menuntut, tapi pemerintah kurang memperhatikan, itu kendala kami di situ. Jadi, kami mohon supaya, untuk ke depan, perhatikan guru,” ucap Lukas melanjutkan.
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
| Parah! Fakta Nampan MBG Diduga Ilegal di Ruko Ancol, Palsukan Label Made in China, Ini Kata Polisi |
|
|---|
| Alasan Budi Arie Segera Ganti Foto Wajah Jokowi di Logo Projo, Tugas Mengawal Sudah Selesai |
|
|---|
| Sepak Terjang Budi Arie Setiadi, Ketum Projo Akan Gabung Partai Gerindra, Siap Hapus Foto Jokowi |
|
|---|
| Fakta Jenazah di Gunung Ciremai, Hilang 3 Minggu & Mental Tak Stabil, Mendaki untuk Kenang Masa Lalu |
|
|---|
| Detik-detik Bocah 6 Tahun di Bekasi Tersengat Tawon hingga Tewas, Tak Sengaja Lewati Sarang |
|
|---|