Pilpres 2024
Sekjen Gerindra Sebut Provinsi Ini Lumbung Suara Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani: Optimis Satu Putaran
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sebut salah satu Provinsi ini bisa jadi lumbung suara pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sebut salah satu Provinsi ini bisa jadi lumbung suara pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Lantas, sebenarnya provinsi mana yang disebutkan Ahmad Muzani jadi lumbung suara Prabowo-Gibran itu?
Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka menyapa warga Makassar dalam Jalan Sehat Satu Putaran di Jl Jenderal Sudirman, Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: PERSAINGAN Makin Ketat, Rano Karno Masuk TPD Ganjar-Mahfud di Banten, Ini Tugas yang Diamanahkan
Gibran membawa Wagub Jawa Timur Emil Dardak dan Arumi Bachsin dalam aktivitasnya.
Hadir juga Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Ahmad Muzani senang dengan respon warga Makassar.
Antusiasme warga Makassar menurutnya patut diapresiasi.
Muzani pun optimis Sulawesi Selatan (Sulsel) khususnya Makassar bisa menjadi lumbung suara Prabowo - Gibran.
Bahkan Muzani optimis dalam satu putaran paslon nomor 2 ini bisa menang.
"Harapannya Sulsel akan jadi tambang perolehan suara Prabowo - Gibran," jelas Muzani.
"Kita tekadkan Prabowo - Gibran menang di Sulsel dalam satu putaran berarti 50 persen lebih satu. Minimal itu," lanjutnya.

Baca juga: HADIRI Pengundian Nomor Urut di KPU, Kaesang Sungkem ke Megawati, Diantar Langsung Oleh Gibran
Dalam jalan sehat satu putaran 2 km, spanduk Prabowo - Gibran dibawa warga ke jalan.
"Prabowo - Gibran Presidenku," tulis spanduk yang ramai di bentangkan warga Sulsel.
"Kita Muda Kita Bisa," kalimat lainnya dalam spanduk.
Dalam spanduk itu, terpampang wajah salah satu Caleg DPRD Makassar.
Foto Christine Tjandra nampak berada di bagian kanan spanduk.
Teriakan warga Sulsel juga bergemuruh mendukung calon wakil presiden (Cawapres) nomor 2 ini.
"Prabowo - Gibran menang," teriak masyarakat.
Dalam agenda ini, sejumlah tokoh penting hadir.
Diantaranya ada mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Andi Sudirman Sulaiman datang dengan setelan baju berwarna putih.
Kemudian mengenakan celana training disertai sepatu olahraga.
Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras juga datang.
Lalu ada Anggota DPRD Sulsel Edward Wijaya Horas.
Rahman Pina datang dengan baju biru serta jaket merah.
Tak ketinggalan, Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin turut ikut jalan sehat.
Appi sapaannya datang dengan baju berwarna kuning.
Selanjutnya, ada Ketua DPW Gelora Sulsel Syamsari Kitta.

Diterpa Rumor Politik Dinasti Gara-gara Gibran, Gerindra Akui Elektabilitas Prabowo Jadi Terpengaruh
Perkara munculnya Gibran Rakabuming jadi pendamping Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden membuat isu politik dinasti terus bergaung.
Tak mau menutup mata soal isu yang menyerang pasangan Prabowo-Gibran tersebut, Gerindra akhirnya buka suara.
Akan tetapi mereka tetap yakin bahwa Prabowo-Gibran akan jadi pemenang Pilpres 2024.
Baca juga: Survei Poltracking: Prabowo-Gibran Posisi Pertama, Anies-Cak Imin Dekati Elektabilitas Ganjar-Mahfud
Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta, Nurhasan mengakui bahwa elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpengaruh oleh rumor politik dinasti.
Namun, Nurhasan berharap pengaruh rumor yang menerpa Prabowo-Gibran itu hanya sementara.
"Pasti ada pengaruh itu.
Kami dari Gerindra dan KIM (Koalisi Indonesia Maju) berharap (rumor politik dinasti) ini sifatnya hanya temporer," ujar Nurhasan saat acara konsolidasi anggota DPRD DKI Jakarta yang tergabung dalam KIM di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, (11/11/2023), dikutip dari Tribunjakarta.com.
Nurhasan mengatakan masih optimistis bahwa Prabowo-Gibran akan menang di Jakarta pada kontestasi politik tahun depan.
Dia menyebut KIM akan melawan sejumlah isu yang diarahkan kepada Prabowo-Gibran dengan beberapa gagasan program yang diberikan kepada publik.
"Tinggal ke depan program-program seperti apa yang kita bisa membuat mereka yakin bahwa pemuda ya harus dikasih kesempatan," ujarnya.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru, 1-8 November PWS Tunjukkan Prabowo-Gibran Unggul, Bagaimana 7 Survei Lainnya?
Nurhasan mengaku paham bahwa masyarakat kaget ketika Gibran terpilih sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Akan tetapi, kata dia, hal itu justru menjadi tantangan bagi KIM untuk meyakinkan masyarakat, termasuk masyarakat Jakarta.
"Kalau saya pribadi sih wajar karena memang masyarakat itu kan pasti sesuatu yang baru, yang belum pernah terjadi pasti ada tanggapan-tangggapan miring,
tapi seiring berjalannya waktu ini malah jadi kesempatan untuk kita bisa menarik ceruk pemilih pemula bahwa pemuda itu harus dikasih kesempatan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Prabowo-Gibran Sudah Pikat Jabar, Ridwan Kamil, Iwan Bule hingga Dedi Mulyadi Siap Amankan Suara
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Rani Mauliani menyebut susunan Tim Kampanye Daerah (TKD) DKI Jakarta untuk pasangan yang diusung oleh KIM itu akan diumumkan minggu depan.
"Insyaallah pekan ini sudah selesai pembahasannya. Kalau besok selesai, minggu depan kita udah punya susunan," kata Rani.
Dia berujar TKD Prabowo-Gibran di Jakarta bakal diisi oleh para pengurus partai politik di DKI.

Hal ini berbeda dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) yang juga diisi oleh tokoh agama hingga pemengaruh atau influencer.
Rani menyebut masing-masing partai yang tergabung dalam KIM sudah menyodorkan nama pengurusnya untuk dimasukkan ke dalam struktur TKD Prabowo-Gibran.
"Kalau TKD, kita hanya susunan DPD dan DPW tiap partai aja. Kalau mungkin di parpolnya ada artisnya ya bisa aja masuk."
Melanggengkan politik dinasti
Ketua Umum DPP National Corruption Watch (NCW), Hanifa Sutrisna, menyebut munculnya Gibran sebagai cawapres Prabowo memperlihatkan adanya kuasa relasi untuk melanggengkan politik dinasti.
Dia menyinggung keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia capres dan cawapres.
Baca juga: Para Capres Tanggapi Keputusan MKMK, Ganjar & Anies Tenang Menjawab, Prabowo Pilih Kabur: OK Makasih
Keputusan itu diduga memberikan karpet merah kepada Gibran agar putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa maju sebagai cawapres pada Pilpres 2024.
“Hari ini kita kembali dipertontonkan opera perpolitikan Indonesia.
Kami melihat MK keluar dari esensinya yang semestinya menjalankan check and balances pada kekuasaan pembuat undang-undang (eksekutif dan legislatif),” ujar Hanif, Jumat, (27/10/2023).
Menurut Hanif kekhawatiran akan ketidaknetralan Ketua MK saat itu, Anwar Usman, bisa membuat masyarakat meragukan MK.

Anwar yang menjadi adik ipar Jokowi sudah dicopot oleh Majelis Kehormatan MK beberapa waktu lalu setelah dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik hakim konstitusi.
“Jika lembaga sebesar MK bisa diintervensi, ke mana lagi rakyat akan mengadu jika hak konstitusi mereka diganggu oleh undang-undang dan peraturan yang dibuat penguasa?” tanya Hanif.
Hanif turu menyinggung adik Gibran, Kaesang Pangarep, yang terpilih sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebulan sebelum MK mengeluarkan putusan kontroversial.
“Apa iya seperti ini demokrasi dan suksesi dalam perpolitikan yang sehat yang dibangun pascareformasi di Indonesia?” tanya dia.
Dia kemudian bertanya-tanya mengapa tidak ada aksi perlawanan besar terhadap hal itu.
“Ke mana hati nurani dan suara para tokoh-tokoh bangsa, para aktivis dan mahasiswa saat ini? Kenapa tidak ada aksi dan perlawanan yang berarti?" katanya.
(Tribun-Timur.com/Faqih Imtiyaaz)
Diolah dari berita tayang di Tribun-Timur.com
25 Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Siap Dilantik, Simak Daftar Nama Tokoh yang Hadir di Hambalang |
![]() |
---|
Efek Prabowo-Gibran, Pemimpin Dunia Berbondong-bondong Hadiri Pelantikan Presiden Baru, Siapa Saja? |
![]() |
---|
Reaksi Tak Terduga Megawati soal PPP Gagal Lolos Parlemen, Terang-terangan Sebut Sedih Sekali |
![]() |
---|
Bukan Bansos, Prabowo Terang-terangan Akui Kemenangan di Pilpres 2024 Karena Adanya Efek Ini |
![]() |
---|
Gugatan PDIP ke PTUN Bisa Jadi Ganjalan Pelantikan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober?MPR Beri Kepastian |
![]() |
---|