SOSOK Itamar Ben-Gvir, Menteri Israel yang Bakal Kacaukan Negaranya Sendiri Jika Stop Serang Gaza
Berikut sosok Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel yang tolak gencatan senjata di Gaza Palestina.
Penulis: Eri Ariyanto
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut sosok Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel yang tolak gencatan senjata di Gaza Palestina.
Nama Itamar Ben-Gvir jadi perbincangan hangat publik karena pernyataannya.
Seperti diketahui, Itamar Ben-Gvir mengancam akan kacaukan negaranya sendiri jika stop serang Gaza.

Baca juga: Usai Temui Netanyahu, Elon Musk Kini Diundang Hamas, Diajak Saksikan Sendiri Kekejaman Israel
Ancaman itu diucapkan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).
"Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah," ujar Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).
Sebagai informasi, Ben-Gvir dan partainya, Otzma Yehudit, memegang enam kursi dalam koalisi pemerintah, dengan tiga menteri berada di kabinet beranggotakan 38 orang ini.
Dikutip Tribunnewsmaker dari Times of Israel, ancaman pembelotan Ben-Gvir ini diprediksi tidak akan mempengaruhi kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan asumsi pemerintah tetap mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.
Ben-Gvir juga menjadi satu dari tiga menteri kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.
Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir.

Baca juga: MOMEN Tentara Hamas Lepaskan Sandera Israel, Perlakuan Lembut Jadi Sorotan, Akrab Penuh Senyum
Akan tetapi, Israel tetap menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu dengan bantuan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Ben-Gvir merupakan salah satu menteri Israel yang sangat anti-Palestina.
Menteri itu dikenal kontroversial lantaran tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyulut kemarahan warga Palestina.
Dia pernah menuai kecaman karena seenaknya mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Ben-Gvir pernah berseteru dengan model internasional, Bella Hadid, yang mengkritik unggahan media sosialnya.
Melansir dari Al Jazeera, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis.
Ben-Gvir juga ditahan pada 2007 karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menuturkan bahwa terpilihnya Ben-Gvir menciptakan bencana pada konflik Palestina-Israel, dikutip dari Reuters.
Pada perang Hamas-Israel kali ini, Ben-Gvir juga membuat keputusan kontroversial dengan memaksakan agenda supremasi Yahudinya.
Agenda ini melonggarkan pembatasan senjata bagi warga Israel sehingga mereka dapat dengan mudah dapat memiliki senjata api untuk ikut berperang.
Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.
Israel-Hamas Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata 1 Hari, Perang akan Dimulai Lagi Tepat 1 Desember
Setelah sempat menolak daftar sandera yang diajukan Hamas, kini Israel sepakat menambah waktu gencatan senjata.
Tanggal 30 November 2023, merupakan hari terakhir gencatan senjata yang disepakati Israel karena hanya tambah satu hari.
Dengan begitu gencatan senjata Israel-Hamas hanya genap 7 hari dari kesepakatan bersama awal.
Baca juga: 8 Tentara Israel Tewas di Tangan Teman Sendiri Sesama IDF, karena Friendly Fire saat Baku Tembak
Israel dan Hamas telah kembali menyepakati perpanjangan gencatan senjata di Gaza pada Kamis (30/11/2023).
Dikutip dari Aljazeera, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengumumkan gencatan senjata dengan Hamas bakal dilakukan pada Kamis pagi pukul 07.00 waktu setempat atau 12.00 WIB.
IDF menyebut gencatan senjata ini perlu dilakukan karena salah satu alasannya demi melanjutkan proses pembebasan sandera.
Baca juga: Usai Temui Netanyahu, Elon Musk Kini Diundang Hamas, Diajak Saksikan Sendiri Kekejaman Israel
"Gencatan senjata akan berlanjut mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera dan bentuk mematuhi ketentuan perjanjian," demikian bunyi pernyataan IDF.

Sementara, dalam pernyataan terpisah, Hamas menyampaikan perpanjanga gencatan senjata dilakukan selama satu hari.
Sebagai informasi, ini merupakan kesepakatan gencatan senjata ketiga setelah pada Jumat (24/11/2023) menjadi kesepakatan pertama kalinya antara Israel dan Hamas.
Dalam kesepakatan tersebut, disetujui bahwa gencatan senjata dilakukan empat hari.
Baca juga: Surat Haru Ibu Sandera Hamas yang Mengaku Berterimakasih, Putrinya Selama Ini Diperlakukan Bak Ratu
Kemudian, pada Senin (27/11/2023), Israel dan Hamas kembali sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga diperpanjang lagi pada hari ini.
Sebelumnya, gencatan senjata diprediksi bakal gagal untuk disepakati setelah Israel menolak daftar tawanan yang diajukan Hamas.
“Hal ini terjadi meskipun ada konfirmasi melalui mediator bahwa kelompok ini adalah satu-satunya yang dimiliki gerakan (Hamas) dalam hal tahanan dalam kategori yang disepakati,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut Kan, kabinet Israel mengatakan ingin menerima daftar yang lebih baik dari Hamas mengenai tawanan Israel yang dibebaskan berikutnya selambat-lambatnya pukul 7 pagi waktu setempat atau 12.00 WIB.
“Jika daftarnya (tahanan) tidak berubah pada pukul tujuh pagi, kami akan melanjutkan pertempuran," demikian pernyataan kabinet pemerintahan Israel.
Dengan adanya penambahan waktu ini, maka gencatan senjata Israel-Hamas berlangsung selama tujuh hari per Kamis (30/11/2023).
Update Pembebasan Sandera: Hamas Bebaskan 16 Orang Israel Ditukar 30 Tahanan Palestina
Terbaru, pembebasan sandera kembali dilakukan oleh Hamas dan Israel pada Rabu (29/11/2023) waktu setempat.
Dikutip dari Al Arabiya pada Kamis, Hamas membebaskan 16 sandera termasuk 10 warga Israel.
Sementara dari pihak Israel, membebaskan 30 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Tel Aviv.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengungkapkan dalam keterangannya, 16 sandera Hamas tersebut telah tiba di wilayahnya.
Adapun rinciannya adalah lima sandera wanita, tiga sandera anak-anak, dan dua sandera laki-laki yang berusia 18 tahun telah dibebaskan Hamas.

Sementara 10 warga Israel tersebut merupakan orang dengan kewarganegaraan ganda yaitu satu orang berkewarganegaraan Israel-Belanda, satu Israel-Amerika, dan tiga orang warga Israel-Jerman.
Sedangkan enam sandera lainnya merupakan warga negara asing yang terdiri atas dua warga Rusia dan empat warga Thailand.
Di sisi Israel, 30 tahanan Palestina juga dibebaskan.
Salah satunya adalah aktivis dan tokoh penting Palestina berusia 22 tahun, Ahed Tamimi.
Para sandera dan tahanan yang dibebaskan pada hari keenam gencatan senjata itu disambut dengan perayaan oleh keluarga dan teman-teman mereka.
"Qatar tetap berharap bahwa kemajuan yang dicapai dalam beberapa hari terakhir dapat dipertahankan, dan perpanjangan lebih lanjut dari perjanjian jeda kemanusiaan dapat dicapai," kata ju bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari.
(Tribunnewsmaker.com/Eri Ariyanto)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Qatar Bersiap Balas Israel, Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Bersumpah Akan Lawan Netanyahu |
![]() |
---|
7 Fakta Baru Penembakan Charlie Kirk, Tyler Robinson Diminta Ayah Serahkan Diri, Pesan di Amunisi |
![]() |
---|
Traveling ke Hong Kong Bingung Makanan Halal & Tempat Shalat? Harusnya Tidak, Ini Bukti Ramah Muslim |
![]() |
---|
Tangis Erika Frantzve Istri Politisi Charlie Kirk yang Ditembak Mati, Curhat di IG: Dunia Ini Kejam |
![]() |
---|
Sosok Tyler Robinson Gen Z yang Tembak Mati Charlie Kirk di Utah, Sempat Makan Malam Bareng Keluarga |
![]() |
---|