Palestina vs Israel
'TOLONG!' Getir Warga Gaza di Tengah Banjir & Bom Israel, Tidur Basah Kuyup di Pasir: Putraku Sakit!
Inilah nasib terkini warga Gaza setelah dilanda hujan badai di tengah gempuran Israel.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penderitaan warga Palestina semakin bertambah ketika hujan deras mengguyur Gaza di tengah dentuman bom Israel yang mematikan.
Dalam kondisi ini, warga Gaza harus hidup di tengah genangan air yang membanjiri kamp pengungsian.
Sejumlah tenda-tenda di Gaza dan Rafah pun terendam banjir yang membuat warga sedikit kelabakan.

Terlebih lagi hujan yang disertai angin terbukti mampu merobohkan tenda pengungsian.
Kini, warga harus tidur di atas pasir basah bekas hujan sembari mendengarkan dentuman bom Israel yang sewaktu-waktu mampu mengancam nyawa mereka.
Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis, (14/12/2023) melaporkan, air menggenang di tenda-tenda Rafah dan Gaza tampak berpasir yang dipenuhi sampah.
Orang-orang membawa ember pasir untuk menutupi genangan air di dalam dan sekitar tenda mereka, serta menggantungkan pakaian yg basah.
Baca juga: ISI Selebaran yang Dijatuhkan IDF di Gaza, Kutip Ayat Al Quran, Ingatkan Soal Banjir: Apa Maknanya?
Baca juga: UNESCO ke Mana? Potret Situs Masjid Tertua di Gaza Luluh Lantak Dibom Israel, Warga Sipil: Biadab!
Beberapa keluarga mendapat tenda yang layak, tetapi ada pula yang hanya memiliki terpal atau plastik tipis transparan untuk melindungi barang-barang.
Banyak juga tenda yang tidak beralas sehingga orang-orang bermalam dengan meringkuk di atas pasir basah.
Aziza Al Shabrawi contohnya. Ia berusaha keras mengeluarkan air hujan dari tenda keluarganya, sambil menunjuk pada kedua anaknya yang hidup dalam kondisi genting.
“Putraku sakit karena kedinginan dan putriku bertelanjang kaki. Kami seperti pengemis,” kata ibu berusia 38 tahun itu.
“Tak ada yang peduli, dan tak ada yang membantu.” ujarnya lagi.

Sementara itu Yasmin Mhani mengatakan, dia terbangun saat malam dan mendapati anaknya yang berusia tujuh bulan basah kuyup.
Keluarganya yang beranggotakan lima orang berbagi satu selimut setelah rumahnya hancur oleh serangan udara Israel.
Mereka kehilangan salah satu anak serta seluruh harta benda.
“Rumah kami hancur, anak kami tewas dan saya tetap menghadapi semuanya." katanya sambil menggantungkan pakaian basah di luar tendanya.
"Ini tempat kelima yang harus kami tuju, mengungsi dari satu tempat ke tempat lain, hanya dengan mengenakan kaus oblong,” lanjutnya.
Baca juga: GETIR Warga Palestina saat Gaza Selatan Jadi Target Pembantaian Baru Israel, RS Dikepung Tank

Video di media sosial menunjukkan orang-orang berjalan melalui jalanan yang terendam banjir sambil membawa anggota keluarga mereka yang tewas, dibungkus dengan kain kafan putih.
Hujan lebat dan angin kencang mempersulit proses pemakaman.
Koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum yang melaporkan dari Al Mawasi di Gaza selatan mengatakan, curah hujan menimbulkan tantangan baru bagi sebagian besar warga Palestina.
“Ini sangat mengkhawatirkan bagi mereka yang mengungsi dari rumah dan mengikuti perintah pasukan pendudukan Israel untuk melarikan diri ke selatan,” katanya.
“Masyarakat di sini menghadapi situasi yang dramatis dan memburuk karena berpindah dari tinggal di rumah beton ke tenda-tenda yang tidak memiliki segala macam kebutuhan dasar.” lanjutnya.
Puluhan ribu warga Palestina di Gaza mengungsi ke selatan dengan cara apa pun, baik menaiki mobil, truk, kereta kuda, atau berjalan kaki, membuat Rafah menjadi lautan tenda dan tempat berlindung sementara yang terbuat dari kayu dan terpal plastik.
'UNESCO ke Mana?' Potret Situs Masjid Tertua di Gaza Luluh Lantak Dibom Israel, Warga Sipil: Biadab!
Peran terkini UNESCO dipertanyakan saat situs masjid tertua di Gaza, Palestina luluh lantak dibombardir tentara Israel atau IDF.
Menjadi masjid tertua di Gaza, Masjid Omar memiliki peran penting dalam perkembangan budaya dan sejarah di Gaza.
Selama ini, Masjid Omar menjadi situs yang paling dijaga di Gaza dan dilindungi oleh warga sipil.

Sayangnya, situs tersebut harus hancur akibat serangan dari IDF secara brutal.
Kini, masjid tersebut hanya menyisakan menara dan puing-puingnya.
Sementara itu, Hamas makin berang melihat masjid yang sudah berdiri sejak abad pertengahan ini hancur akibat serangan bom.
Hamas pun mendesak UNESCO setelah peristiwa bom jatuh di Masjid Omar ini.
Baca juga: GETIR Warga Palestina saat Gaza Selatan Jadi Target Pembantaian Baru Israel, RS Dikepung Tank
Baca juga: ISI Selebaran yang Dijatuhkan IDF di Gaza, Kutip Ayat Al Quran, Ingatkan Soal Banjir: Apa Maknanya?
Pada Jumat (8/12/2023), Hamas mengatakan serangan Israel itu menyebabkan kerusakan luas pada bangunan.
Hamas menyebut aksi Israel yang menargetkan Masjid Omari sebagai "kejahatan keji dan biadab".
Atas serangan itu, Hamas mendesak UNESCO untuk melindungi bangunan bersejarah Palestina di wilayah Gaza.
Dikutip dari AlJazeera, rekaman dan gambar yang diunggah di media sosial Hamas pada Jumat memperlihatkan Masjid Omari, yang terbesar dan tertua di Kota Gaza, hancur menjadi puing-puing.
Hanya menaranya yang tampak utuh, sedangkan sekelilingnya hancur.

Baca juga: SOSOK Sheikh Ahmed Yassin, Pendiri Hamas yang Lumpuh tapi Mampu Perang Lawan Israel dari Kursi Roda
"Kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi harusnya menjadi pelecut bagi UNESCO untuk mengambil tindakan melestarikan warisan peradaban dan budaya yang besar ini," ujar Kementerian Pariwisata dan Purbakala Gaza.
Sementara itu, warga Palestina di Gaza yang mengetahui kehancuran Masjid Omari meluapkan amarahnya.
Ahmed Nemer (45) mengaku menghabiskan masa kecilnya dengan beribadah di Masjid Omari.
Ia pun menyebut serangan Israel terhadap Masjid Omari tersebut sebagai upaya untuk "menghapus ingatan kami."
"Saya telah berdsoa di sana dan bermain-main di Masjid Omari sepanjang masa kecil saya," lanjut dia saat ditemui di Gaza selatan, tempa dirinya melarikan diri untuk mencari perlindungan dari pemboman Israel.
Warga lainnya, Mohammad Rajab, seorang sopir taksi dari Kota Gaza yang juga melarikan diri ke selatan, mengatakan Masjid Omari adalah landmark kota paling penting.

"Ini biadab," ujar Rajab yang rumahnya hanya berjarak beberapa ratus meter dari Masjid Omari.
Hingga saat ini belum ada komentar langsung dari militer Israel atas serangan tersebut.
Dilansir Al Arabiya, nama Masjid Omari diambil dari nama khalifah kedua Islam, Omar.
Masjid tersebut merupakan yang tertua dan terbesar di wilayah kecil Palestina.
Selain Masjid Omari, Masjid Othman bin Qashqar, yang juga berada di Gaza, menjadi target serangan Israel, pada Kamis (7/12/2023), kata Hamas.
Diperkirakan 104 masjid di Gaza telah dihancurkan sejak dimulainya serangan Israel di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023.
Hamas juga mengutuk penghancuran Hammam al-Samara, pemandian gaya Turki terakhir di wilayah tersebut, tempat warga di Gaza mandi selama lebih dari 1.000 tahun.
Tak hanya masjid, Hamas juga mengungkapkan tiga gereja telah dihancurkan oleh Israel, termasuk Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius yang berusia 1.000 tahun.
Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius adalah gereja tertua yang masih aktif di Gaza.
Israel diketahui kerap menuduh Hamas menggunakan masjid, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya untuk melindungi para pejuangnya.
Kini warga sipil mengecam keras tindakan perusakan situs bersejarah di Gaza.
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Detik-detik Kejadian Pria Israel Meledak Terkena Ranjau Darat saat Menendang Bendera Palestina |
![]() |
---|
Terungkap Sumber Pasokan Senjata Hamas, Ternyata dari Iran dan Pasar Gelap: Diselundupkan |
![]() |
---|
Toko Roti di Gaza Buka Kembali, Warga Rela Antre Berjam-jam, Sebelumnya Sempat Konsumsi Pakan Ternak |
![]() |
---|
Heboh! Bom-bom Israel Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza, Beratnya Bikin Terkaget-kaget: Total 453 Kg |
![]() |
---|
Ribuan warga Israel Unjuk Rasa, Tuntut Akhiri Perang Gaza, 'Orang Yahudi & Arab Tolak Bermusuhan' |
![]() |
---|