Palestina vs Israel
Pemerintah Israel Blak-blakan Ingin Usir Semua Warga Gaza Demi Perluasan Permukiman Warga Israel
2 Juta penduduk Israel akan diusakan Israel untuk dipindahkan ke luar negeri. Hal ini juga untuk memperluas permukiman warga Israel.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ambisi Israel untuk bisa menguasai Gaza selain berperang dengan Hamas adalah dengan migrasi sukarela.
2 Juta penduduk Israel akan diusakan Israel untuk dipindahkan ke luar negeri. Hal ini juga untuk memperluas permukiman warga Israel.
Ide ini secara terang-terangan dikemukakan di media oleh Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir.
Baca juga: Israel Mulai Lakukan Pembersihan Etnis, IDF Bunuh 10 Warga Palestina yang Ingin Balik ke Gaza Utara
Agresi militer Israel ke Gaza Palestina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir bahkan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2024 ini.
Bahkan, kini Israel berterus terang ingin mengusir semua warga Gaza demi perluasan permukiman warga Israel.
Gagasan itu disampaikan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, Minggu (31/12/2023).
Baca juga: UU Kontroversial yang Disahkan PM Netanyahu, Dibatalkan Mahkamah Agung Israel, Bakal Picu Keretakan
Smotrich memakai istilah "migrasi sukarela" untuk pengusiran warga Gaza itu.
”Jika di Gaza terdapat 100.000 atau 200.000 orang Arab dan bukan 2 juta orang maka proses diskusi selanjutnya pasti akan berbeda.
Mari kita berpikir di luar kebiasaan. Kami akan membantu merehabilitasi para pengungsi di negara lain dengan cara yang baik dan manusiawi melalui kerja sama komunitas internasional dan negara-negara Arab di sekitar kami,” kata Bezalel Smotrich, pemimpin Partai Zionis Religius itu.

Menurut dia, pengusiran total atau setidaknya mayoritas warga Palestina dari Gaza untuk memastikan Gaza tidak dikuasai Hamas.
”Gaza tidak bisa terus menjadi ‘rumah kaca’ dimana 2 juta orang dibuat benci terhadap Israel dan diberi gagasan untuk menghancurkan Israel.
Ini yang terjadi di Gaza selama 75 tahun,” kata Smotrich dikutip dari Kompas.TV.
Karena itu setelah perang Gaza 2023 selesai, ia mengusulkan permukiman Yahudi dibuat di Gaza.
Kehadiran warga sipil Israel di Gaza dinyatakan untuk memastikan wilayah itu tidak dipakai untuk mengganggu keamanan Israel.
Baca juga: Suasana Mencekam, Pasca Serangan Udara Israel di Bandara Internasional Aleppo Suriah, 3 Orang Tewas
Terpisah, Ben-Gvir menyebut pengusiran total warga Palestina dari Gaza sebagai tindakan tepat secara moral.

Pengusiran itu disebutnya bermanfaat bagi warga Israel dan Gaza.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut apa manfaat pengusiran itu.
Gagasan Smotrich disambut oleh banyak pemukim Israel di Tepi Barat.
Di wilayah Palestina itu memang Israel membuat ribuan permukiman bagi orang Yahudi.
Israel mengabaikan keberatan komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, yang memandang permukiman itu ilegal.
Bahkan mereka tidak peduli karena tidak ada sanksi apa pun soal pembangunan permukiman itu.
Baca juga: Jet Tempur Israel Tewaskan Mantan Menteri Agama Palestina, Rumah Dihantam Serangan pada Pagi Hari
Agresi Militer Lanjut di 2024
Militer Israel pada Senin (1/1/2024) menyatakan, perang di Gaza akan terus berlanjut sepanjang tahun 2024.
Dalam sebuah pesan tahun baru, Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari menegaskan, bahwa puluhan ribu tentara cadangan akan dibutuhkan untuk bertempur.
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) harus membuat rencana ke depan, dengan memahami bahwa kami akan diminta untuk melakukan tugas-tugas tambahan dan peperangan sepanjang tahun ini," katanya kepada para wartawan.
"Tujuan perang membutuhkan pertempuran yang berkepanjangan dan kami sedang mempersiapkannya," tambah Hagari, sebagaimana dikutip dari AFP.
Perang Israel-Hamas terbaru pecah sejak 7 Oktober lalu.

Pertempuran di Gaza terjadi setelah pasukan Hamas melakukan serbuan ke Israel selatan.
Menurut data dari Israel, serangan tersebut menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar adalah warga sipil.
Sekitar 250 orang juga disandera oleh Hamas. Militer Israel mengatakan sebanyak 129 orang masih ditawan di Jalur Gaza.
Sedangkan, serangan darat, laut dan udara Israel ke Gaza sejauh ini telah menewaskan jauh lebih banyak orang, yakni mencapai 21.828 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas menyebut, sebagian besar korban tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Hagari mengatakan bahwa Militer Israel saat ini sedang merencanakan bagaimana mengerahkan pasukan dalam beberapa bulan ke depan.
Sejak operasi darat dimulai pada 27 Oktober di Gaza, tentara Israel telah kehilangan 172 tentara di dalam wilayah Palestina, termasuk beberapa di antaranya dalam insiden baku tembak.
Artikel diolah dari Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Detik-detik Kejadian Pria Israel Meledak Terkena Ranjau Darat saat Menendang Bendera Palestina |
![]() |
---|
Terungkap Sumber Pasokan Senjata Hamas, Ternyata dari Iran dan Pasar Gelap: Diselundupkan |
![]() |
---|
Toko Roti di Gaza Buka Kembali, Warga Rela Antre Berjam-jam, Sebelumnya Sempat Konsumsi Pakan Ternak |
![]() |
---|
Heboh! Bom-bom Israel Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza, Beratnya Bikin Terkaget-kaget: Total 453 Kg |
![]() |
---|
Ribuan warga Israel Unjuk Rasa, Tuntut Akhiri Perang Gaza, 'Orang Yahudi & Arab Tolak Bermusuhan' |
![]() |
---|