Breaking News:

Berita Viral

Tak Terselamatkan, Balita Usia 3 Tahun Meninggal Dunia dalam Kebakaran Rumah di Sumbawa Barat

Seorang balita berusia 3 tahun meninggal dunia akibat kebakaran rumah di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Editor: Eri Ariyanto
BPBD Banjarmasin
Ilustrasi kebakaran 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang balita berusia 3 tahun meninggal dunia akibat kebakaran rumah di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Seperti diketahui balita itu meninggal dunia dalam kebakaran rumah milik warga bernama Khairuddin.

Bahkan, saat kejadian itu api juga disebutkan terus membesar dan menghaguskan rumah Khairuddin.

ILUSTRASI kebakaran
ILUSTRASI kebakaran (Istimewa)

Baca juga: TRAGIS! 2 Pria di Majalengka Tersambar Petir saat Hujan Deras, 1 Orang Tewas dan 1 Luka Serius

Peristiwa nahas ini terjadi di Wilayah RT/RW 04/01 Dusun Lamunga Bawah, Desa Batu Putih, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (10/1/2024) pukul 14.30 Wita.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Sumbawa Barat melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Amrullah membenarkan peristiwa kebakaran tersebut.

“Benar, ada satu korban jiwa akibat kebakaran yaitu balita berusia tiga tahun." kata Amrullah saat dikonfirmasi Rabu (10/1/2024).

"Rumah itu habis terbakar seluruhnya,” lanjutnya.

Menurutnya, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian. Saat proses pemadaman tiga armada dan satu tangki air diterjunkan ke lokasi.

“Masih proses penyelidikan penyebab kebakaran."

"Saat kebakaran kami juga terjun ke lokasi membantu proses pemadaman bersama pihak Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, TNI, Polri, Pemerintah desa, Kecamatan dan masyarakat setempat,” jelas Amrullah.

ILUSTRASI bayi terbakar dan petugas pemadam kebakaran
ILUSTRASI balita meninggal dunia akibat kebakaran rumah. (Mariposacounty via TribunMedan / Tribunnews)

Baca juga: BIADAB! Pria Beristri di Aceh Utara Setubuhi Gadis Remaja hingga Hamil dan Melahirkan, Ini Motifnya

Ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap penyebab kebakaran apalagi saat musim panas seperti sekarang ini, meskipun sudah mulai turun hujan tapi cuaca panas dampak dari El-Nino.

Pemilik rumah diharapkan memeriksa keadaan sekitar sebelum meninggalkan rumah seperti ke sawah dan ladang.

“Relawan kebakaran yang ada di desa diharapkan saling membantu apabila tim pemadam kebakaran belum tiba di lokasi,” harap Amrullah.

Ilustrasi bocah bermain meriam bambu
Ilustrasi bocah bermain meriam bambu (via TribunJateng)

KRONOLOGI Bocah 10 Tahun di Ngada, NTT Hangus Terbakar saat Main Meriam Bambu: Gak Bisa Bayar Obat

Nasib pilu menimpa seorang bocah asal Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tewas setelah tubuhnya hangus terkena ledakan saat bermain meriam bambu.

Kondisinya pun cukup parah saat diselamatkan oleh warga setempat.

Dalam kasus ini, orangtua korban tak sanggup membiayai pengobatan anaknya di rumah sakit.

Oleh karena itu, orangtua memilih untuk mengobati anaknya secara tradisional.

Sayangnya, nyawa bocah itu tak dapat lagi tertolong.

Diketahui, korban berinisial RF, warga l Kampung Kolokoa, Malanuza, Kabupaten Ngada

Sekujur tubuhnya mengalami luka bakar terkena api dari ledakan meriam bambu yang ia mainkan.

Korban meninggal Jumat (29/12/2023) atau sehari setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Sebelum meninggal, RF sempat dirawat di Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golawe dan dirujuk ke RSUD Bajawa sejak 25 Desember 2023.

Baca juga: DETIK-DETIK Ibu & Anak di Pasuruan Tewas Dihabisi Tetangga, Bersimbah Darah: Mau Rampas Harta Korban

Karena tak mampu membiayai pengobatan RF, pihak keluarga memilih membawa pulang bocah 10 tahun itu dari RSUD Bajawa dan memilih pengobatan tradisional.

Hingga akhirnya RF menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (29/12/2023).

Angelina Mogi, pihak keluarga yang sempat berupaya menggalang donasi untuk pengobatan membenarkan bahwa RF telah meninggal dunia.

Sebelumnya Feligius Nika, kakak kandung RF membenarkan bahwa adiknya telah keluar dari RSUD Bajawa sejak 27 Desember 2023.

"Kami sudah keluar dari RUSD mau rawat di luar," ujar Feligius, Kamis (28/12/2023).

Baca juga: NESTAPA Kakek 71 Tahun Penjual Cilor di Mojokerto Meratap Lihat Gerobak Terbakar saat Salat Jumat

Ilustrasi bocah tewas gegara bermain meriam bambu
Ilustrasi bocah tewas gegara bermain meriam bambu (Tribun)

Menurut Feligius, keluarga telah bersepakat untuk mencari pengobatan tradisional karena mereka tidak mampu membiayai pengobatan di RUSD Bajawa.

"Baru beberapa hari ini saja di rumah sakit sudah habis enam juta rupiah. Kami tidak mampu untuk biayai lagi ke depan, jadi kami pilih rawat di luar saja," ujar Feligius.

Feligius menuturkan, RF memang tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga biaya pengobatan yang harus dikeluarkan keluarga cukup besar.

Mempertimbangkan waktu pengobatan di RUSD Bajawa yang bisa sampai sebulan dengan kondisi keuangan, keluarga bersepakat untuk menempuh pengobatan tradisional.

Feligius menuturkan, Rikardus Fono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Watuwula.

Baca juga: DETIK-DETIK SPBU di Badung, Bali Meledak & Terbakar, Ada Remaja Nyalakan Korek Api saat Beli Bensin

Sementara ibu mereka, Maria Goreti Mogi, adalah seorang petani berjuang sendiri.

"Mama juga sekarang sakit - sakit," ujar Feligius.

Feligius mengatakan, RF yang masih duduk di bangku SD sangat peduli dengan kondisi keluarga terutama ibunya.

Setiap Sabtu, saat hari pasar di Malanuza, RF biasanya mendorong gerobak barang untuk membatu ekonomi keluarga.

Menyadari kondisi yang dihadapi keluarga saat ini, Feligius berharap ada uluran tangan dari pihak mana saja yang berkenan membantu biaya pengobatan RF.

"Semoga ada yang bisa bantu kami," harapnya

Ilustrasi bocah bermain meriam bambu
Ilustrasi bocah bermain meriam bambu (via TribunFlores)

Sementara itu Dokter Paulina, Direktris RSUD Bajawa membenarkan bahwa Rikardus Fono tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dirinya sudah berkonsultasi dengan pihak BPJS Kesehatan Kantor Unit Ngada mendaftarkan RF guna meringankan biaya pengobatan, namun tidak ada solusi.

Dia menyebut RF saat ini bukan telah keluar dari RSUD Bajawa atas permintaan keluarga.

"Kasus pasien ini, luka bakar disebabkan karena (karena) kelalaian sendiri (bermain meriam bambu) maka kalaupun pun ada KIS tidak bisa di-cover. Ini pun sudah kami konsultasikan ke pihak BPJS," ujar dr. Paulina, Kamis (28/12/2023).

Lepas dari kasus yang menimpa RF, dr. Paulina menegaskan KIS sangat penting sehingga masyarakat perlu memerhatikan secara serius.

"Kami selama ini sudah edukasi untuk pasien yg dirawat tidak pnya kartu KIS agar saat mereka pulang segera urus KIS, jangan tunggu masuk dirawat dulu baru urus, karena jangka waktu untuk aktif kartu KIS itu 14 hari," tambahnya.

Marak dimainkan

Meski tergolong berbahaya, permainan meriam bambu masih marak di wilayah Kabupaten Ngada. 

Meriam bambu kerap dimainkan jelang dan saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

Pantauan di Kota Bajawa, dua minggu sebelum perayaan Natal bunyi meriam terdengar dari berbagai arah.

Kebanyakan yang bermain meriam adalah anak-anak dan remaja.

Kasie Humas Polres Ngada, Iptu Sukandar menerangkan, Polres Ngada melalui Bhabinkamtibmas sudah mensosialisasikan kepada masyarakat agar menghindari permainan berbahaya termasuk meriam bambu.

Polres Ngada juga tengah mendalami kejadian di Kampung Kolokoa.

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari inibalitaKebakaran RumahkorbanSumbawa Barat
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved