Breaking News:

Berita Kriminal

MENDADAK Tajir Beli Mobil, iPhone, Tanah, Karyawan Apotek di Sidrap Tilap Uang Rp 500 Ribu Per Hari!

Seorang karyawan apotik mendadak tajir beli iphone, mobil hingga tanah, ternyata diduga menilap uang bosnya sebesar Rp500.000 per hari.

Facebook.com/Aryanhi Fitrianhy
Sebuah video menayangkan detik-detik terbongkarnya karyawan apotek yang diduga menilap uang sebesar Rp500.000 per hari beredar viral di media sosial. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang karyawan apotik mendadak tajir beli iphone, mobil hingga tanah, ternyata diduga menilap uang bosnya sebesar Rp500.000 per hari.

Rekaman video detik-detik terbongkarnya karyawan nakal tersebut menjadi perbincangan hangat, viraldi media sosial.

Peristiwa tersebut terjadi di Apotek Sehat, yang berlokasi di Jalan Kompleks Pasar Sentral Pangkajene, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.

Video ketika karyawan itu kepergok menilap uang dibagikan oleh Facebook dengan nama akun Aryanhi Fitrianhy pada Rabu (17/1/2024).

Dalam video, terlihat seorang ibu yang memakai hoodie berwarna abu-abu emosi dan kesal membongkar isi sebuah tas.

Lalu, ada seorang perempuan yang adalah karyawan apotek itu memakai baju garis-garis berdiri bergeming.

Baca juga: KEPERGOK Mencuri Ikan, Bocah 12 Tahun di Bangka Diikat & Dihajar Warga, Babak Belur: Ortu Tak Terima

Sebuah video menayangkan detik-detik terbongkarnya karyawan apotek
Sebuah video menayangkan detik-detik terbongkarnya karyawan apotek yang diduga menilap uang sebesar Rp500.000 per hari beredar viral di media sosial.

Ibu-ibu itu juga memeriksa badan karyawan apotek tersebut untuk mencari barang bukti lain.

Sementara, dalam isi tas tersebut terlihat sekumpulan uang pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, hingga Rp5.000.

Uang-uang yang ditilap karyawan apotek itu disembunyikan dalam sebuah kain berwarna hijau.

"Saya lihat gerak-gerikmu, kau sembunyikan itu uang. Kau tidak lihat saya perhatikan. kau bohong kalau ini uang kamu," ujar ibu-ibu itu sambil memperlihatkan uang pecahan Rp100.000 dalam Bahasa Bugis.

"Saya lihat kamu sembunyikan uang di balik kain ini. Kurang ajar sekali kamu," sambungnya.

Selain itu, terdapat pula sebuah catatan yang memperlihatkan "target" curian sebanyak Rp500.000 per hari.

Hingga artikel ini ditulis, Sabtu (20/1/2024), video karyawan apotek tilap uang itu telah dilihat sebanyak lebih dari 967 ribu kali.

Baca juga: SOSOK Truong My Lan, Wanita Bos Properti yang Tilap Duit Rp 191 T, Korupsi Terbesar di Asia Tenggara

ILUSTRASI Mencuri uang
ILUSTRASI Menilap uang (TribunJatim)

Beli iPhone, Mobil, hingga Tanah

Dilansir dari Tribun-Timur, karyawan apotek tersebut telah bekerja di Apotek Sehat selama tiga tahun lamanya.

Ternyata, setiap harinya selama bekerja, karyawan apotek ini memang menargetkan uang untuk ditilap sebanyak Rp500.000 per hari.

Hasil uang curian tersebut digunakan untuk membeli dua buah iPhone.

Selain itu, karyawan apotek tersebut juga membeli tanah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Ia membeli tanah tersebut dengan cara mencicil sebesar Rp1 juta per bulan.

Belum selesai, ia juga baru-baru ini menyicil sebuah mobil yang dibeli di Kota Parepare.

Pemilik Belum Melaporkan ke Polisi

Belakangan diketahui, pemilik akun Facebook Aryanhi Fitriany merupakan sepupu dari pemilik Apotek Sehat.

Aryanhi mengatakan, pihak apotek belum mau melaporkan karyawan itu ke polisi karena masih menunggu itikad baik dari pelaku.

"Iya betul. Namun, saya belum bisa berbicara terlalu jauh. Yang pemilik apotek merupakan sepupu saya," kata Aryani kepada Tribun-Timur.com, Jumat (19/1/2024).

Terpisah, Kasubsi Penmas Si Humas Polres Sidrap, Asis mengatakan untuk saat ini belum ada laporan yang masuk terkait kejadian viral tersebut.

"Belum ada laporannya masuk," ungkapnya.

SOSOK Truong My Lan, Wanita Bos Properti yang Tilap Duit Rp 191 T, Korupsi Terbesar di Asia Tenggara

Inilah sosok Truong My Lan, wanita bos properti yang tilap duit Rp 191 triliun, jadi skandal korupsi terbesar di Asia Tenggara,

Vietnam dihebohkan dengan kasus skandal korupsi sebesar Rp 191 triliun atau setara VTD 304 triliun.

Seperti diketahui, kasus itu melibatkan sebuah perusahaan properti Van Thinh Phat dan petingginya seorang pebisnis wanita bernama Truong My Lan.

ILUSTRASI korupsi, penggelapan dana
ILUSTRASI korupsi  (TribunLampung)

Baca juga: DETIK-DETIK Bocah Tersapu Badai hingga Masuk Gorong-gorong, Hanyut hingga Ratusan Meter, Selamat?

Pada 2016, Partai Komunis yang memerintah di Vietnam mulai melakukan kampanye antikorupsi besar-besaran.

Sejak saat itu, kampanye ini telah menumbangkan presiden dan beberapa menteri senior pemerintah.

Namun skala dugaan korupsi dalam skandal terbaru ini kini menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi sektor perbankan dan properti Vietnam yang sebenarnya.

Skandal korupsi terbesar dalam sejarah Asia Tenggara

Pada 17 November 2023, Kementerian Keamanan Publik Vietnam menuduh Truong My Lan, ketua pengembang real estat Van Thinh Phat Holdings Group, menilap duit sekitar 304 triliun dong (Rp 191 triliun) dari Saigon Commercial Bank, di mana dia adalah pemegang saham mayoritas di sana selama beberapa tahun.

Menurut pernyataan kementerian, Truong My Lan, yang kali pertama ditangkap tahun lalu mengoperasikan jaringan yang luas dengan lebih dari 1.000 anak perusahaan dalam dan luar negeri serta perusahaan-perusahaan cangkang lainnya dengan meminjam uang lebih dari 40 miliar euro (Rp 618 triliun) dari Saigon Commercial Bank, dan mengambil sepertiganya melalui "perusahaan-perusahaan bayangan" yang ia ciptakan bersama dengan keluarga dan rekan-rekannya.

Pada pertengahan November, Kementerian Keamanan Publik juga merekomendasikan penuntutan terhadap 85 orang lainnya, termasuk 24 pejabat pemerintah dan rekanan dari Van Thinh Phat Holdings Group dan Saigon Commercial Bank.

Beberapa hari kemudian, Komisi Urusan Dalam Negeri Komite Sentral Partai Komunis merekomendasikan untuk membuka investigasi terhadap 23 pejabat negara lainnya, termasuk 12 orang dari Bank Negara Vietnam, bank sentral negara tersebut.

Skandal ini merupakan skandal korupsi terbesar dalam sejarah Asia Tenggara.

Sebagai perbandingan, skandal 1MDB yang terdokumentasi dengan baik di Malaysia pada tahun 2010-an, yang menyebabkan partai dominan di Malaysia kehilangan kekuasaan untuk pertama kalinya, melibatkan pencurian 4,1 miliar euro dari dana kekayaan negara.

Baca juga: Tak Pernah Diservis Sejak Beli, Motor Milik Wanita Ini Sampai Jadi Sarang Tawon di Bagian Mesin

Truong My Lan
Truong My Lan (Kompas.com)

Kampanye antikorupsi di Vietnam

Partai Komunis Vietnam memulai kampanye antikorupsi besar-besaran ketika Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Nguyen Phu Trong, mengalahkan saingannya Nguyen Tan Dung.

Dung menjabat sebagai perdana menteri pada saat itu dan dianggap oleh banyak orang sebagai orang yang membiarkan korupsi berkembang.

Kampanye antikorupsi telah mengakibatkan ratusan, bahkan ribuan pejabat partai dan pemerintah di Vietnam dipecat dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Januari, Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri sebagai presiden dan dua wakil perdana menteri dipecat karena dugaan korupsi dalam pengadaan alat tes virus corona dan pemulangan warga negara Vietnam selama pandemi Covid-19.

Berbicara pada bulan ini, setelah terungkapnya skandal terbaru ini, Trong mengatakan pemerintah Komunis, "perlu melakukan perlawanan terhadap korupsi dengan lebih cepat dan lebih efisien.” Ia menambahkan, "Kami tidak akan berhenti di sini, namun akan terus berlanjut dalam jangka panjang."

Pejabat yang menjadi sorotan korupsi

Tuong Vu, seorang profesor ilmu politik di Universitas Oregon di AS, mengatakan Trong sekarang dapat mengarahkan perhatiannya pada beberapa target yang lebih besar, termasuk mantan bos partai di Kota Ho Chi Minh, Le Thanh Hai, yang dikenal sebagai "pejabat paling korup di Vietnam".

Hai adalah pimpinan politik di pusat bisnis di wilayah selatan negara tersebut selama berpuluh-puluh tahun, dan meskipun ia telah mendapat tekanan pada tahun 2020, ketika para pembasmi korupsi mengetahui bahwa komitenya telah melakukan tindakan yang tidak pantas, ia sejauh ini terhindar dari tuntutan hukum.

"Ada kemungkinan bahwa Hai adalah yang berikutnya. Dia juga dikenal dekat dengan mantan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung, yang mungkin masih menjadi target," kata Tuong Vu, merujuk pada tokoh politik kelas berat yang dikalahkan Trong pada tahun 2016.

Memang benar, para analis menyatakan bahwa Hai dan Dung mungkin adalah dua orang terkaya di Vietnam pada tahun 2010-an berkat dugaan pengawasan terhadap jaringan korupsi yang luas di Vietnam selatan.

"Tidak ada keraguan bahwa akan ada lebih banyak skandal dan penangkapan besar yang akan terjadi,” ujar jurnalis yang tinggal di Kota Ho Chi Minh, Michael Tatarski, yang menulis tentang politik Vietnam di blog Vietnam Weekly miliknya.

"Penyelidikan signifikan terhadap penambangan pasir sedang dilakukan,” dan tampaknya polisi sedang mengamati sektor energi terbarukan dan Vietnam Electricity, perusahaan listrik terbesar di negara tersebut, tambahnya.

Namun, ada kekhawatiran bahwa skala korupsi yang terungkap saat ini akan mengganggu stabilitas ekonomi negara tersebut.

Sektor swasta Vietnam merasakan dampaknya

Ketika sejumlah perusahaan swasta terkena tuduhan korupsi tahun lalu, ada anggapan bahwa kampanye antikorupsi mulai memengaruhi kepercayaan dunia usaha.

Laporan yang bocor di media menyatakan bahwa pejabat pemerintah daerah dan pegawai negeri sipil menolak menandatangani perjanjian investasi infrastruktur yang sangat dibutuhkan, karena khawatir mereka nantinya akan dituduh melakukan korupsi jika proyek pembangunan tidak berjalan sesuai rencana.

Peneliti tamu di Program Studi Vietnam di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, Nguyen Khac Giang, menyatakan investigasi ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan terhadap sebuah perusahaan swasta, namun sejauh ini merupakan yang terbesar.

Dia mengatakan bahwa pada 2022, pimpinan perusahaan properti dan rekreasi FLC Group dan anak perusahaannya Bamboo Airlines, Trinh Van Quyet ditangkap atas tuduhan manipulasi pasar saham, sementara beberapa bulan kemudian, Do Anh Dung, yang merupakan pimpinan asosiasi pengembangan properti Tan Hoang Minh, ditahan karena dicurigai melakukan penipuan perampasan aset.

Tran Qui Thanh, bos Tan Hiep Phat Group, produsen minuman swasta terbesar di negara tersebut juga ditangkap pada bulan April lalu atas dugaan penyelewengan aset.

Mengingat yang telah terjadi sejauh ini, skandal korupsi terbaru "mungkin tidak akan semakin memperburuk kepercayaan dunia usaha di Vietnam, atau menimbulkan rasa takut untuk diselidiki,” kata Giang.

Memang, sumber-sumber lain telah membuat argumen serupa, mengatakan bahwa kepercayaan bisnis lebih terguncang oleh investigasi pertama terhadap korupsi sektor swasta dan bahwa komunitas bisnis di Vietnam sekarang telah terbiasa dengan gagasan bahwa Partai Komunis mungkin sedang mengawasi mereka.

"Kegagalan peraturan"

Salah satu dari banyaknya tuduhan terhadap Truong My Lan dan rekan-rekannya adalah bahwa mereka diduga menyuap penyelidik selama bertahun-tahun agar mengabaikan ketidaksesuain neraca keuangan di Saigon Commercial Bank.

Hal ini termasuk suap yang dilaporkan dibayarkan kepada Kepala Departemen Inspektorat dan Pengawasan Bank Negara Vietnam.

"Ini adalah kegagalan regulasi total,” beber Profesor Strategi Keamanan Nasional di US National War College di Washington, Zachary Abuza yang menambahkan bahwa hal ini juga akan menimbulkan pertanyaan tentang praktik bisnis bank lain.

"Jika Lan bisa menyuap regulator dengan 5,2 juta dollar AS untuk mengabaikan kredit bermasalah dan perilaku kriminal lainnya di (Saigon Commercial Bank), bukan tidak mungkin hal serupa terjadi pada bank lain, bukan?” tanya dia.

Skandal korupsi terbaru juga menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas politik. Ketua Partai Komunis Trong, telah membatalkan perjanjian informal mengenai batasan masa jabatan dan usia pensiun yang disetujui Partai Komunis pada tahun 1990-an.

Trong, yang sudah berusia 79 tahun, kini memasuki masa jabatan ketiganya dan tampaknya tidak dapat mundur karena tidak dapat menemukan penggantinya yang dapat dipercaya.

Inilah yang menjadi alasan mengapa ia menjabat untuk masa jabatan ketiga pada 2021, papar sebagian besar pakar.

Masih belum jelas apakah ia akan mencoba mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat di Kongres Nasional berikutnya pada awal tahun 2026.

"Antikorupsi telah berkembang dari sekedar sarana, menjadi tujuan itu sendiri. Pemberantasan korupsi dipandang sebagai cara untuk menegakkan legitimasi partai,” kata Giang. "Ini adalah keadaan normal baru dalam politik Vietnam.”

(Tribunjabar.id/Rheina Sukmawati) (Tribun-Timur.com/Nining Angraeni)(Tribunnewsmaker.com/Eri Ariyanto)

Diolah dari artikel tayang di TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Sidrapapotekkaryawantanah
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved