Ingat Melki Sedek? Ketua BEM UI Viral karena Kasus Pelecehan, Jelas Terbukti & Diskors 1 Semester

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Apa kabar Melki Sedek Huang, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kini?

Diketahui, sosok Melki Sedek pada Desember 2023 lalu dituduh melakukan pelecehan seksual.

Berdasarkan proses investigasi, kini Melki sedek memang terbukti telah melakukan kekerasan seksual.

Proses investigasi dan penyelidikan dilakukan oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UI.

Oleh sebab itu, Melki Sedek mendapat sanksi tegas dari UI berupa skors selama 1 semester.

Selain itu, Melki juga diwajibkan menjalani konseling psikologis.

Hal ini tak lepas karena ketua BEM UI ini dinilai telah terbukti melakukan kekerasan seksual.

Dalam Keputusasaan Rektor UI Nomor 48/SK/R/UI/2024, Melki dinyatakan terbukti melakukan kekerasan seksual secara fisik kepada korbannya.

“Satgas PPKS UI menyimpulkan bahwa pelaku telah terbukti melakukan jenis kekerasan seksual dalam bentuk: 1) menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan korban,” tulis keputusan itu, dilansir dari Tribunjakarta.com, Rabu, (31/1/2024).

Baca juga: Se-Indonesia Di-prank! Terungkap Motif Penyebar Hoaks Pelecehan di UNY: Sakit Hati Tak Masuk BEM

Berdasar keputusan itu, terdapat beberapa aturan yang harus dilakukan Melki selama skors berlangsung.

Melki dalam hal ini sebagai pelaku dilarang untuk menghubungi, melakukan pendekatan, berada dalam lokasi berdekatan atau mendatangi korban.

Melki Sedek juga dilarang aktif secara formal maupun informal dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan baik di tingkat studi, fakultas, hingga universitas.

Selama menjalani sanksi, Melki wajib mengikuti konseling psikologis.

Melki hanya diperkenankan berada di lingkungan kampus Universitas Indonesia, saat akan menghadiri sesi konseling dan edukasi tentang kekerasan seksual.

Nantinya, laporan hasil konseling yang dijalani Melki akan menjadi dasar bagi Rektor Universitas Indonesia menerbitkan surat keterangan bahwa pelaku telah melaksanakan sanksi yang dikenakan.