Breaking News:

Pemilu 2024

Cerita Warga Jakarta di Sumbawa Stres Tak Bisa Nyoblos, Masuk RS H-1 Pemilu, sering Histeris: Kecewa

Tak bisa ikut mencoblos dalam Pemilu 2024, seorang warga Jakarta yang kini tinggal di Sumbawa mendadak stres.

Editor: Dika Pradana
NET / Kompas.com
Ilustrasi warga stres karena tak bisa mencoblos 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tak bisa ikut mencoblos dalam Pemilu 2024, seorang warga Jakarta yang kini tinggal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak stres.

Sosok berinisial L tersebut terpaksa harus dirawat di rumah sakit terdekat pada H-1 pencoblosan.

Sudah tiga hari lamanya L mendapatkan perawatan intensif dari pihak rumah sakit.

ILUSTRASI pria ODGJ
ILUSTRASI pria ODGJ (Tribun)

Semenjak stres berat, L yang kini berusia 42 tahun itu sering histeris dan mengungkapkan kekecewaannya.

Dalam kasus ini, L kehilangan KTP sehingga tidak bisa menggunakan hak suaranya pada Pemilu.

"Iya, benar, L teriak dan stres berat dipicu tidak bisa nyoblos di hari pemungutan suara 14 Februari lalu,” kata psikiater RSUD Sumbawa, Komang Triana Arya saat ditemui Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Tetanggamu Stres Gagal Nyaleg? Ini Tips Atasi Gangguan Mental Kalah Pemilu & Doa Meminta Kesembuhan

Masuk RS H-1 Pemilu

Menurutnya, gangguan jiwa yang dialami L sudah parah dan sempat teriak-teriak pada hari pemungutan suara.

Satu hari sebelum hari pencoblosan, sambungnya, dia sudah di rawat di sini.

Dia tidak bisa pulang ke Jakarta karena KTP hilang.

“Kami sudah rawat lebih dari 3 hari. Bukan stres lagi, sakit dan stres berat. Pencetusnya itu tidak bisa nyoblos,” jelasnya.

Dikatakan, kondisi L berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan intensif. Namun, dia belum bisa pulang.

Baca juga: Gagal Nyaleg Jangan Stres! Ini 5 Tips Atasi Mental Illness untuk Caleg, Plus Doa Meminta Kesembuhan

Ilustrasi warga stres karena tak bisa mencoblos
Ilustrasi warga stres karena tak bisa mencoblos (NET / Kompas.com)

Ia menyebutkan pelayanan kejiwaan terus mengalami peningkatan apalagi kondisi pasca-hari pemungutan suara.

Apabila ada caleg gagal, atau warga lainnya mengalami gangguan kesehatan mental, RSUD Sumbwa siap dilayani.

“Kami buka layanan 24 jam, silakan datang ada psikolog maupun psikiater, profesional siap melayani,” ujar dokter Komang.

Komang menambahkan, gangguan mental atau kejiwaan tidak boleh dibiarkan dan harus segera diobati.

Dampaknya apabila tidak ditangani segera bisa meningkat hingga gangguan jiwa berat psikotik seperti ada bisikan dan berhalusinasi.

Baca juga: Stres Kerjaan Menumpuk? Ini 5 Trik Sehatkan Mental meski Beban Bertambah Plus Doa Meminta Kesembuhan

Ilustrasi Pemilu.
Ilustrasi Pemilu. (Ist/Tribun Jogja)

“Ketika gangguan jiwa berat, pasien tidak bisa bedakan kenyataan dan imajinasi (khayalan),” tegasnya.

Ia memaparkan, pasien yang mengalami gangguan jiwa di RSUD Sumbawa cenderung meningkat.

Hal itu bisa semakin bertambah pasca-pemilu 2024.

“Dalam satu bulan bisa ratusan pasien kami tangani." jelasnya.

"Kami juga belum tahu apakah ada peningkatan pas momen pemilu ini pasien karena hari pencoblosan baru dua hari selesai" sambungnya.

"Tapi kemungkinan besar alami peningkatan,” pungkasnya.

Detik-detik Nenek di Sumsel Ambruk di Bilik Suara, Pusing Lihat Banyak Nama Caleg: Kini Meninggal

 Seorang nenek di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) meninggal dunia setelah mengeluh pusing melihat banyaknya nama calon legislatif (caleg) di kertas suara.

Nenek berusia 61 tahun tersebut awalnya ambruk ketika berada di bilik suara.

Ia lantas langsung diamankan oleh sejumlah pihak yang berjaga.

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (ThinkStock)

Sebelum meninggal dunia, lansia bernama Samilah tersebut sempat pingsan dan membuat petugas was-was.

Diketahui, Samilah sempat mencoblos di TPS 1 Kelurahan Pasar Baturaja, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Samilah sempat mengeluh bingung dan pusing karena terlalu banyak nama calon legislatif (caleg) saat mencoblos Pemilu 2024.

Baca juga: Innalillahi! Anggota KPPS & PPS di Tasikmalaya Meninggal di TPS, sempat Pingsan saat Hitung Suara

Baca juga: Innalillahi Anggota KPPS di Sukabumi Meninggal Dunia, Sakit Sebelum Pencoblosan: Tak Ikut Bertugas

Setelah itu ia pun tiba-tiba terduduk dan tidak sadarkan diri.

"Bingung banyak nian namonyo (bingung banyak sekali namanya)" kata Lina (putri almarhumah) menirukan ucapan almarhumah sebelum terduduk di TPS.

Lina mendampingi Samilah saat mencoblos untuk menyalurkan hak pilihnya di Pemilu 2024.

Menurut Lina saat mencoblos dia bersebelahan dengan bilik suara tempat sang ibunda mencoblos.

Ilustrasi meninggal di TPS
Ilustrasi meninggal di TPS (Kolase TribunTrends)

Setelah seperti akan pingsan, Samilah langsung dibantu warga dan dilarikan ke rumah sakit.

Menurut informasi wanita kelahiran Lampung 14 Mei 1963 ini dikabarkan jatuh saat sedang mencoblos di TPS 1 Kelurahan Pasar Baturaja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU.

Terpisah Camat Baturaja Timur Yoyin Arifiyanyo SSos MSi mendapat laporan dari stafnya tentang warga yang jatuh saat menoblos.

Ilustrasi- Pemilu
Ilustrasi- Pemilu (Kolase TribunGayo.com)

"Saya dapat informasi ibu Samilah jatuh saat sedang mencoblos kemudian dilarikan ke rumah sakit dan meninggal " kata Yoyin.

Menurut informasinya jenazahnya segera dibawa pulang ke rumah duka diJalan Kapten Syahrial Lr. Aries Kecamatan Baturaja Timur dekat TPS tempat almarhum memilih.

Pada kesempatan itu Ketua Bawaslu OKU Yudi Risandi MSi mengaku sudah mendapat informasi tentang pemilih yang jatuh saat mencoblos dan kemudian meninggal.

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniPemilu 2024wargaJakartaSumbawastres
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved