Breaking News:

Pemilu 2024

Deretan Ulah Caleg Emosi Dapat Suara Sedikit, Minta Uang 'Serangan Fajar' Dikembalikan, Usir Warga

Inilah serba-serbi ulah caleg alias calon anggota dewan legislatif yang tak terima memperoleh suara sedikit saat Pemilu 2024.

Tribunnews.com
Ilustrasi serba-serbi ulah caleg, tak terima dapat suara sedikit, minta uang dikembalikan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah serba-serbi ulah caleg alias calon anggota dewan legislatif yang tak terima memperoleh suara sedikit saat Pemilu 2024.

Ada yang minta uang 'serangan fajar' dikembalikan, ada juga yang sampai menganiaya ketua RT.

Bahkan anggota KPPS juga turut kena imbasnya, terkena amukan yang tak terima istrinya cuma dapat 3 suara saja.

Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi.

Pelaku berinisial RM ini mulanya menganiaya Ketua RT di rumahnya.

Tak lama kemudian anggota KPPS yang berusaha melerai ikut menjadi korban.

Berdasarkan informasi yang diterima TribunJakarta.com, RM tak terima istrinya cuma dapat tiga suara saja.

Baca juga: Tak Terima Istri Beda Pilihan, Pria di Batam Tinju Kepala Belakang Pasangannya 3 Kali Hingga Benjol

Ada saja ulah caleg alias calon anggota
Ada saja ulah caleg alias calon anggota dewan legislatif yang tak terima memperoleh suara sedikit dari masyarakat.

Padahal istrinya lahir dan besar di lingkungan TPS.

Seorang warga mengatakan, RM membawa 8 orang dan ribut dengan Ketua RT.

Keributan tersebut dicoba dilerai oleh salah satu anggota KPPS.

Namun anggota KPPS yang bernama Hariyanto tersebut justru mendapatkan serangan dari RM.

Ia terkena pukulan kayu hingga menyebabkan tangannya patah.

Sementara Ketua RT 23 menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan.

"Untuk KPPS yang luka dan patah tangan bernama Hariyanto, petugas TPS 23 nomor 7."

"Saat ini tidak dirawat di rumah sakit, hanya istirahat di rumah."

"Dan ketua RT tersebut menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan," jelasnya.

Tak hanya itu, ada dua ulah Caleg lainnya yang tak terima dapat suara sedikit yang sudah dirangkum TribunJakarta.com:

Baca juga: Lagi Hitung Suara di TPS, Petugas KPPS Terciduk Buka MiChat, Diduga Cari Wanita Open BO: Dikecam!

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan (Istimewa)

1. Minta uang dikembalikan

Viral sebuah video dua wanita diduga tim sukses caleg mengamuk di rumah warga.

Video itu pun viral di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @lambe_turah, Jumat (16/2/2024).

Setelah hari pencoblosan berakhir, dua orang wanita tim sukses caleg itu mengaku meminta sejumlah uang serangan fajar dari calegnya yang kalah dikembalikan.

Keduanya diduga marah lantaran setelah diberikan uang, warga yang ada di rumah tersebut tidak memberikan sauranya untuk caleg yang diduga memberikan uang melalui emreka.

Wanita itu pun mempertanyakan siapa yang dicoblos di dalam.

Ketika diberitahui, ia maemaki dan kembali marah-marah.

Timses itu pun ngotot meminta uang itu dikembalikan kepadanya.

Wanita itu juga menuduh ibu dari perempuan berbaju putih berbohong.

Kemudian, perempuan berbaju putih itu pun menuntut wanita diduga timses itu meminta maaf.

"Balikkan duit itu, kalau sudah ku kasih uang ngapain lagi diterima dari kakak ini," ucap salah satu wanita dalam video tersebut.

Kedua wanita timses itu tampak kian emosis ketika mengetahui pemilik rumah malah mencoblos dua nama caleg, selain nama jagoan mereka.

"Kalian pilih (coblos) 2 nama? Ta* lah kalian, masa dicucuk dua-dua, nggak ada kayak gitu kak, sini uangnya," kata Timses itu.

2. Usir warga

Seorang caleg mengusir warga yang menumpang di lahan miliknya gegara suaranya sedikit di daerah tersebut.

Warga Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan bernama Pihan terpaksa pergi dari rumahnya yang berdiri di atas tanah seorang caleg.

Warga sekitar turut membantu Pinhan untuk membongkar rumahnya yang berbahan dasar kayu.

Pihan diusir karena calegnya mendapatkan suara sedikit di Desa Talang Benteng, Kecamatan Muara Pinang.

Dimana karena hanya mendapat 200 suara keluarga dari caleg tersebut meminta Pihan untuk segera pindah rumah.

Kepala Desa Talang Benteng membenarkan hal tersebut.

“Ya memang benar warga Talang Benteng gotong royong untuk pembongakaran rumah Pihan, karena yang punya lahan suruh pindah dari tempat itu,” katanya, Minggu (18/2/2024).

(TribunJakarta)

Diolah dari artikel tayang di TribunJakarta.com

Tags:
calegpenganiayaanJambiserangan fajarPemilu 2024
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved