Breaking News:

Palestina vs Israel

Alasan PM Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Singgung Genosida di Gaza

Alasan Mohammad Shtayyeh mengajukan pengunduran diri berkaitan dengan perang yang tidak berkesudahan.

Editor: Sinta Manila
AFP/LUDOVIC MARIN
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh berbicara dalam konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, pada 9 November 2023. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - PM Palestina Mohammad Shtayyeh memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Pengunduran dirinya disampaikan dalam pembukaan rapat pemerintah di Ramallah pada Senin (26/2/2024).

Alasan Mohammad Shtayyeh mengajukan pengunduran diri berkaitan dengan perang yang tidak berkesudahan.

Baca juga: Masih Ngotot Serang Palestina, Perekonomian Israel Juga Makin Merosot! Beban Hutang Semakin Bengkak

Ia dilaporkan telah menyerahkan pengunduran dirinya kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Shtayyeh adalah sosok pejabat yang telah memimpin pemerintahan ke-18 Otoritas Palestina sejak pengangkatannya pada Maret 2019.

Alasan pengunduran diri

Baca juga: Israel Patut Was-was, G7 Kompak Dukung Pembentukan Negara Palestina, Desak IDF Hentikan Serangan

Sebagaimana dilansir Al Jazeera, saat mengumumkan pengunduran dirinya, Shtayyeh mengatakan, bahwa ia tergerak untuk mundur karena "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.

Di samping itu, ia menyinggung adanya "perang, genosida, dan kelaparan di Jalur Gaza".

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh berbicara dalam konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, pada 9 November 2023.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh berbicara dalam konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, pada 9 November 2023. (AFP/LUDOVIC MARIN)

"Ada upaya untuk menjadikan (Otoritas Palestina/PA) sebagai otoritas administratif dan keamanan tanpa pengaruh politik, dan PA akan terus berjuang untuk mewujudkan negara di tanah Palestina meskipun ada pendudukan," ucapnya. 

"Saya melihat bahwa tahap selanjutnya dan tantangannya membutuhkan pengaturan pemerintahan dan politik baru yang memperhitungkan realitas baru di Gaza

dan perlunya konsensus Palestina-Palestina yang didasarkan pada persatuan Palestina," tambahnya.

Diberitakan Reuters, pengumuman Shtayyeh mundur kali ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan AS terhadap Presiden Mahmoud Abbas untuk merombak Otoritas Palestina.

Hal itu seiring dengan meningkatnya upaya-upaya internasional untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan mulai menyusun struktur politik yang akan mengatur daerah kantong tersebut setelah perang.

Baca juga: Warga Gaza Menggiling Pakan Ternak Keras untuk Dibuat Roti Demi Bisa Beri Makan Anak yang Kelaparan

Pengunduran Shtayyeh sendiri masih harus atas persetujuan dari Presiden Abbas, yang mungkin akan memintanya untuk tetap menjabat sebagai caretaker sampai penggantinya ditunjuk permanen.

Warga Palestina berkumpul saat menunggu distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, pada bulan November. Netanyahu akan menyerang Rafah.
Warga Palestina berkumpul saat menunggu distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, pada bulan November. Netanyahu akan menyerang Rafah. (Kolase Istimewa)

Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023.

Perang di Gaza antara militan Hamas Palestina dan Israel menyebabkan bencana kemanusian.

Hamas memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya memicu perang yang dideklarasikan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza yang tidak berkesudahan.

Artikel diolah dari Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Tags:
Mohammad ShtayyehPM PalestinaMengundurkan Diri
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved