Berita Viral
Dulu Tukang Cilok, Pria di Karawang Sukses Dirikan Pesantren Tahfidz, Sempat Dicibir Bikin Kuburan
Viral kisah tukang cilok yang berhasil membangun pesantren tradisional tahfidz di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Viral kisah tukang cilok yang berhasil membangun pesantren tradisional tahfidz di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.
Sosok pria tersebut kini menjadi seorang Ustadz yang dikagumi.
Ia dalah Ustadz Amo Zakaria (39), pria asal Lampung yang sejak kecil sudah mendalami ilmu agama.
Dia sudah menjadi santri untuk menempuh pendidikan agama di Tasikmalaya sejak Tahun 2000.
Namun karena tuntutan ekonomi, Tahun 2009 Amo pun nekad untuk pergi ke Karawang.
Dia berjualan cilok untuk hidup dan menghidupi keluarganya.
"Lalu di Tahun 2011 saya menjadi marbot masjid, " kata dia Selasa (26/3/2024).
Baca juga: Fakta Pemilik Pesantren dan Anaknya Lecehkan 12 Santriwati di Trenggalek, Pakai Modus Bersih-bersih

Setelah itu pun, kata Amo pun mengajar di salah satu sekolah dan kemudian pada 2018, ia mendapatkan sebuah tanah wakaf dari keluarga muwakif.
Amo diamanahi untuk mengolah tanah tersebut menjadi pondok pesantren.
“Beliau mewakafkan sebidang tanah di pinggir makam, yang mana pada saat itu masih belukar, kebun bambu dan pohon kormis,” kata dia.
Mulanya dia hanya memiliki satu orang santri dari Subang.
Ia membangun sebuah saung (pondok) dari bekas kandang sapi ukuran 2×3 meter.
Tak jarang, banyak yang mencemoohnya bahkan mengejeknya tidak akan bisa membangun pesantren.
Baca juga: Temui Ust Abdul Somad & Nginap di Pesantren, Daniel Mananta Dikira Mualaf, Jawabannya Disorot: Kita

Dia ditemani istri dan anak-anaknya terus berjuang menjalankan amanah.
“Diejek orang ga bakal bertahan lama karena lokasinya dekat kuburan, malah pas bikin pondasi pertama, kita disangka mau gali kuburan,” katanya.
Di Tahun 2020, pondok pesantrennya mulai terus berkembang.
Pesantren disertai lembaga pendidikan formal dari mulai TKIT, SDIT dan SMPIT.
"Ketika Covid kami terus berjuang dan mengembangkan pesantren, " kata dia.
Saat ini santri Pondok pesantren (Ponpes) Roudhotul Burhan telah mencapai 80 orang dalam satu tahun.
(TribunNewsmaker.com/ TribunJabar.id)
Sumber: Tribun Jabar
Wali Kota Prabumulih Ketar-ketir, Ketahuan Langgar Aturan saat Mutasi Kepala SMPN 1: Sanksi Berat! |
![]() |
---|
Tampang Briptu Rizka, Tersangka Pembunuhan Brigadir Esco, Jenazah Suami Dibuat Seolah Akhiri Hidup |
![]() |
---|
Profil Wahyudin Moridu, DPRD Gorontalo yang Viral Ucap Rampok Uang Negara, Wanita di Mobil Disoroti |
![]() |
---|
'Kita Rampok Saja Uang Negara, Biar Negara Ini Makin Miskin' Ucapan Wahyudin anggota DPRD Gorontalo |
![]() |
---|
Heboh Jual Beli Bayi di Sebuah Kos-kosan Kota Medan, Harga 10 Hingga 30 Juta, Ketahuan Gara-gara Ini |
![]() |
---|