Dulu Diremehkan Gegara Jualan Kacang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Garudafood, Harta Capai Rp14 Triliun
Dulu diremehkan gegara hanya berjualan kacang, kini pria ini sukses menjadi bos Garudafood, kini hartanya mencapai Rp14 triliun.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dulu diremehkan gegara hanya berjualan kacang, kini pria ini sukses menjadi bos Garudafood.
Bahkan, pria asal Rembang, Jawa Tengah ini memiliki harta mencapai Rp14 triliun dan menduduki posisi ke-42 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes
Sukses berbisnis kacang hingga mendirikan pabrik raksasa, dirinya telah mematenkan brand kacang yang diproduksinya. Lantas, siapakah sosok konglomerat tersebut? Bagaimana perjalanan kariernya?
Dia adalah Sudhamek AWS, bos makanan kacang-kacangan merek Garudafood.
Tak disangka, bisnis yang dulunya dipandang sebelah mata oleh banyak orang kini menjamur dan digandrungi masyarakat di Indonesia.
Garudafood mencapai titik awal kesuksesannya dengan produk andalannya berupa Kacang Kulit Garuda.
Baca juga: Kisah Juragan Kerupuk Ciamis, Jabar, Punya 3 Pabrik, Dulu Diputusin Pacar Gegara Utang Rp700 Juta

Kacang kulit yang semula hanya dijual di pinggir jalan, naik kelas berkat melejitnya Kacang Kulit Garuda buatan Garudafood saat itu.
Hal ini tidak lepas dari inovasi yang ditawarkan pemilik Garudafood saat itu yakni Sudhamek AWS.
Baca juga: KISAH Sukses Dhafi Adam Crazy Rich Sidoarjo, Dulu Pegawai Pinjol, Kini Resign & Punya Pabrik Bantal
Baca juga: KISAH Sukses Tuti Wulandari Crazy Rich Karawang, Dulu Jual Gorengan, Kini Punya Rumah & Kantor Mewah
Pria bernama lengkap Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto ini awalnya bekerja di PT Gudang Garam sebagai salah satu Eksekutif Perusahaan.
Namun, atas permintaan kakaknya ia akhirnya memilih untuk melanjutkan bisnis keluarganya yang masih berskala kecil.
Setelah beberapa tahun mengelola perusahaan, Sudhamek mengajak kakak perempuannya yang memproduksi Kacang Atom di Semarang untuk bekerjasama.
Berkat upayanya ini, perusahaan Garuda mulai berkembang pesat dan keuntungan yang didapat pun makin besar.
Selanjutnya pada tahun 1997, Sudhamek ingin memperkenalkan Kacang Garuda pada market yang lebih luas.

Dilansir TribunNewsmaker.com dari YouTube Hermanto Tanoko pada Minggu, (11/2/2024), Sudhamek berinisiatif menggunakan iklan di televisi yang saat itu masih jarang.
Selain itu, iklan tersebut juga memiliki biaya yang sangat mahal.
Langkah ini sempat diremehkan dan dicemooh kakak-kakaknya yang khawatir akan mengalami kerugian.
Baca juga: SOSOK Shella Saukia, Crazy Rich Aceh Dulu Tinggal di Rumah Bantuan Tsunami: Donasi Rp 1 M untuk Gaza
"Dhamek tuh gimana. Mau jualan kacang aja ngiklan, mau bikin bangkrut apa," ujarnya saat mengenang masa itu.
Alhasil iklan yang bernilai 400 juta itu gagal dan sempat membuat Sudhamek goyah terhadap dirinya sendiri.
Namun, hal itu tidak membuatnya kapok. Bahkan dirinya kembali memasang iklan di tahun berikutnya.
Kali ini langkah Sudhamek terbukti berhasil dengan suksesnya iklan Kacang Garuda saat itu yang dikenal dengan jargon 'Ini Kacangku' dengan simbol Elang Garuda.

Berkat kesuksesan iklan ini, masyarakat semakin mengenal brand Garudafood.
Brand tersebut kini merambah berbagai produk selain kacang.
Seperti biskuit, minuman, hingga pada tahun 2022 Garuda Food mengakuisisi produsen keju lokal terbesar di Indonesia yaitu Prochiz.
Sudhamek mengaku keuntungannya mencapai 36 persen dalam 2 tahun artinya setiap 2 tahun pendapatan perusahaan naik 2 kali lipat.
“Berarti setiap 2 tahun 4 kali lipatnya, 4 tahun 8 kali lipatnya, 6 tahun 12 kali lipatnya, 8 tahun 16 kali lipatnya, besar sekali itu lho pak profitnya,” ungkap Hermanto Tanoko saat berbincang dengan Sudhamek.
Sudhamek berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan yang semula Rp12 miliar menjadi Rp10 triliun.
Harta kekayaannya kini ditaksir sebesar Rp14 triliun.
Bahkan Sudhamek AWS masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Kini sosoknya sering menjadi inspirasi dari sejumlah pebisnis muda di Indonesia.

6 Rumus 'Keramat' Orang China dalam Berbisnis, Cuan Terus, Strateginya Bisa Ditiru: Cepat Tajir!
Inilah enam rumus 'keramat' orang China atau keturunan Tionghoa dalam berbisnis yang sering membuatnya mudah mendapatkan cuan.
Tak dapat dipungkiri, banyak sekali orang-orang beretnis Tionghoa yang merajai ekonomi Indonesia saat ini.
Mulai dari Hary Tanoesoedibjo, Ciputra, hingga Hartono bersaudara sering disebut-sebut menjadi jajaran orang terkaya di Indonesia.
Kebanyakan orang beretnis Tionghoa meraup kekayaan fantastisnya dari hasil berbisnisnya.
Usut punya usut, orang-orang China memiliki rumus keramat yang membuatnya sukses berbisnis
Baca juga: Jangan Terjebak! Ini 6 Ciri Wanita Matre Bikin Bokek, Kaum Adam Wajib Tahu: Awas Salah Pilih
Berikut enam rumus keramat orang China dalam berbisnis yang dijamin menghasilkan cuan terus menerus:

1. Pilih Berdagang
Warga keturunan Tionghoa sangat identik dengan niaga.
Lihat saja, banyak pusat perdagangan di kota-kota besar yang didominasi oleh pedagang dari kalangan etnis Tionghoa.
Masih dalam buku Rahasia Bisnis Orang China, berdagang memang jadi pilihan utama bagi mereka. Mengapa?
Karena aktivitas yang satu ini memberikan banyak kebebasan ruang dan waktu.
Berdagang juga memberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan dan cuan tentu saja.
Rasulullah SAW juga dulunya merupakan seorang pedagang bersama istrinya, Siti Khadijah.
Baca juga: Minat Jadi Crazy Rich seperti Chairul Tanjung? Tekuni 6 Bisnis Ini, Prospek Tinggi: Tajir 7 Turunan

2. Kerja keras
Penulis Ann Wan Seng dalam bukunya Rahasia Bisnis Orang China, memaparkan kerja keras adalah harga mati sebuah kesuksesan.
Orang China percaya bahwa sukses tidak bisa datang dengan cara instan.
Jadi, apabila ingin melampaui kesuksesan seseorang, maka Anda harus lebih rajin dari orang tersebut.
Baca juga: SOSOK Donal Harianto, Bos Bisnis Anjing Ilegal di Jateng, Jual 5000 Ekor Pertahun, Raup Rp120 Juta
Hal tersebut terbukti dari laporan Wealth-X, yang menyebut 94 persen dari taipan di China berhasil meraih kekayaannya berkat usahanya sendiri (self-made).
Hanya 2?ri total 249 miliuner China yang kekayaannya berasal dari warisan.
Jumlah itu jauh berbeda dengan persentase miliuner di dunia. Hanya 55 persen miliuner dunia yang self-made.
Sedangkan miliuner yang kekayaannya berasal dari warisan mencapai 13 persen, dan sisanya 32% menjadi miliuner berkat kombinasi antara warisan dan usaha sendiri.
3. Rajin Investasi dan menabung
Masyarakat Tionghoa gemar menabung dan berinvestasi. Tak tanggung-tanggung, mereka mengalokasikan sejumlah besar pendapatannya untuk menabung.
Buktinya, di negara China sana, rasio tabungan nasionalnya memperlihatkan angka yang tinggi.
Laporan International Monetary Fund (IMF) berjudul China’s High Savings: Drivers, Prospects, and Policies (Desember 2018), menyebut China sebagai salah satu negara yang memiliki rasio tabungan nasional tertinggi di dunia.
Secara historis, rasio tabungan nasional telah tercatat tinggi sejak tahun 1980-an, yaitu mencapai 35%-40% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kemudian, setelah China tergabung ke World Trade Organization (WTO) pada 2001, rasio tabungan meningkat menjadi 52% terhadap PDB di 2008.
Namun, setelah Global Financial Crisis (GFC), angkanya menurun menjadi 46% di tahun 2017.

4. Uang untuk menghasilkan uang
Orang Tionghoa berpikir keras untuk menemukan cara agar keuntungan yang diperoleh dari suatu bisnis dapat diolah kembali menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Hal itu juga diungkapkan dalam buku Rahasia Bisnis Orang China.
Jadi, apabila meraih keuntungan, sebagian akan mereka simpan untuk mengembangkan kegiatan perdagangan serta menghadapi kemungkinan yang akan terjadi di luar dugaan.
Sebagian lagi dapat dialokasikan untuk bisnis baru.
5. Hemat
Sebuah buku China klasik, Dao De Jing mengungkapkan bahwa tiga harta terbesar yang dapat dimiliki oleh manusia adalah cinta, berhemat, dan kemurahan hati.
Selain itu, ajaran Konfusius juga mengatakan bahwa orang yang tidak ekonomis (pada akhirnya) pasti akan menderita.
Anda mungkin sudah bosan mendengar anjuran untuk berhemat.
Namun, percuma jika Anda tidak mempraktikannya. Jadi mulai dari sekarang, Anda juga harus berusaha agar lebih hemat.
Jaga agar pengeluaran Anda tidak lebih besar dari pendapatan.
6. Berani ambil tantangan
Kebanyakan orang China berani mengambil tantangan dalam berbisnis.
Seperti halnya utang, orang-orang China berani mengambil utang untuk membuka dan membangun bisnisnya.
Mereka benar-benar akan memperhitungkan utang tersebut dengan omzet yang akan diraihnya.
Berkat kejeliannya, orang-orang China jarang buntung saat berbisnis.
(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Ajinomoto Buka Lowongan Kerja 2025 Penempatan Jakarta, Fresh Graduate Boleh Daftar Posisi Penting |
![]() |
---|
LPS Buka Lowongan Kerja 2025, IPK Cuma 2,75 Masih Bisa Diterima Jadi Calon Pegawai |
![]() |
---|
PT Pelni Buka Lowongan Kerja 2025, Usia 35 Tahun Boleh Melamar Asisten Kepala Pelayanan & Perbekalan |
![]() |
---|
Arti Notifikasi 'Anda Ditetapkan Sebagai Penerima BSU Batch 4', Transferan Rp 600 Ribu Segera Cair |
![]() |
---|
Mohon Maaf! Sri Mulyani Setujui Pensiunan PNS Tak Dapat 3 Tunjangan Ini di 2025, Beda Nasib dari PNS |
![]() |
---|