Pilkada 2024
Pilkada Jabar 2024, Elektabilitas Dedi Mulyadi Naik Drastis Usai Dapat Limpahan Suara Ridwan Kamil
Berikut hasil survei terbaru Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024, elektabilitas Dedi Mulyadi naik drastis usai dapat limpahan suara dari Ridwan Kamil.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut hasil survei terbaru Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024, elektabilitas Dedi Mulyadi naik drastis usai dapat limpahan suara dari Ridwan Kamil.
Berdasarkan survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia atau LSI Denny JA untuk Pilgub Jawa Barat 2024, menunjukkan elektabilitas Dedi Mulyadi meningkat signifikan dengan rata-rata kenaikan 30-40 persen.
"Setelah Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta, elektabilitas Dedi Mulyadi memang naik sangat signifikan," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah melalui sambungan telepon di Purwakarta, Kamis (26/9/2024).
Baca juga: Pilkada Solo 2024, Teguh Prakosa Nomor Urut 1, Respati Ardi Nomor Urut 2, Cek Elektabilitas Terbaru
Dikemukakan, kenaikan elektabilitas mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi itu rata-rata di angka 30 sampai 40 persen pada setiap wilayah yang disurvei.
Termasuk di wilayah sekitar Tasikmalaya yang merupakan basis partai Islam dan Kota Bekasi yang menjadi basis PKS.
Bahkan elektabilitas Dedi Mulyadi di Subang unggul telak.
Menurut Toto, kenaikan signifikan elektabilitas Dedi Mulyadi bukan semata-mata tak ada kompetitor utama seperti Ridwan Kamil.
Namun karena secara personal, Dedi Mulyadi memang punya modal elektabilitas dan brand yang kuat untuk ‘dijual’.
Apalagi ia punya bekal tingkat kesukaan masyarakat yang tinggi.

Atas hal tersebut, elektabilitas Dedi Mulyadi kini bukan saja unggul di basis tradisional-nya, tapi sudah merambah kokoh di basis hijau atau basis partai-partai Islam seperti PKS dan PPP.
Bahkan, termasuk di basis merah yang dikuasai PDIP.
Toto menyebutkan, seperti di Kota Tasikmalaya yang merupakan basis PPP dan Kota Bekasi yang menjadi basis PKS, Dedi Mulyadi mampu mengungguli seluruh kandidat dengan elektabilitas 62,0 persen di Kota Bekasi dan 78,6 persen di Kota Tasik.
Kondisi itu perlu mendapat sorotan, karena di Bekasi misalnya, ada Ahmad Syaikhu, kader PKS yang diusung partainya sebagai calon gubernur Jabar, dan tinggal juga di Bekasi.
Namun elektabilitas Syaikhu tertinggal jauh dari Dedi Mulyadi dengan hanya 28,9 persen saja.
Kemudian di Kota Tasikmalaya yang menjadi basis pemilih PPP, Dedi Mulyadi lebih moncer lagi dengan elektabilitasnya 78,6 persen.
Sementara tiga kandidat lainnya di bawah 10 persen, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.
Ada kejadian yang cukup fenomenal sesuai dengan hasil survei itu, kata Toto, di Kabupaten Subang yang selama ini merupakan kantong PDIP, Dedi Mulyadi unggul telak dengan 92 persen.
Sedangkan tiga kandidat lainnya di bawah 5 persen. Kasus yang sama terjadi basis tradisionalnya di Purwakarta, Dedi Mulyadi unggul telak dengan 89,5 persen.
Atas hasil survei itu, katanya, dapat disimpulkan bahwa perilaku pemilih pada Pemilihan Legislatif itu berbeda dengan Pilkada.
Artinya, hasil Pileg itu tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di Pilkada.
"Berbeda dengan di Pileg. Kalau di Pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur.
Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” kata Toto.
Sementara itu, terkait dengan faktor yang memicu Dedi Mulyadi unggul merata di hampir seluruh wilayah di Jabar, disebutkan kalau itu terjadi karena intensitasnya turun ke lapangan menyapa masyarakat yang jauh melampaui tiga kandidat lain.
Alasan itu terpotret dari hasil survei.
Dari pemantauannya selama ini, kata Toto, Dedi termasuk calon gubernur yang paling intens turun ke masyarakat dengan aneka kemasan.
Salah satunya, dengan kemasan seni dan budaya. Simpati publik juga menguat karena Dedi Mulyadi berani mengambil risiko untuk membela orang-orang kecil.
Sosok 2 Pasang Kakak-Adik Sama-Sama Jadi Kepala Daerah di Sulawesi Selatan, Karier Politiknya Moncer |
![]() |
---|
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|