Berita Viral
Duka Kakek 80 Tahun di Korsel, Batal Rayakan Ultah, 9 Keluarganya Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air
Seorang pria berusia 80 tahun berduka di hari ulang tahunnya karena kehilangan keluarga.
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pria berusia 80 tahun berduka di hari ulang tahunnya karena kehilangan keluarga.
Sebelumnya, ia hendak merayakan ulang tahunnya bersama keluarga.
Namun takdir berkata lain, keluarganya yang terdiri dari 9 orang jadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.
Sebelumnya 9 keluarganya tersebut menaiki pesawat hendak pergi menemui lansia tersebut.
Dikutip dari Sanook, Rabu (1/1/2025), ,ereka yang seharusnya akan mengadakan pesta ulang tahun justru berakhir tragis.
Semuanya tewas dalam kecelakaan Jeju Air.
Sebelumnya diberitakan, penerbangan Jeju Air yang berangkat dari Bangkok menuju ke Bandara Muan di Korea Selatan terdapat insiden dimana sistem pendaratan tidak dapat berfungsi dengan baik pada 29 Desember 2024.
Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat namun terbakar.
Baca juga: Ucapan Pertama Pramugari yang Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Kaget Tiba-tiba di Rumah Sakit

Dari 181 penumpang dan awak, hanya dua yang selamat.
Dua orang yang selamat dalam insiden maut tersebut merupakan awak kabin.
Seorang pria berusia 80 tahun dari Distrik Yeongkwang Provinsi Jeollanam-do sedih mengetahui bahwa 9 kerabatnya ada dalam penerbangan tersebut.
Ia mengungkapkan, awalnya ia berniat merayakan ulang tahunnya.
Tapi sekarang ia harus berpisah selamanya.
Baca juga: Kondisi 2 Korban Selamat Pesawat Jeju Air, Ada yang Dirawat Khusus Karena Kemungkinan Lumpuh Total

Jeju Air penerbangan 7C2216 membawa 175 penumpang dan enam awak, termasuk dua penumpang Thailand dan sisanya warga Korea.
Banyak dari mereka yang bepergian bersama keluarga mereka.
Seorang pria berusia 80 tahun bergegas ke bandara setelah mendengar berita tersebut.
Ia mengatakan bahwa kesembilan kerabatnya telah terbang dari Bangkok untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 80, namun kini mereka tidak lagi mempunyai kesempatan itu.
Baca juga: 9 Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea, Pesan Terakhir Salah Satu Penumpang Bahas Soal Wasiat
Kerabat lainnya, yakni berusia 64 tahun, juga merasa sedih dan mengatakan putra, istri, dan cucunya pergi berlibur satu keluarga beranggotakan tiga orang, namun mereka terpisah selamanya.
Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa menantu perempuannya adalah pramugari Jeju Air.
Pramugari yang Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air Kaget Tiba-tiba di Rumah Sakit
Ini ucapan pertama dari pramugari Jeju Air yang selamat dari kecelakaan, kaget tiba-tiba sudah di rumah sakit.
Seperti yang diketahui, terjadi kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 terjadi saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09.03.
Pesawat Jeju Air tersebut terbakar usai tergelincir dari landasan pacu dan menghantam pagar beton.
Pendaratan tidak sempurna karena roda pendaratan depannya tampaknya tidak dapat digunakan.
Namun, penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air masih diselidiki dan akan memakan waktu.
Baca juga: Kotak Hitam Jeju Air Ditemukan, Kondisinya Rusak Sebagian, Pilot Sempat Teriakkan Kata Ini
Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan, pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok, Thailand.
Semua penumpang, kecuali dua dari 181 orang di dalam pesawat tewas, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.
Dilansir euronews, empat dari korban tewas adalah awak pesawat, sisanya penumpang.
Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota kru, ke tempat yang aman.
Petugas kesehatan mengatakan mereka dalam keadaan sadar dan tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), mengatakan kepada dokter bahwa dia "sudah diselamatkan" ketika dia terbangun di rumah sakit, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.
Baca juga: Chat Terakhir Penumpang Jeju Air Terungkap, Diduga Dikirim dalam Keadaan Panik, Ga Bisa Mendarat
Lee bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang jatuh pada Minggu pagi.
Layanan darurat awalnya membawa Lee ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, selatan Seoul.
Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.
"Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan," katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, Minggu, seperti diberitakan The Guardian.
Lee saat ini sedang dalam perawatan intensif setelah dokter mendiagnosisnya dengan beberapa patah tulang dan risiko kelumpuhan.
"Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya," kata Ju.
"Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya," jelasnya.
Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air
Para pejabat mengatakan, pilot mengirimkan sinyal marabahaya sesaat sebelum pesawat melewati ujung landasan pacu.
Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Korea Selatan menunjukkan pesawat tergelincir — dan tampaknya tanpa roda pendaratan yang terpasang.
Pesawat itu melewati landasan pacu dan menabrak pembatas, memicu ledakan api.
Rekaman menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari pesawat, yang dilalap api.
Diberitakan AP News, Jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tiba dari Bangkok ketika kecelakaan terjadi pada pukul 09.03 pagi hari Minggu di Kota Muan.
Pekerja telah mengambil data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kotak hitam pesawat, yang akan diperiksa oleh ahli pemerintah yang menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran, kata pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan.

Pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air tersebut membawa 181 penumpang dan awak.
Dari jumlah tersebut, total 179 orang tewas dalam kecelakaan dan kebakaran yang terjadi; hanya dua awak yang selamat.
Kim E-bae, presiden Jeju Air, membungkuk dalam-dalam bersama pejabat senior perusahaan lainnya saat ia meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan.
Ia mengatakan merasa "bertanggung jawab penuh" atas insiden tersebut.
Boeing juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa pihaknya siap mendukung perusahaan dalam menangani kecelakaan tersebut.
Pemerintah Korea Selatan kemudian menyatakan Muan sebagai zona bencana khusus.
Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.
Namun, ada beberapa kemungkinan petunjuk.
Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan para pekerja tengah menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat itu ditabrak burung.
Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.
Pesawat itu hancur dengan bagian ekornya menjadi satu-satunya bagian yang dapat dikenali di antara reruntuhan, kata kepala pemadam kebakaran dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.
(TribunNewsmaker.com/ Listusista /Tribunnews)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Sosok Wahyu Widodo, Hakim PN Jombang Sampai Nangis Bacakan Putusan Kasus Balita Tewas Diracun |
![]() |
---|
Kisah Saimah saat Banjir Bali, Taruh Anak di Atas Kompor: Kalau Anak Tidak Selamat Mending Saya Mati |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Kekecewaan Besar Sri Mulyani: Luka Dijarah, Perih Disamakan dengan Ahmad Sahroni |
![]() |
---|
Purbaya Yudhi Larang Anaknya Main IG, Yudo Sadewa Masih Sindir Sri Mulyani, Singgung Momen Nangis? |
![]() |
---|
Fakta-fakta Drama Pergantian Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi, IG Kontroversial Yudo Sadewa |
![]() |
---|