Breaking News:

Berita Viral

Sosok Nandar Tayana, Pelaku Penyunatan Kompensasi Sopir dari Dedi Mulyadi, Beri Pengakuan usai Viral

Kasus dugaan pungutan uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak saat musim mudik Lebaran 2025 kini mengarah pada Nandar Tayana.

Editor: Noviana
Instagram @dedimulyadi71, Wartakotalive.com/ Hironimus Rama
SUNAT UANG KOMPENSASI -- Kolase foto Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri), Kabid Lalu Lintas Dishub Bogor Dadang Kosasih (tengah) dan Pengurus KKSU Cisarua Nandar Tayana. Nama Dadang dan Nandar Tayana dikaitkan dengan aksi penyunatan kompensasi untuk sopir angkot. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus pemotongan kompensasi sopir angkot di Puncak, Bogor, Jawa Barat, menjadi atensi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyani.

Kasus ini viral setelah Dedi Mulyadi mengunggah perkembangan pengusutan masalah tersebut melalui media sosial pribadinya.

Apalagi setelah nama Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, ikut terseret.

KOMPENSASI SOPIR ANGKOT - Kolase potret Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) dan Kepala Bidang Dinas Perhubungan Bogor, Dadang Kosasih, Senin (7/4/2025).
KOMPENSASI SOPIR ANGKOT - Kolase potret Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) dan Kepala Bidang Dinas Perhubungan Bogor, Dadang Kosasih, Senin (7/4/2025). (Instagram @dedimulyadi71)

Terungkap kemudian sosok pengurus Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) Nandar Tayana yang diduga sebagai pelaku pemotongan uang kompensasi sopir angkot di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Adapun kasus ini viral mencuat setelah seorang sopir angkot bernama Emen membongkar adanya praktik penyunatan yang dilakukan oleh oknum.

Seharusnya, tiap sopir angkot mendapat bantuan uang tunai Rp 1 juta rupiah dan sembako senilai Rp 500 ribu.

Baca juga: Deretan Kontroversi Lucky Hakim, Kawin Kontrak, Isu Penyuka Sesama Jenis, Kini Disentil Dedi Mulyadi

Namun, pihak KKSU meminta para sopir untuk memberikan sekira Rp 200 ribu dari bantuan tersebut.

Kini, kasus dugaan pungutan uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak saat musim mudik Lebaran 2025 kini mengarah pada Nandar Tayana.

Menurut Emen, Nandar Tayana sudah hadir di SAMSAT Cibinong, Kabupaten Bogor, pada hari pembagian uang kompensasi.

Saat itu, Nandar meminta para sopir angkot yang telah menerima bantuan untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.

"Anggota mungkin ngeyel enggak memberi, makanya menyuruh ketuanya (Emen)," ucap Emen, dilansir dari YouTube KANG DEDI MULYADI, Selasa (8/4/2025).

Sebagai informasi Emen sendiri adalah ketua komunitas sopir angkot yang beroperasi di jalur Puncak Bogor.

Setelah mendapatkan penolakan, kata Emen, Nandar Tayana pun meminta dirinya untuk mengumpulkan uang tersebut.

"Pak Emen tah pang mentakeun ka anak buah (Pak Emen tolong mintain ke anak buah)," ucap Emen menirukan Nandar Tayana.

Baca juga: Dedi Mulyadi Update Viral Kasus Sunat Kompensasi Sopir, Kabid Dishub Dadang Bantah Bersalah

Akhirnya, Emen pun mengikuti perintah dari Nandar Tayana untuk mengumpulkan uang dari anggotanya.

Setelah pembagian selesai, Emen mengumpulkan total uang Rp4.000.000 dari 20 orang anggota komunitasnya.

Pada hari yang sama sekitar pukul 17.00 WIB, kata Emen, ia mendapatkan panggilan dari anak buah Nandar Tayana menanyakan keberadaannya.

Akhirnya, Nandar Tayana bersama anak buahnya itu datang mendatangi base camp komunitas itu yang berada di wilayah Cigadong.

Di situlah, Emen memberikan uang pungutan tersebut kepada Nandar Tayana.

"Datang lah satu mobil (berisi pengurus) KKSU yang diketuai Pak Nandar. Di situ, Pak Nandar meminta menyerahkan uang tersebut," tutur Emen.

Bantah Sunat Uang, Sebut Sukarela Sopir

Sebelumnya, Nandar Tayana sempat muncul ke publik memberikan klarifikasi.

Nandar Tayana sendiri adalah pengurus Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) Cisarua, Kabupaten Bogor.

Dia meminta maaf kepada Dedi Mulyadi setelah adanya laporan mengenai penyunatan uang kompensasi di jalur Puncak tersebut.

"Kami mohon maaf kepada Gubernur Jawa Barat, dan pihak lainnya karena rekan kami mengatasnamakan Dishub terkait pemotongan kompensasi ini," kata Nandar, di Simpang Gadog, Megamendung, kabupaten Bogor, Jumat (4/4/2025), dikutip dari Wartakotalive.

Baca juga: Dedi Mulyadi Klaim Bupati Lucky Hakim Bisa Diberhentikan usai Ketahuan Liburan ke Jepang Tanpa Izin

Nandar membantah bahwa uang yang ia terima itu hasil pungutan. Menurut dia, itu adalah sukarela dari sopir angkot.

"Sebenarnya itu bukan pungutan, tetapi keikhlasan dari masing-masing sopir memberikan uang secara sukarela kepada KKSU," kata Nandar.

"Ada yang memberi Rp50 ribu, Rp100 ribu, hingga Rp200 ribu," jelas Nandar.

Nandar mengungkapkan kompensasi dari Gubernur Dedi Mulyadi diberikan untuk total 430 supir aktif trayek di jalur Puncak.

"Alhamdulillah, 100 persen kebagian. Jumlah kendaraan trayek di jalur Cisarua Puncak pada tahun 2021 ada 700 kendaraan," ungkap dia.

"Namun saat ini hanya berjumlah 480. Kompensasi sudah diberikan kepada mereka sesuai data yang ada," ujarnya.

(TribunJabar.id/ Rheina Sukmawati)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Modus Nandar Pengurus KKSU Pungut Uang Kompensasi ke Sopir Angkot, Awalnya Tak Ada yang Mau Memberi

Tags:
Dedi MulyadiviralangkotPuncakJawa Barat
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved