Kabupaten Klaten
Hanya 20 Menit dari Klaten, Ada Wisata dengan Relief Memukau, Saksi Bisu Kejayaan Kerajaan Mataram
Inilah wisata sejarah dengan relief memukau di Klaten, peninggalan sejarah tersebut menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram kuno.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Candi Merak merupakan saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.
Arsitekturnya mencerminkan ciri khas bangunan keagamaan Hindu masa lampau.
Candi ini menjadi bukti penting tentang penyebaran agama Hindu di Nusantara.
Penelitian menunjukkan bahwa candi ini dibangun di masa keemasan Mataram Kuno.
Keunikan sejarah dan arsitektur Candi Merak menjadikannya layak untuk dilestarikan.
Mengunjungi Candi Merak dapat memberikan pengalaman edukatif dan budaya yang berharga.
Sejarah Candi Merak
Candi Merak terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang berfungsi sebagai pendamping.
Candi induk Candi Merak memiliki ukuran panjang 8,86 meter, lebar 13,5 meter, dan tinggi 12 meter.
Atap Candi Merak terbagi menjadi tiga tingkat, yang masing-masing dihiasi dengan 12 relung.

Baca juga: Wisata Kebun Teh Ini Cuma 30 Menit dari Sukabumi, Ada Mainan & Mini Zoo, Pas untuk Libur Hari Buruh
Salah satu relung di atap candi ini memuat relief yang menggambarkan arca duduk di atas padmasana.
Pintu utama Candi Merak berada di sisi timur, yang menghadap langsung ke arah tiga candi perwara yang berada di depannya.
Gaya arsitektur Candi Merak memperlihatkan pengaruh agama Hindu yang kental, yang sangat terlihat dari bentuk dan ornamen yang ada.
Candi Merak juga memiliki banyak simbol dan ikonografi agama Hindu, seperti yoni yang ditemukan di bilik utama candi induk.
Selain itu, ada pula arca Ganesha yang ditemukan di relung sisi timur candi.
Sumber: Kompas.com
Klaten Kembali Masuk Daftar Kabupaten Layak Anak, Ini Kata Bupati Hamenang |
![]() |
---|
Bupati Hamenang ikuti Senam Merah Putih di Alun-alun Klaten, Gaungkan Perlawanan Terhadap Korupsi |
![]() |
---|
Klaten Pertahankan Gelar Kabupaten Layak Anak Kategori Nindya, Capaian Nilai Naik |
![]() |
---|
Lautan Manusia Berebut Apem: Tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom Kembali Pecahkan Antusiasme Warga |
![]() |
---|
Yaa Qawiyyu Kiai Ageng Gribig: Apem, Doa, dan Warisan Budaya Sakral dari Jatinom |
![]() |
---|