Breaking News:

Pratu Afrio Tewas Kena Ledakan Amunisi di Garut, Rencana Nikahi Pacar Bulan Juni Pupus: Udah Bersiap

Pupus rencana nikahi pacar bulan Juni, Pratu Afrio Setiawan jadi korban tewas ledakan amunisi di Garut, ayah ungkap fakta.

Editor: ninda iswara
Facebook/ Afrio | Istimewa via TribunManado
KORBAN LEDAKAN AMUNISI - Pratu Afrio Setiawan menjadi salah satu korban meninggal dalam pemusnahan amunisi tidak terpakai di desa Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/05/2025). Pratu Afrio Setiawan, anggota TNI Asal Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut). Rencana nikahi pacar bulan Juni pupus. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Suasana duka mendalam menyelimuti keluarga Pratu Afrio Setiawan dan sang kekasih.

Kepergian Afrio yang begitu mendadak akibat insiden tragis ledakan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kabupaten Garut, menyisakan luka yang sulit terobati.

Rencana indah yang telah mereka bangun sirna seketika.

Sang prajurit TNI itu sejatinya akan menikah bulan depan, namun takdir berkata lain.

Ayah Afrio, Edy Hariawan, mengungkapkan kesedihan dan penyesalannya atas musibah ini.

Baca juga: Video Terakhir Pratu Afrio Setiawan Korban Ledakan di Garut, Pacar Curhat Pilu: Biasanya Kamu VC

"Iya sebelum insiden ini, almarhum sudah mengutarakan niatnya untuk menikah nanti bulan Juni 2025," ujar Edy saat ditemui di rumah duka, Desa Mopuya Utara Satu, Kecamatan Dumoga Utara, Sulawesi Utara, Selasa (13/5/2025).

Keinginan untuk membangun rumah tangga itu ternyata telah diutarakan sejak sebulan lalu kepada kedua orang tuanya.

"Bulan lalu keinginan almarhum diungkapkan sama saya dan ibunya dan kami juga sudah bersiap untuk bulan 6 nanti," lanjut Edy.

Kekasih Afrio, yang berasal dari Kalimantan, kini tengah dalam perjalanan menuju Sulawesi untuk menghadiri pemakaman sang calon suami.

"Pacarnya dari Kalimantan dan saat ini dari informasi sudah dalam penerbangan untuk hadir dalam pemakaman Pratu Afrio Setiawan," tambah Edy.

Rasa kehilangan terasa semakin dalam karena Afrio jarang pulang ke kampung halaman.

Kesibukannya sebagai prajurit membuat waktu bersama keluarga menjadi sangat terbatas.

Bahkan, kunjungan terakhirnya ke rumah terjadi tiga tahun lalu.

"Terakhir pulang 3 tahun lalu setelah tugas, baru-baru ini pernah lepas dinas tapi dia ke Kalimantan untuk menemui pacarnya," terang sang ayah.

Saat itu, niat lamaran telah disampaikan Afrio kepada keluarga. Mereka pun mendukung penuh keputusan itu.

"Iya saat ke Kalimantan itu dia bilangnya bulan Juni mau lamaran, karena itu pilihannya kami keluarga iya iya saja," kenang Edy dengan suara berat.

Perjalanan Afrio menjadi seorang prajurit tak mudah.

Ia harus melalui kegagalan sebelum akhirnya diterima masuk TNI.

"Anak saya ini saat ikut tes tentara pertama tidak lulus, dia lulus nanti ikut tes ke dua," jelas Edy, mengingat kembali semangat pantang menyerah yang dimiliki putra sulungnya itu.

Pratu Afrio adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Kepergiannya tentu menjadi kehilangan besar bagi keluarga dan orang-orang terdekat.

Jenazahnya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mopuya Utara, Kecamatan Dumoga Utara.

Tangis haru dan kesedihan menyertai kepergian sang prajurit muda saat kembali ke tanah kelahirannya di Totabuan, Bolaang Mongondow.

Baca juga: Sosok & Profil Pratu Afrio Setiawan, TNI Korban Ledakan Amunisi di Garut, Diterbangkan ke Manado

KORBAN LEDAKAN AMUNISI - Pratu Afrio Setiawan menjadi salah satu korban meninggal dalam pemusnahan amunisi tidak terpakai di desa Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/05/2025). Pratu Afrio Setiawan, anggota TNI Asal Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut).
KORBAN LEDAKAN AMUNISI - Pratu Afrio Setiawan menjadi salah satu korban meninggal dalam pemusnahan amunisi tidak terpakai di desa Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/05/2025). Pratu Afrio Setiawan, anggota TNI Asal Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut). (Facebook/ Afrio | Istimewa via TribunManado)

Curhat Kekasih

Kekasih Pratu Afrio Setiawan diketahui bernama Dita.

Dalam salah satu unggahan terakhir Pratu Afrio, Dita menuliskan komentarkan mencurahkan isi hatinya.

Bahkan sampai tengah malam pun, Dita tak bisa tidur karena menunggu kepastian dari Aprio atau Rio.

Dia mencari keberadaan Rio yang tak kunjung memberinya kabar.

"Sayang udah jam 01.08 ini kok belum ada kabar," tulisnya dengan emot ikon menangis.

Ia bercerita biasanya mereka selalu berkomunikasi lewat video call hingga tertidur.

"Biasanya km vc smpai sama” tidur. Ini gak bisa tidur sayang," tulisnya.

Dita juga memposting foto berdua Rio di akun TikToknya.

"Sayang kangen bangat," tulisnya.

Adapun dalam postingan yang diunggah Pratu Afrio.

Pada 12 Mei 2025, sebelum gugur dalam ledakan amunisi.

Pratu Afrio Setiawan sempat memposting video saat persiapan pemusnahan amunisi.

Tampak sejumlah anggota TNI memakai sarung tangan putih dengan baju dan celana panjang menyusun amunisi di lubang.

Saat ledakan, terlihat semua anggota berlindung di bawah sebuah papan.

Tak ada tulisan keterangan yang ditulis Rio.

Postingan ini kini tengah banjir ucapan duka dari publik.

Baca juga: Sosok & Profil Eri Dwi Priambodo, TNI Korban Ledakan Amunisi di Garut, Bertugas Mengelola Materiil

SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang. 
SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang.  (dok via tribunnews)

Kronologi Awal Musibah

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.

Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.

Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.

Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.

Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.

"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.

Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.

Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.

Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.

Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
 
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).

Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.

Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.

Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.

"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.

(TribunNewsmaker/TribunMedan)

Sumber: Tribun Medan
Tags:
Garutamunisi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved