Kabupaten Klaten
Profesi Unik Sukiman Warga Desa Bero Trucuk, Buka Jasa Kawin Kambing Sejak Tahun 90-an
Jasa Pak Ponco dikenal hingga ke berbagai desa dan lintas kecamatan se-Kabupaten Klaten.
Editor: Delta LP
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNNEWSMAKER.COM, KLATEN - Di Dukuh Bero, Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten, tinggal seorang pria sederhana yang memiliki profesi tak biasa.
Namanya Sukiman, tapi warga lebih akrab memanggilnya Pak Ponco.
Pak Ponco bukan peternak. Ia juga bukan penggembala atau memelihara kambing.
Di usianya yang telah menginjak 60 tahun, ia masih aktif menjalankan jasa kawin kambing, sebuah profesi yang unik untuk sebagian orang ditangah kemajuan teknologi.
Sejak tahun 1990-an, ia menekuni jasa mengawinkan kambing betina dengan kambing pejantannya sendiri.
Di rumahnya yang sederhana, ia merawat tujuh ekor pejantan dari jenis bligon dan peranakan etawa (PE) yang menjadi ujung tombak usahanya.

“Dulu awalnya coba-coba, yang punya kambing betina datang ke rumah. Lama-lama saya yang jemput ke kandang pelanggan. Dari situ tambah ramai,” cerita Pak Ponco sambil tersenyum.
Kini, jasa Pak Ponco dikenal hingga ke berbagai desa dan lintas kecamatan se-Kabupaten Klaten.
Baca juga: Krenova Klaten 2025, Wujudkan Kolaborasi Inovatif Menuju Klaten Maju
Ia biasa melayani warga dari berbagai Kecamatan, yakni Kecamatan Trucuk, Pedan, Cawas, Tulung bahkan sampai ke Juwiring, Klaten.
Dalam sehari, ia bisa menangani hingga enam ekor kambing. Pernah sesekali jumlah itu meningkat drastis.
“Paling banyak pernah 11 ekor sehari,” ujarnya.
Untuk tarif, ia membedakan berdasarkan jarak.

“Kalau dekat mulai Rp 50 ribu. Kalau jauh, bisa sampai Rp 175 ribu,” ucapnya.
Dari jasa ini, ia bisa mengantongi penghasilan hingga Rp 7 juta per bulan. Namun, ia menekankan bahwa itu belum bersih. Sebagian besar uang digunakan untuk membeli pakan dan suplemen bagi kambing-kambingnya.
Salah satu rahasia keampuhan kambing pejantan milik Pak Ponco adalah suplemen madu hutan dari Kalimantan.
“Awalnya pakai madu sachet. Terus saya coba pakai madu hutan dari keponakan yang kerja di Kalimantan. Lebih manjur,” ungkapnya sambil tertawa kecil.
Meski terlihat sederhana, jasa Pak Ponco dijalankan dengan penuh dedikasi. Ia bahkan memberikan semacam “jaminan” kepada pelanggannya.
“Enggak ada uang kembali. Tapi saya jamin pasti bunting,” katanya dengan yakin.
Untuk prosesnya, kambing betina biasanya dititipkan di rumah Pak Ponco hingga birahi. Bisa satu malam, bisa sampai seminggu. Jika sudah waktunya, barulah kambing betina disatukan dengan pejantan di kandang yang sama.
Sebelum menekuni jasa ini, Pak Ponco sempat bekerja sebagai tukang batu.
Kini, ia justru dikenal luas berkat keahliannya yang tak dimiliki sembarang orang.
Di balik aroma khas kandang kambing, ia membuktikan bahwa profesi seunik apapun bisa menjadi jalan rezeki yang berkah. (*)
Sumber: Tribun Solo
Lek Waris: Kreativitas dan Inovasi Jadi Kunci Gerabah Melikan Bertahan |
![]() |
---|
Pemkab Klaten Dorong Gerabah Melikan Lewat HAKI Putaran Miring |
![]() |
---|
Desa Melikan Klaten Jadi Wisata Edukasi Gerabah, Paket Mulai Rp25 Ribu |
![]() |
---|
Gerabah Melikan Klaten Tembus Pasar Internasional, Diekspor ke 4 Negara |
![]() |
---|
Sentuhan Seni Dongkrak Harga Gerabah Melikan Hingga 5 Kali Lipat |
![]() |
---|