Sosok & Profil Meki Nawipa Gubernur Papua Tengah 2025, Bertahun-tahun jadi Pilot, Lulusan Australia

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Lahir di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa – atau yang akrab disapa Meki – menapaki jalan hidup yang tak biasa: dari langit Papua sebagai pilot perintis, hingga ke panggung politik sebagai pemimpin daerah.

Sebelum dikenal sebagai politisi, Meki lebih dulu mengabdi sebagai pilot yang melayani rute-rute penerbangan ke pelosok Papua, membawa harapan dan kebutuhan dasar ke daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasi darat.

Sosoknya mulai dikenal luas karena perannya dalam menghubungkan masyarakat pedalaman dengan pusat-pusat pelayanan.

Pria kelahiran 6 Mei 1978 ini memulai pendidikannya di SD YPPI Kebo 1 Paniai, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Aradide, dan menyelesaikan jenjang SMA di SMA Negeri 5 Jayapura.

Baca juga: Sosok & Profil Didimus Yahuli Bupati Yahukimo 2025, Karir Politik Moncer, Dapat Penghargaan UNICEF

Perjalanan pendidikannya kemudian membawanya ke luar negeri, tepatnya ke Melbourne, Australia, untuk menimba ilmu teologi di Bible College of Victoria – yang kini dikenal sebagai Melbourne School of Theology.

Tak berhenti di sana, Meki mengejar impiannya di dunia penerbangan.

Ia menempuh pendidikan di Deraya Flying School, Halim, dan melanjutkannya di MAAF Flight Training Center di Papua Nugini.

Setelah mengantongi lisensi Private Pilot Licence (PPL), ia mulai mengudara secara profesional sejak 2008. Berbasis di Bandara Sentani, Jayapura, Meki menerbangkan pesawat-pesawat milik maskapai perintis seperti MAAF, Susi Air, Alfa Trans, hingga Tariku Aviation.

Awal Kiprah Politik

Tahun 2018 menjadi titik balik dalam hidupnya. Meki memutuskan untuk masuk ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Bupati Paniai.

Ia menggandeng Oktopianus Gobai sebagai calon wakilnya, dan bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mereka memenangkan Pilkada Kabupaten Paniai.

Dilantik oleh Gubernur Papua kala itu, Lukas Enembe, pasangan ini mulai menjalankan amanah sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2018–2023.

Salah satu langkah monumental yang dilakukan Meki selama masa kepemimpinannya adalah memastikan bahwa 100 persen formasi CPNS di Paniai diisi oleh putra-putri asli Papua , sebuah kebijakan afirmatif yang menuai banyak apresiasi.

Papua Tengah: Babak Baru Kepemimpinan

Perubahan besar terjadi pada tahun 2022, saat pemerintah mengesahkan revisi Undang-Undang Otonomi Khusus Papua.

Melalui UU Nomor 15 Tahun 2022, Papua resmi dimekarkan menjadi empat provinsi baru, termasuk Provinsi Papua Tengah, dengan ibu kota di Kabupaten Nabire.

Baca juga: Sosok & Profil Sukriyanto Wakil Bupati Pamekasan 2025, 12 Tahun jadi Kades, Lulus SMA Paket C 2012

Meki melihat kesempatan ini sebagai panggilan untuk mengabdi dalam skala yang lebih luas.

Ia memutuskan maju dalam Pilkada serentak 2024 sebagai calon Gubernur Papua Tengah, kali ini didukung oleh koalisi partai besar: PDIP, PAN, PBB, PPP, dan PKN. Ia menggandeng Deinas Geley sebagai calon wakil gubernur.

Pasangan ini – yang dikenal dengan julukan MeGe – berhasil memenangkan Pilkada dengan perolehan suara signifikan: 502.624 suara, mengungguli semua pasangan calon lainnya.

Meski sempat digugat ke Mahkamah Konstitusi, perkara tersebut dihentikan karena tidak cukup bukti.

Gubernur Papua Tengah Pertama

Pada Kamis, 6 Februari 2025, KPU Papua Tengah secara resmi menetapkan Meki-Deinas sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih untuk masa jabatan 2025–2030.

Mereka menjadi pasangan definitif pertama yang memimpin provinsi baru ini, setelah sebelumnya dijabat oleh penjabat gubernur sejak 2022.

Pelantikan pasangan MeGe dijadwalkan akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 20 Februari 2025 di Istana Merdeka, Jakarta – sebuah momen bersejarah bagi Papua Tengah dan perjalanan panjang Meki dari dunia aviasi ke kursi pemerintahan.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Desember 2024, Meki mengungkapkan rasa syukur dan kerendahan hatinya atas kepercayaan rakyat:

“Kami tidak pernah memulai dengan uang yang besar, kami juga tidak dianggap bahwa akan menang di pertarungan ini, tetapi Tuhan, alam, dan manusia di Papua Tengah merestuinya,” ungkapnya.

(TribunNewsmaker/Kompas)