Breaking News:

Sosok

Sepak Terjang Deddy Nur Palakka, Kader PSI Sebut Jokowi Bak Nabi, Bertahun-tahun Jadi Juru Masak

Inilah sepak terjang Deddy Nur Palakka, kader PSI sebut Jokowi penuhi syarat jadi Nabi, bertahun-tahun berkarier jadi juru masak.

Kolase Tribunnewsmaker.com/X/dedynur/ DOK PRIBADI
KADER PSI - Dedy Nur Palakka, kader PSI yang sebut Jokowi layak jadi nabi. Pernyataan itu pun dicabut dan dia meminta maaf. 

Sepak Terjang Deddy Nur Palakka, Kader PSI Sebut Jokowi Bak Nabi, Bertahun-tahun Jadi Juru Masak

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dedy Nur Palakka, seorang kader dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menuai kontroversi.

Ia menyampaikan pendapat yang menyebut mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memenuhi kriteria sebagai seorang nabi.

Ungkapan tersebut sontak memicu reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat.

Banyak pihak menilai pernyataan itu tidak pantas dan bisa menyinggung sensitivitas keagamaan.

Merespons kegaduhan tersebut, Dedy segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Ia mengaku menyesali pernyataannya dan memohon maaf dengan tulus kepada seluruh masyarakat.

Permohonan maaf juga ia tujukan kepada umat beragama yang merasa terganggu oleh ucapannya.

Dedy menyatakan tidak memiliki niat untuk menyinggung pihak manapun dengan pernyataannya.

Ia menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga etika dalam ruang publik.

Selain itu, Dedy bertekad memperkuat praktik demokrasi yang sehat, terbuka, dan jujur.

Kejadian ini lantas membuat publik penasaran dengan sosok Dedy Nur Palakka.

Baca juga: Sepak Terjang Nyanyang Haris Wagub Kepri 2025, Bertahun-tahun Masih Kuliah Meski Sudah Berumur

DEDY NUR PALAKKA -- (kiri) Dedy Nur Palakka / (kanan) Jokowi || Kader PSI Dedy Nur Palakka menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo penuhi syarat jadi nabi, kini berujung minta maaf
DEDY NUR PALAKKA -- (kiri) Dedy Nur Palakka / (kanan) Jokowi || Kader PSI Dedy Nur Palakka menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo penuhi syarat jadi nabi, kini berujung minta maaf (Kolase Twitter Dedy Nur / Tribun Timur)

Sosok Dedy Nur Palakka

Dedy dikenal sebagai salah satu politisi muda dari PSI.

Ia berasal dari Makassar dan lahir pada 23 Agustus 1981.

Latar belakang pendidikannya terbilang mengesankan karena ia menempuh studi hingga jenjang S3.

Ia menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di bidang teknik di Hiroshima University, Jepang.

Sebelum berkiprah di dunia politik, Dedy sempat menjalani profesi sebagai juru masak.

Ia pernah bekerja sebagai head chef di Chi Tung Restaurant, sebuah restoran ternama di Chicago, Amerika Serikat.

Kariernya sebagai koki berlangsung dari tahun 2009 hingga 2015.

Setelah berhenti dari dunia kuliner, Dedy mulai menapaki jalur politik.

Ia kemudian bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia di wilayah Bali.

Dalam struktur PSI Bali, Dedy menjabat sebagai Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi di DPW PSI Bali.

Sebelumnya, Dedy juga telah dua kali mencoba peruntungan sebagai calon anggota legislatif.

Ia mencalonkan diri pada Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Namun, pencalonan tersebut tidak membuahkan hasil karena ia tidak terpilih.

Meski demikian, Dedy tetap aktif dalam kegiatan partai dan terus menyuarakan aspirasi politiknya.

KADER PSI - Dedy Nur Palakka, kader PSI yang sebut Jokowi layak jadi nabi. Pernyataan itu pun dicabut dan dia meminta maaf.
KADER PSI - Dedy Nur Palakka, kader PSI yang sebut Jokowi layak jadi nabi. Pernyataan itu pun dicabut dan dia meminta maaf. (DOK PRIBADI)

Baca juga: Sepak Terjang Achmad Dimyati Wakil Gubernur Banten 2025, Bertahun-tahun Jadi Bupati Pandeglang

Sebut Jokowi Penuhi Syarat jadi Nabi

Pada Juni 2025, statemen Deddy Nur Palakka soal Jokowi mengundang polemik.

Ia menyebut bahwa Jokowi memenuhi syarat menjadi nabi.

"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat," tulis Dedy di akun Twitternya.

Tak pelak, unggahan itu pun ramai mendapat cemoohan dari warganet.

Deddy dinilai terlalu berlebihan dan unggahannya itu dianggap berpotensi menimbulkan polemik.

Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, sampai turun tangan menanggapi hal ini.

Jhon Sitorus mengingatkan agar Dedy jangan asal bicara hanya karena kecintaan yang berlebihan pada Jokowi.

"Hati-hati kalau bicara soal Nabi bro @DedynurPalakka. Jokowi jadi Nabi umat agama mana yang kau maksud? Harus diperjelas agar tidak menimbulkan polemik,”

“Saya tau semangat anda begitu membabi buta mencintai Jokowi," ungkapnya membalas pernyataan dari Dedy di akun X, dikutip Selasa (10/6/2025), dilansir dari TribunMedan.

Jhon menilai bahwa dukungan atau kekaguman terhadap seorang pemimpin boleh saja, namun harus tetap dalam batas yang wajar.

"Tetapi menyebut Jokowi sudah "memenuhi syarat sebagai nabi" itu berlebihan," ungkapnya

Menurut Jhon, defenisi Nabi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menyampaikan pesan dari Tuhan kepada manusia

"Pertama, jika anda mengatakan Jokowi memenuhi syarat sebagai Nabi, maka itu artinya Jokowi menerima wahyu dari Tuhan secara langsung. Dikau harus bisa buktikan itu agar tidak jadi polemik."

"Kedua, memiliki sifat kenabian. Sifat kenabian seperti apa yang engkau maksud? 10 tahun Jokowi jadi presiden RI, tidak ada 1 pun manusia yang mengatakan Jokowi memiliki sifat kenabian, kecuali anda sendiri."

"Maka saya tanya, Nabi umat agama mana yang anda maksud? Itu harus jelas," tandas Jhon.

Dedy kemudian menimpali pertanyaan dari Jhon.

Menurut Dedy, tidak ada yang berlebihan dari pernyataannya yang menganggap Jokowi memenuhi unsur sebagai seorang nabi

"Ngga ada yang berlebihan dalam ruang idea bro @jhonsitorus_19. Kalau saya menulis bahwa Jhon juga bisa jadi nabi baru apa yang saya langgar, ini pikiran bebas saya saja,”

“Cuman reaksi Jhon dkk ternyata lumayan bersemangat, jadi mari kita lanjutkan narasi ini sampai benar-benar kejadian," timpalnya.

Berujung Minta Maaf

Setelah membuat gaduh di medsos dengan unggahannya yang menyebut Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi mempunyai syarat sebagai Nabi, akhirnya, kader PSI Dedy Nur Palakka minta maaf. 

Dalam klarifikasinya, Dedy Nur Palakka menyebut pernyataannya Jokowi punya syarat sebagai Nabi tidak mempresentasikan sikap partainya yakni PSI. 

Klarifikasi dan permintaan maaf Dedy Nur Palakka ini disampaikan setelah ia mendapat teguran dari PSI buntut cuitannya di medsos X (dulu Twitter) yang menyebut Jokowi penuhi syarat sebagai nabi.

Teguran partai terhadap Dedy Nur Palakka ini dilayangkan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PSI Bali usai pernyataan Dedy Nur Palakka viral di platform X. 

Akibat teguran DPW PSI Bali tersebut, akhirnya Dedy Nur Palakka pun mengakui kesalahannya dan meminta maaf.  

PSI mengingatkan Dedy Nur Palaka bahwa isu yang dilontarkan sangat sensitif dan mengganggu keberagaman masyarakat.

“DPW PSI Bali telah memberikan teguran secara internal sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap sensitivitas publik dan keberagaman pandangan masyarakat,” tulis Dedy Nur Palakka dalam keterangannya.

Maka Dedy Nur Palakka pun memastikan bahwa pernyataannya tidak mewakili PSI sama sekali.

“Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara kelembagaan,” jelasnya. 

Maka dari itu Dedy meminta maaf atas pernyataannya dan meminta maaf kepada seluruh umat beragama yang tersinggung dengan pernyataannya.

Klarifikasi ini disampaikan Dedy Nur Palakka dalam sebuah cuitan di akun media sosial X (dulunya Twitter) miliknya, @DedynurPalakka, Kamis (12/6/2025).

Berikut bunyi klarifikasi Dedy selengkapnya:

“Terkait polemik atas pernyataan saya beberapa waktu lalu mengenai Pak Jokowi memenuhi syarat sebagai nabi, dengan ini saya, Dedy Nur Palakka, menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:

1. Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara kelembagaan.

2. DPW PSI Bali telah memberikan teguran secara internal sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap sensitivitas publik dan keberagaman pandangan masyarakat.

3. Dengan kesadaran penuh, saya mencabut pernyataan tersebut, demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut.

4. Saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan setulus-tulusnya kepada masyarakat, seluruh umat beragama, serta pihak-pihak yang merasa terganggu atau tersinggung oleh pernyataan tersebut.

Saya berkomitmen untuk tetap menjaga etika publik, belajar dari dinamika ini, dan memperkuat semangat demokrasi yang sehat, jujur, dan terbuka.

Terima kasih atas kritik, masukan, dan pengertian dari berbagai pihak,” tulisnya di platform X.

(Tribunnewsmaker.com/ BangkaPos)

Sumber: Bangka Pos
Tags:
Deddy NurPSIJokowiNabi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved