Sepak Terjang Muhammad Noor Rifani Bupati Tabalong, Lulus S1 dari 3 Kampus, Mantan ASN dan Kadin

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tabalong, H Muhammad Noor Rifani atau yang akrab disapa H Fani, bersama Habib Muhammad Taufani Alkaf (Habib Taufan), berhasil meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tabalong tahun 2024.

Kemenangan ini menjadi langkah awal dari tanggung jawab besar yang siap mereka emban demi kemajuan daerah.

Sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, H Fani dikenal sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN).

Ia menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Tabalong.

Baca juga: Sepak Terjang Ramzi Wakil Bupati Cianjur, Artis dan Presenter, Masih Terima Job di Dunia Hiburan

Namun, demi niatnya untuk mengabdi lebih luas kepada masyarakat, ia memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebelum resmi mencalonkan diri sebagai bupati.

Pria kelahiran Murung Pudak, 20 Desember 1972 ini merupakan putra daerah asli Tabalong yang hingga kini tetap tinggal dan menetap di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Baginya, kemenangan dalam Pilkada bukanlah sekadar pencapaian politik, melainkan amanah besar dari rakyat.

Dalam rapat pleno rekapitulasi perolehan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tabalong, hasil yang diperoleh bukan hanya menjadi sumber kebahagiaan, tetapi juga menjadi titik awal perjuangan.

H Fani mengibaratkan perjalanannya sebagai pemenang Pilkada 2024 seperti keluar dari zona nyaman menuju medan pengabdian yang menantang.

Bersama Habib Taufani, ia menyadari bahwa tanggung jawab ini adalah sebuah panggilan untuk berjuang demi kepentingan masyarakat luas.

Dalam wawancaranya bersama Banjarmasin Post dalam program Btalk, H Fani mengungkapkan bahwa keputusannya maju sebagai calon bupati berangkat dari niat ibadah dan pengabdian.

"Sama halnya saat saya jadi PNS juga diniatkan untuk beribadah. Saat menjadi PNS itulah banyak harapan yang disampaikan masyarakat ke saya terkait bagaimana Tabalong ke depan," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa keputusan untuk terjun ke dunia politik bukanlah hal yang diambil secara tiba-tiba.

Proses panjang, termasuk diskusi mendalam bersama keluarga, menjadi landasan penting sebelum mengambil langkah besar ini.

"Saya berkeyakinan modal awal untuk maju adalah restu keluarga. Karena itu berarti saya harus meninggalkan zona nyaman sebagai PNS yang kemudian menghadapi zona perjuangan untuk kemaslahatan masyarakat," ujarnya.