Kunci Jawaban
Soal & Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3 PPG 2025, Experiential learning Ruang GTK
Berikut ini soal dan kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3 PPG 2025, halyang perlu diperhatikan agar proses pembelajaran berlangsung baik
Editor: Talitha Desena
1. Urutan Tahapan Siklus Harus Diperhatikan
Pastikan proses pembelajaran mengikuti empat tahapan siklus Kolb secara berurutan:
- Concrete Experience: siswa mengalami secara langsung
- Reflective Observation: siswa merefleksi pengalaman
- Abstract Conceptualization: siswa menarik kesimpulan atau konsep
- Active Experimentation: siswa mencoba menerapkan dalam situasi baru Mengabaikan salah satu tahapan dapat mengganggu proses pembentukan pengetahuan
2. Libatkan Emosi dan Keterlibatan Aktif
Pengalaman yang menyentuh emosi dan motivasi siswa cenderung lebih mudah diingat dan bermakna.
Oleh karena itu:
- Gunakan simulasi, permainan peran, studi kasus, praktik lapangan, atau proyek nyata.
- Dorong siswa untuk berpikir kritis dan reflektif.
3. Ciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Mendukung
Agar siswa berani mencoba, gagal, dan belajar dari kegagalan: Guru harus membangun suasana yang inklusif, terbuka, dan bebas.
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan experiential learning:
- Mengikuti Siklus Belajar Kolb Secara Utuh
- Relevansi dengan Dunia Nyata
- Pecan Guru sebagai Fasilitator
- Kesiapan dan Keterlibatan Aktif Peserta Didik
- Kegiatan Reflektif yang Mendalam
- Penilaian Autentik
- Fleksibilitas dan Diferensiasi
Penerapan experiential learning memerlukan perencanaan yang matang, kegiatan yang bermakna, dan fasilitasi refleksi yang mendalam.
Jika dilakukan dengan baik, pendekatan ini akan membentuk pembelajaran aktif, kritis, dan berkelanjutan.
Kunci Jawaban Alternatif:
Dalam penerapan experiential learning berdasarkan siklus Kolb, beberapa hal krusial perlu diperhatikan:
Pertama, perencanaan aktivitas yang matang dan relevan (fase Concrete Experience). Pengalaman harus dirancang secara spesifik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevan dengan kehidupan siswa. Bukan sekadar "melakukan", tapi "melakukan sesuatu yang bermakna" untuk materi yang sedang dipelajari. Guru harus memastikan semua logistik (bahan, alat, waktu) siap dan lingkungan aman.
Kedua, fasilitasi refleksi yang mendalam (fase Reflective Observation). Ini adalah jantung dari experiential learning. Setelah pengalaman, siswa perlu waktu untuk memprosesnya. Guru harus memandu dengan pertanyaan terbuka seperti "Apa yang Anda amati?", "Apa yang Anda rasakan?", "Mengapa hal itu terjadi?". Ini membantu siswa menganalisis pengalaman dari berbagai sudut pandang, bukan sekadar menceritakan.
Ketiga, mendorong konseptualisasi dan pemahaman konsep (fase Abstract Conceptualization). Dari refleksi, siswa harus dibimbing untuk menemukan pola, merumuskan ide, atau menghubungkan pengalaman dengan teori atau konsep yang lebih luas. Ini bukan lagi tentang "apa yang terjadi", tapi "apa artinya itu" dan "prinsip apa yang berlaku". Guru dapat memberikan masukan atau materi pendukung untuk membantu siswa merangkai pemahaman ini.
Sumber: Tribunnews.com
| Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Hal 64 65 Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung Teks Fantasi |
|
|---|
| Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 85 86 Teks Rekon Pribadi Menggunakan Kosakata dalam Media |
|
|---|
| Jawaban Dasar-Dasar Teknologi Farmasi Kelas 10 Halaman 110 Pernyataan yang Tepat Mengenai CPOB 2018 |
|
|---|
| Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 76 Pembagian Jenis Uang Berdasarkan Bentuk, Fungsi, dan Lainnya |
|
|---|
| Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 Ujian Semester 1 Jimmy, Your Cell Phone's Number Please? |
|
|---|