Kabar Wilayah
Kota Toleran Peringkat 4 Kota Termaju Jateng, Ungguli Tegal & Pekalongan tapi Masih Kalah dari Solo
Ungguli Tegal & Pekalongan tapi masih kalah dari Solo, ini peringkat 4 kota termaju di Jawa Tengah, dijuluki Kota Toleran.
Editor: Febriana
Ungguli Tegal dan Pekalongan tapi masih kalah dari Solo, inilah peringkat 4 kota termaju di Jawa Tengah versi IDSD 2024, dijuluki Kota Toleran yakni Salatiga.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 memperlihatkan geliat ekonomi hingga inovasi Jawa Tengah secara jelas.
Di kancah nasional, Jawa Tengah memang belum bisa menembus 3 besar seperti DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
Jateng baru bisa mengamankan peringkat 7 lewat skor 3,84.

Meski demikian, persaingan antar kota di Jateng patut diberi perhatian.
Surakarta atau Solo berhasil meraih peringkat 1 berkat skor impresif 4,39. Semarang menyusul di peringkat 2. Sementara urutan 3 ditempati Magelang.
Di sisi lain, Salatiga yang dijuluki Kota Toleran bertengger di peringkat 4 berkat skor 4,16.
Lantas, bagaimana dengan daerah lainnya? Berikut adalah daftar peringkat IDSD BRIN 2024 untuk kota di Provinsi Jawa Tengah:
1. Kota Surakarta (Solo) - 4,39
2. Kota Semarang - 4,31
3. Kota Magelang - 4,26
4. Kota Salatiga - 4,16
5. Kota Tegal - 4,08
6. Kota Pekalongan - 3,87
Baca juga: Sumedang, Bandung, Kuningan Masuk 3 Besar Kabupaten Termaju di Jabar, Kota Mangga Paling Bawah

Apa Itu IDSD?
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) merupakan indikator nasional yang dikembangkan oleh BRIN untuk mengukur tingkat produktivitas dan daya saing suatu daerah.
Terdapat sejumlah pilar utama yang menjadi fondasi penilaian.
Masing-masing pilar ini terdiri dari indikator atau sub-komponen yang merepresentasikan berbagai aspek pembangunan strategis.
1. Institusi
Pilar ini mencerminkan kualitas tata kelola pemerintahan, transparansi, serta efektivitas kebijakan publik yang dijalankan oleh pemerintah daerah.
2. Infrastruktur
Mencakup kondisi dan ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi, energi, air bersih, hingga fasilitas publik yang mendukung produktivitas.
3. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Menilai sejauh mana daerah mampu mengintegrasikan teknologi digital dalam layanan publik, pendidikan, dan sektor ekonomi.
4. Stabilitas Ekonomi Makro
Menggambarkan kestabilan fiskal dan ekonomi daerah, termasuk pengelolaan APBD, inflasi, dan keberlanjutan fiskal.
5. Kesehatan
Meliputi akses terhadap layanan kesehatan, kualitas fasilitas medis, dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
Baca juga: Sumedang, Bandung, Kuningan Masuk 3 Besar Kabupaten Termaju di Jabar, Kota Mangga Paling Bawah

6. Keterampilan
Pilar ini mengevaluasi kapasitas tenaga kerja dari segi pendidikan, pelatihan, dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
7. Pasar Produk
Mengukur dinamika perdagangan lokal, efisiensi pasar barang dan jasa, serta kemudahan berusaha di tingkat daerah.
8. Pasar Tenaga Kerja
Fokus pada fleksibilitas pasar kerja, hubungan industrial, dan kemampuan menyerap angkatan kerja secara optimal.
9. Sistem Keuangan
Menilai kemudahan akses terhadap layanan keuangan, stabilitas lembaga keuangan lokal, serta dukungan pembiayaan untuk pelaku usaha.
10. Ukuran Pasar
Menggambarkan skala ekonomi lokal, jumlah penduduk, dan potensi konsumsi yang tersedia di wilayah tersebut.
11. Dinamika Bisnis
Pilar ini mencerminkan tingkat kewirausahaan, kemudahan memulai usaha, serta tingkat pertumbuhan UMKM dan investasi.
12. Kapasitas Inovasi
Menilai sejauh mana daerah mendorong riset, pengembangan teknologi, serta membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
(TribunNewsmaker.com)(TribunJateng.com)