Ahmad Luthfi Cibir Pejabat Suka Ngonten, Dedi Mulyadi Minta Maaf, Sindir: daripada Ga Ngerti Masalah

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dalam sebuah acara resmi, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, melontarkan pernyataan yang menyiratkan sindiran terhadap gaya kepemimpinan yang terlalu mengandalkan sorotan media.

Meski tak menyebut nama secara langsung, banyak pihak menilai arah kritik tersebut mengarah pada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang memang dikenal aktif mendokumentasikan kegiatannya di media sosial.

Menurut Jenderal (Purn.) Ahmad Luthfi, pemimpin seharusnya lebih fokus pada penyelesaian masalah di lapangan tanpa perlu membawa kamera atau sorotan media.

"Tapi gak usah pakai media," ucap Luthfi dalam Rakor Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jateng.

Baca juga: Anne Ratna Beber Alasan Anak Tak Hadiri Nikahan Kakaknya, Bahas Fitnah, Tak Diundang Dedi Mulyadi?

Luthfi menekankan pentingnya kesederhanaan dan ketulusan saat terjun ke masyarakat.

Ia mengajak para pejabat untuk melepas atribut birokratis dan turun langsung, tanpa pengawalan atau seremoni berlebihan.

"Jadi pejabat ojo gelang geleng gela gelo, pakai pengawal, medun di mobil dibukain, medun dikalungi bunga, acara diresmikan," katanya dengan gaya khas Jawa-nya.

Dalam nada bercanda, ia bahkan menirukan gaya selfie seorang pejabat sambil berkata, "Hari ini ketemu orang miskin," disambut gelak tawa para peserta rapat.

Namun, ia langsung menegaskan bahwa pendekatan seperti itu tidak efektif.

"Tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Luthfi lugas.

Ia juga menambahkan bahwa gaya kepemimpinan yang terlalu mengandalkan pencitraan justru berisiko mengubah karakter pemimpin itu sendiri.

"Begitu dikritik di medianya sibuk jawab, akhirnya opo? Sikapnya diubah-ubah, mangan teratur karena apa? Syuting. Opo enak urip ngono kuwi?" katanya tajam.

Pernyataan tersebut dianggap sejumlah kalangan sebagai sindiran langsung terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang memang sering tampil di berbagai platform media sosial.

Respons Dedi Mulyadi

Tak tinggal diam, Dedi Mulyadi seolah membalas sindiran tersebut melalui akun TikTok miliknya.

Ia menanggapi dengan nada santai dan menyelipkan sedikit sindiran balik.

"Buat wargi Jabar dan seluruh warga net, mohon maaf yah kalau Kang Dedi jadi gubernur hanya bisa menyelesaikan setiap hari satu masalah," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa meski hanya menyelesaikan satu masalah per hari, setidaknya ia memahami permasalahan yang dihadapi rakyatnya.

"Tapi gak apa-apa kan? Daripada Kang Dedi jadi gubernur gak mengerti masalah," tambahnya.

Baca juga: 3 Kebijakan Dedi Mulyadi Picu Kontroversi, Banyak Penolakan, Larang Study Tour hingga Barak Militer

Dua Gaya Kepemimpinan Berbeda

Ahmad Luthfi adalah seorang purnawirawan Polri dengan latar belakang intelijen keamanan.

Ia menempuh pendidikan militer sejak muda dan merupakan lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM) serta Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Kariernya banyak dihabiskan di wilayah Jawa Tengah, menjabat berbagai posisi strategis mulai dari Kapolres, Wakapolda, hingga akhirnya menjabat Kapolda Jateng sebelum pensiun dengan pangkat Komisaris Jenderal.

Kini, Luthfi menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, membawa pendekatan kepemimpinan yang tegas, lugas, dan lebih bersifat operasional.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi memiliki latar belakang politik yang panjang. Ia memulai karier sebagai anggota DPRD Purwakarta, lalu menjadi Wakil Bupati, hingga menjabat Bupati dua periode.

Setelah sempat gagal mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat pada 2018, Dedi akhirnya terpilih menjadi anggota DPR RI dan kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari Partai Gerindra.

Dikenal sebagai figur yang dekat dengan rakyat, Dedi aktif menggunakan media sosial untuk menunjukkan keterlibatannya dalam berbagai persoalan masyarakat.

Ia bahkan sempat membuat konten saat mengunjungi keluarga korban tragedi dalam pesta rakyat pernikahan anaknya.

(TribunNewsmaker/TribunBogor)