Diplomat Kemenlu RI Tewas
6 Kejanggalan Baru di Kematian Arya Daru Pangayunan, Sempat Salah Kirim WA hingga Dugaan Selingkuh
Ada enam hal baru yang menambah kejanggalan di kasus kematian Arya Dari Pangayunan, termasuk soal dugaan perselingkuhan.
Editor: Delta LP
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Semakin banyak kejanggalan yang ditemukan dalam perkembangan kasus kematian diplomat Kemenlu Arya Daru Pangayunan.
Setidaknya ada enam hal baru yang menyisakan tanda tanya.
Polisi yang menyelidiki penyebab kematian Arya Daru Pangayunan hingga kini belum menemukan titik terang.
Sudah ada banyak saksi yang dimintai keterangan, puluhan rekaman CCTV hingga ratusan barang bukti.
Namun kasus ini tak juga menemukan ujungnya.
Dari sejumlah barang bukti dan keterangan saksi, ditemukan sejumlah kejanggalan lagi.
1. Ada Alat Kontrasepsi Tapi Tidak Ada Sperma
Penyelidik mengamankan barang bukti berjumlah 103 unit. Rincian barang bukti tersebut, dibagi ke dalam beberapa klaster.
Pertama, ialah klaster barang bukti yang diamankan di kantor korban. Kemudian yang kedua, penyelidik mengamankan barang bukti tersebut di tempat kos korban.
Berikutnya lagi penyelidik mengamankan barang bukti tersebut dari keluarga korban maupun dari saksi-saksi yang lain.
Dari sekian banyak barang bukti yang menarik adanya dua alat kontrasepsi dan pelumas.
Satu alat kontrasepsi sudah bekas pakai dan satu lagi dibawa Arya Daru dalam tas yang digendongnya saat berada di gedung Kemlu RI lantai 12.
Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengatakan salah satu dari dua kondom yang ditemukan sudah terpakai.
"Alat kontrasepsi ada di dua tempat ada yang dibuang dari kamar," ujar Kombes Wira.
Satu buah kondom lain ditemukan polisi kata Kombes Wira tersimpan di tas gendong yang dibawa Arya Daru Pangayunan saat berada di rooftop gedung Kemenlu RI Jakarta.
"Satu lagi ditemukan di tas gendong yang ditemukan di lantai 12 gedung Kemlu," kata Kombes Wira. Namun Kombes Wira mengaku tidak mengetahui dipergunakan untuk apa kondom tersebut. "Digunakan untuk apa kami kurang tahu," ujar Kombes Wira.
Penemuan dua alat kontrasepsi tersebut kontra dengan pernyataan dari Puslabfor Bareskrim Polri.
Baca juga: Psikolog Ini Sebut Arya Daru Alami Tekanan Psikologis, Sebut Sudah Memendam Masalah Sejak Lama
Ahli sidik jari Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto mengatakan dari sisa gulungan lakban kuning itu, ditemukan DNA Arya.
"Ada 13 item (barang bukti) yang kami periksa, hanya 1 yang sangat menarik adalah pada sisa lakban di bonggol atau gulungan lakban itu terdapat DNA dari almarhum ADP," kata Sigit.
Selain itu, hasil pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak ditemukan bercak darah baik ataupun lainnya, baik dari Arya atau pun pihak lain. Informasi penting disajikan secara kronologis.
"Pemeriksaan TKP yang kami lakukan, kami tidak menemukan di TKP adanya bercak darah, sperma arau material biologi di TKP, baik di dalam kamar korban, maupun di luar, kamar mandi, kami tidak menemukan materi biologi orang lain," ucapnya.

2. Salah Kirim Whatsapp
Ada jejak digital yang sampai sekarang masih misterius. Salah satunya soal Arya Daru salah mengirim pesan Whatsapp kepada sang istri.
Awak media saat jumpa pers kemarin sempat menanyakan soal pesan WhatsApp yang diduga salah kirim oleh Arya kepada istrinya, Meta Ayu Puspitantri.
Pesan itu disebut seharusnya ditujukan kepada orang lain kemungkinan perempuan yang disebut sebagai Vara(Sebelumnya disebut Farah) namun polisi tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Padahal, saat jumpa pers polisi sempat memaparkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah rekaman CCTV. Termasuk, CCTV di mal Grand Indonesia, Jakarta.
Dalam pemaparan itu, polisi turut menampilkan foto tangkapan kamera CCTV disertai dengan narasi penjelasan yang ditampilkan pada monitor.
Baca juga: Polisi Sebut Arya Daru Tewas Tanpa Campur Tangan Siapa pun, Keluarga Membantah: Bukan Akhiri Hidup
Salah satu yang ditampilkan adalah momen saat Arya sedang antre menunggu taksi untuk pulang dari Grand Indonesia pada Senin(7/7/2025) sekitar pukul 21.18 WIB.
Dalam narasi yang ditampilkan disebutkan Arya sedang mengantre taksi sambil membawa tas gendong dan tas belanja.
Masih dalam narasi itu, disampaikan pula rekaman CCTV itu sesuai dengan keterangan saksi bahwa Arya salah mengirim pesan WhatsApp.
"BERDASARKAN CCTV TERLIHAT KORBAN ANTRE TAXI BLUE BIRD. KORBAN MEMBAWA TAS GENDONG DAN TAS BELANJA, SESUAI DENGAN KETERANGAN SAKSI BAHWA KORBAN SALAH MENGIRIM PESAN WHATSAPP," demikian narasi pada monitor.
Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga sempat menyebut bahwa Arya Daru memang sempat belanja di Mal Grand Indonesia bersama perempuan bernama Vara.
Rampung berbelanja, Arya Daru pulang sendiri naik taksi.

Tadinya hendak menuju bandara, akan tetapi mendadak putar haluan menuju gedung Kemlu RI Jakarta.
Kombes Wira juga menyebut perempuan bernama Vara sudah diperiksa sebagai saksi. "Sudah diperiksa," ujar Kombes Wira.
3. Kenapa Ponsel yang Hilang Tidak Terlacak Polisi
Teka-teki mengenai keberadaan telepon seluler milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan hingga kini belum juga terpecahkan. Polisi mengaku hanya menemukan satu unit handphone merk Samsung Note 9.
Sementara Arya Daru diketahui memiliki telepon seluler lain yakni Samsung Ultra 22 yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.
"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau nggaknya saya nggak tahu," ujar Anggota Tim Digital Forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto.
Sementara itu Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga mengatakan hal serupa. Kata dia handphone jenis Samsung Ultra 22 sehari-hari digunakan korban sampai sekarang dan belum ditemukan. "Handphone itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Kombes Wira.
Ipda Saji Purwanto menjelaskan handphone yang diberikan kepada penyidik pertama kali adalah Samsung Note 0 dan dinyalakan tahun 2019 tepatnya bulan Juni.
"Kemudian kami melakukan penelitian bahwa handphone digunakan untuk komunikasi instant messenger pada September 2022 dan dinyalakan lagi pada Januari 2024, " kata Ipda Saji.

Kemudian lanjut Ipda Saji mencari perangkat laptop. Setelah ditemukan laptop milik Arya Daru ada koneksi ke perangkat Samsung Ultra 22 dari laptop tanggal 25 Juni 2025.
"Jadi handphone yang kami periksa adalah handphone yang terakhir kali digunakan pada tahun 2022," kata Ipda Saji.
Ponsel Arya Daru yang hilang dan belum ditemukan yakni ponsel yang biasa digunakan korban untuk berkomunikasi dengan keluarga dan rekan kerja.
Padahal, saat awal penyelidikan polisi tegas bilang tak ada barang berharga milik korban yang hilang di tempat kejadian perkara.
Kompolnas juga membenarkan informasi soal ponsel Arya Daru yang belum ditemukan.
Ketua Harian Kompolnas, Arief Wicaksono bilang pada 7 Juli 2025 lalu, setelah berkomunikasi dengan istrinya sepulang dari Mal Grand Indonesia, sekira pukul 21.00 WIB tanpa sebab yang jelas tiba-tiba ponsel Daru off atau mati total dan tak bisa lagi dihubungi.
4. Tekanan Psikologis Arya Daru Tidak Didalami
Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw mengungkap kondisi psikologis diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.
Ahli Asosiasi Psikologi Forensik—atau yang tergabung dalam Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia)—adalah para psikolog profesional yang memiliki keahlian khusus dalam menerapkan ilmu psikologi dalam konteks hukum dan peradilan.
Pemeriksaan terhadap Arya Daru dilakukan oleh tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman dengan pendekatan autopsi psikologis.
Nathanael menyebut dalam proses pengungkapan pihaknya mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal almarhum.
Selain itu pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis.
Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa almarhum memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring.
Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.
Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Nathanael mengungkap Arya Daru seorang pekerja kemanusiaan yang memikul berbagai tanggung jawab, pelindung, pendengar, dan penyelamat (rescuer) bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis.
Hal itu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan psikologis, dan sensitivitas sosial. Dalam bahasa psikologis, almarhum mengalami burnout (kelelahan mental), compassion fatigue (kelelahan karena kepedulian), serta terpapar penderitaan dan trauma. Apsifor menyimpulkan almarhum memiliki karakteristik kepribadian yang cenderung menekan dan menyembunyikan apa yang dirasakan.
"Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," ujarnya.
Baca juga: Kompolnas Tegas Bantah Hotman Paris yang Curiga Lilitan Lakban Arya Daru Terlihat Rapi: Nggak Kok!
Istilah psikologis merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan proses mental manusia.
Ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, berperilaku, dan merespons terhadap lingkungan atau situasi tertentu.
5. Motif Masih Jadi Misteri
Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru karena bunuh diri.
"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.
Namun, mengenai motifnya, polisi tidak menjelaskan lebih lanjut. Meski begitu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, hasil pemeriksaan digital forensik, tidak ditemukan adanya ancaman terhadap Arya Daru semasa hidup.
"Hasil digital tidak ditemukan ancaman fisik, psikis terhadap korban termasuk kekerasan," kata Wira.
6. Dugaan Perselingkuhan
Rilis kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan sempat menyinggung isu perselingkuhan.
Mulanya wartawan menanyakan bahwa ada informasi bahwa Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya.
Di mana pesan itu maksudnya tujukan untuk pihak lain, namun belum diketahui pasti untuk siapa pesan tersebut.
Terkait pertanyaan itu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra enggan memberikan komentar.
Menurutnya, bahwa kematian Arya Daru bukan disebabkan keterlibatan orang lain.
Nada Wira meninggi saat memberikan jawaban perihal isu perselingkuhan.
"Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini," tegasnya.
Dalam rilis kasus, polisi menampilkan CCTV detik-detik Arya Daru pergi ke mal Grand Indonesia (GI) di wilayah Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) petang.
Saat disinggung soal kedekatan Vara dan Arya, polisi enggan mengungkapnya.
"Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawab Kombes Wira. Nah, Vara ini juga disebut polisi masuk bersama Arya Daru dan Dion ke sebuah toko baju di mal.
"Berdasarkan CCTV pintu masuk H&M korban masuk ke dalam mal Grand Indonesia bersama Dion dan Vara sesuai dengan keterangan saksi," demikian keterangan pada paparan rangkaian rekaman CCTV yang ditampilkan Wira. (TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Misteri HP S22 Arya Daru, Kunci Rahasia Terakhir, Hilang Bukan di Grand Indonesia, Ini Kata Polisi |
![]() |
---|
Keberadaan Ponsel Arya Daru yang Disebut Hilang, Dibuang oleh Sang Diplomat, Ini Posisi Terakhirnya |
![]() |
---|
Terkuak Kejadian saat Arya Daru di Grand Indonesia, 2 Kebohongannya Terbongkar, Berduaan dengan Vara |
![]() |
---|
Penampakan Vara Temani Arya Daru Belanja di Mal, Istri Diplomat Mengira Suaminya Pergi Sendiri |
![]() |
---|
Babak Baru Kematian Arya Daru, Keluarga Ngotot Bongkar Penyebab Tewas Bukan Karena Bunuh Diri! |
![]() |
---|