Kisah Cinta Petani 73 Tahun Nikahi Gadis 27 Tahun di Bengkulu, Pertama Ketemu Langsung Nyaman

Pertemuan pertama pun terjadi di rumah sang teman. 

Sai’un mengaku langsung merasa nyaman dengan Fitri. 

“Pertama ke rumah ponakan saya itu, kita langsung dapat perasaan. Dua minggu kemudian langsung yakin dia jodoh Datuk,” ungkap Sai’un sambil tersenyum.

Fitri juga mengaku menerima lamaran Sai’un bukan karena materi, melainkan karena merasa cocok secara pribadi.

Baca juga: Sosok ZI, Bocah Indramayu Kelas 5 SD Digugat Kakek Kandung Perkara Rumah Peninggalan Almarhum Ayah

Ia menilai Sai’un adalah sosok yang baik hati, bertanggung jawab, dan mau menerima dirinya apa adanya. 

Setelah perkenalan singkat, keduanya sepakat melangsungkan pernikahan secara sederhana di Desa Padang Tambak. 

Prosesi akad nikah berlangsung lancar dan dihadiri oleh keluarga serta tetangga terdekat.

Ditemui di teras rumah sederhana mereka, pasangan ini tampak duduk berdampingan sambil memegang buku nikah. 

Latar rumah kayu berwarna merah pudar serta kebun pisang di belakangnya menambah kesan sederhana kehidupan mereka. 

Sai’un diketahui merupakan seorang petani kopi dan sawit di Desa Jambu. 

Ia tinggal di rumah milik sendiri dan telah memiliki tiga orang anak dari pernikahan sebelumnya, yang semuanya sudah menikah.

Meski demikian, ia mengaku membutuhkan teman hidup di masa tuanya. 

“Rencana kami tinggal di rumah saya di Desa Jambu (Kecamatan Taba Penanjung). Kalau saya ke kebun, ya Fitri temenin. Kalau di rumah juga begitu, saya butuh teman hidup karena anak-anak sudah di rumahnya masing-masing,” ujarnya. 

Sai’un, pria 73 tahun bekerja sebagai petani kopi dan sawit. 

Pernikahan ini pun mengundang beragam reaksi dari masyarakat.