PPG 2025
Nilai-Nilai Dasar dalam Pendidikan: Peran Sekolah sebagai Media Alih Nilai pada PPG 2025
Apa saja nilai dasar yang harus ditanamkan melalui pendidikan? Simak materi penting dalam modul PPG 2025 tentang nilai-nilai dasar dalam pendidikan.
Editor: Tim TribunNewsmaker
Apa saja nilai dasar yang harus ditanamkan melalui pendidikan? Simak materi penting dalam modul PPG 2025 tentang nilai-nilai dasar dalam pendidikan.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Nilai adalah keyakinan mendasar yang menjadi pedoman dalam menentukan apa yang dianggap baik, benar, atau layak untuk dilakukan.
Dalam proses pewarisan nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya, sekolah memegang peran krusial sebagai wadah utama pendidikan karakter. Lewat perannya sebagai media transfer of values (alih nilai), pendidikan menjadi jembatan penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik.
Salah satu materi yang membahas hal ini secara mendalam adalah Nilai-Nilai Dasar dalam Pendidikan, yang akan dipelajari oleh guru peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahap 2 Tahun 2025. Materi ini masuk ke dalam Modul Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN), Topik 2: Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai.
Saat ini, para guru peserta PPG sedang menjalani pembelajaran mandiri melalui platform resmi Ruang GTK untuk menyelesaikan seluruh modul sebagai syarat mendapatkan sertifikat pendidik.
Setelah mempelajari materi tentang nilai-nilai dasar dalam pendidikan, guru akan diminta mengerjakan latihan pemahaman serta menyusun cerita reflektif sebagai bentuk pemaknaan atas materi yang dipelajari.
Jika bapak/ibu guru mengalami kesulitan, kunci jawaban latihan pemahaman dan cerita reflektif modul FPPN topik Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai materi Nilai-Nilai Dasar dalam Pendidikan di bawah ini bisa menjadi referensi.
Latihan Pemahaman
- Karena bertujuan untuk menghasilkan siswa dengan nilai ujian yang tinggi.
- Karena dapat membentuk karakter dan moral siswa dalam menghadapi tantangan global.
- Karena menggantikan peran keluarga dalam membentuk kepribadian anak.
- Karena hanya berlaku untuk jenjang pendidikan dasar.
- Karena bertujuan untuk membatasi kebebasan berpikir siswa.
Kunci Jawaban: Karena dapat membentuk karakter dan moral siswa dalam menghadapi tantangan global.
Cerita Reflektif
Diskusikan dengan teman sejawat apa yang akan terjadi apabila tidak ada kesamaan nilai antara warga sekolah. Gunakan pertanyaan berikut untuk memulai diskusi: 1. Apakah ada perbedaan pandangan antara orang tua, peserta didik, dan guru tentang pendidikan nilai? 2. Apa yang mungkin terjadi apabila nilai yang dimiliki sekolah berbeda dengan nilai-nilai yang diajarkan orang tua peserta didik di rumah? 3. Apa yang dapat dilakukan untuk menjembatani perbedaan nilai ini?
Kunci Jawaban:
Perbedaan Pandangan: Tentu ada perbedaan. Kita sebagai guru mungkin menekankan nilai kedisiplinan dan kolaborasi di kelas, sementara orang tua bisa jadi lebih fokus pada kepatuhan atau nilai-nilai kekeluargaan. Siswa sendiri juga dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial.
Dampak Perbedaan Nilai: Apabila nilai di sekolah dan di rumah tidak sejalan, siswa bisa mengalami kebingungan dan konflik internal. Mereka akan sulit membedakan mana yang benar, yang bisa berujung pada inkonsistensi perilaku. Ini dapat menghambat pembentukan karakter mereka secara utuh.
Menjembatani Perbedaan: Kita harus proaktif menjembatani perbedaan ini. Caranya dengan mengadakan pertemuan rutin untuk menyamakan visi dan misi, misalnya melalui majelis orang tua. Kita juga perlu membangun komunikasi terbuka yang menunjukkan bahwa sekolah dan keluarga adalah dua pusat pendidikan yang saling mendukung, bukan bersaing, demi tumbuh kembang anak.
Kunci Jawaban Alternatif:
Keselarasan nilai-nilai yang dimiliki lembaga sekolah dan guru menjadi salah satu kunci keberhasilan pendidikan nilai. Benturan nilai antara sekolah dan guru dapat berdampak pada peserta didik di sekolah. Untuk itu kerjasama yang baik antara sekolah dan guru, sama pentingnya dengan kerja sama antara guru dan orang tua.
Konsistensi nilai yang ditunjukkan guru menjadi penting dalam keberhasilan transfer nilai di lembaga pendidikan. Temuan ini menjadi landasan untuk memastikan nilai-nilai yang dimiliki guru sejalan dengan nilai yang dijunjung sekolah pada saat proses rekrutmen guru dan juga pengangkatan kepala sekolah. Kesepemahaman nilai-nilai antara sekolah, guru dan orang tua menjadi kunci membentuk nilai yang akan dijunjung dari generasi ke generasi.
Kunci Jawaban Alternatif:
Saya menyadari bahwa kesamaan nilai antara warga sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis. Perbedaan pandangan tentang pendidikan nilai antara orang tua, peserta didik, dan guru memang sering terjadi. Misalnya, orang tua lebih menekankan prestasi akademik, sementara guru menekankan pentingnya disiplin dan tanggung jawab. Peserta didik sendiri mungkin lebih terpengaruh oleh nilai-nilai dari media sosial atau teman sebaya.
Jika nilai yang dianut sekolah bertentangan dengan nilai-nilai dari rumah, akan muncul kebingungan dan konflik internal pada peserta didik. Mereka bisa merasa terpecah antara dua otoritas yang berbeda. Hal ini dapat menurunkan motivasi belajar, munculnya perilaku menyimpang, dan lemahnya pembentukan karakter.
Untuk menjembatani perbedaan ini, komunikasi yang terbuka antara sekolah dan orang tua sangat diperlukan. Sekolah dapat mengadakan forum bersama, seperti pertemuan orang tua dan guru, serta program parenting untuk menyamakan persepsi. Selain itu, penting untuk menanamkan nilai universal seperti kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghormati, yang dapat diterima oleh semua pihak. Dengan begitu, pendidikan nilai bisa berjalan selaras dan efektif.
Kunci Jawaban Alternatif:
Orang tua, peserta didik, dan guru sering memiliki pandangan berbeda. Orang tua mungkin menekankan nilai tradisional, sementara peserta didik dipengaruhi budaya populer dan media sosial. Guru berfokus pada nilai akademik dan Pancasila, yang kadang bertentangan dengan individualisme yang dianut siswa. Perbedaan ini dapat menciptakan ketidakselarasan dalam pembentukan karakter.
Jika nilai sekolah (misalnya, kedisiplinan, toleransi) berbeda dengan nilai di rumah (misalnya, permisif atau kompetitif), siswa dapat mengalami kebingungan identitas, konflik perilaku, atau kurangnya konsistensi moral. Hal ini berpotensi meningkatkan kenakalan remaja atau sikap apatis terhadap nilai sekolah.
Sekolah dapat mengadakan dialog rutin dengan orang tua untuk menyamakan persepsi tentang nilai inti, seperti melalui lokakarya atau parenting class. Kurikulum pendidikan nilai harus fleksibel, mengintegrasikan nilai Pancasila dengan konteks lokal. Guru juga perlu dilatih untuk memahami dinamika nilai siswa dan keluarga, menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung.
*) Disclaimer:
- Kunci jawaban Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif modul FPPN topik Makna Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai materi Nilai-nilai Dasar dalam Pendidikan dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 tahap 2 untuk mengerjakan di Ruang GTK.
- Beberapa kunci jawaban merupakan hasil olah AI, bapak/ibu guru dapat memodifikasi.
(TribunNewsMaker.com/Muthiara 'Arsy/Tribunnews.com/Sri Juliati)
Jawaban PPG 2025 Topik UbD: Pernyataan Terkait Asesmen Awal Berikut Ini yang Kurang Tepat Adalah? |
![]() |
---|
Bahas Understanding by Design, Kupas Tuntas Jawaban PPG Daljab 2025 Modul 1 Topik 1 |
![]() |
---|
Tiga Langkah Rancang Pembelajaran Ala UbD yang Dipelajari di PPG 2025 |
![]() |
---|
Urutan Fase-fase dalam Merancang UbD Adalah? Inilah Jawaban Modul 1 Topik 1 PPG 2025 |
![]() |
---|
Tujuan Dilakukannya Asesmen Awal Berbasis Pendekatan TaRL Adalah? Jawaban Modul 1 Topik 3 PPG 2025 |
![]() |
---|