Breaking News:

Tangis Ibu Prada Lucky ke Pangdam Udayana: Kalau Mati di Medan Perang Saya Ikhlas, Tapi Ini Oknum

Tangis Ibunda Prada Lucky Namo saat bersimpuh di depan Pangdam Udayana: Kalau anakku mati di pedan perang saya ikhlas, tapi ini oknum, Pak!

|
Warta Kota
Tangis Ibunda Prada Lucky Namo saat bersimpuh di depan Pangdam Udayana: Kalau anakku mati di pedan perang saya ikhlas, tapi ini mati karena oknum, Pak!  

Tangis Ibunda Prada Lucky Namo saat bersimpuh di depan Pangdam Udayana: Kalau anakku mati di pedan perang saya ikhlas, tapi ini mati karena oknum, Pak! 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dengan mata yang basah oleh air mata dan suara yang bergetar menahan pilu, Sepriana Paulina Mirpey, ibu dari almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo, tersungkur bersimpuh di hadapan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto.

Di lantai itu, dengan hati yang remuk dan napas yang tersengal, ia memohon satu hal yang tak ternilai—keadilan untuk putra tercintanya.

Senin siang, 11 Agustus 2025, menjadi saksi bisu dari pertemuan yang mengoyak hati. Di rumah duka di Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, suasana sunyi pecah oleh tangis histeris seorang ibu yang kehilangan buah hatinya. Mayjen TNI Piek Budyakto, yang baru lima bulan memegang tongkat komando Kodam IX/Udayana, berdiri di hadapan duka itu, menyampaikan belasungkawa di tengah permohonan yang menggema: “Tolong… beri keadilan untuk anak saya.”

Prada Lucky—seorang prajurit muda dengan masa depan panjang di depannya—diduga menjadi korban penganiayaan brutal oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Kabupaten Nagekeo, NTT. Ironisnya, satuan yang mengusung nama sarat makna tentang martabat dan kewibawaan itu justru tercoreng oleh noda darah anggotanya sendiri.

Batalyon TP 834/WM, yang bermarkas di Mbay—jantung Kabupaten Nagekeo—dibentuk untuk membangun wilayah terpencil, membawa harapan, dan menjaga kehormatan bangsa. Nama “Waka Nga Mere” dalam bahasa Nagekeo Selatan berarti “karakter, martabat, dan kebesaran jiwa”—sebuah filosofi luhur yang kini bergetar rapuh di hadapan kenyataan pahit.

Di tengah denting sunyi dan tatapan mata yang basah, janji keadilan masih menggantung di udara. Namun, bagi seorang ibu, waktu tak lagi kembali. Yang tersisa hanyalah harapan bahwa kematian putranya tak akan terkubur bersama kebenaran.

Kini, ibu Prada Lucky, Paulina menangis meminta keadilan bagi anaknya, Lucky Namo. Ia berulang kali meminta agar anaknya mendapat keadilan, dan memproses pelaku secara transparan. 

"Tolong, saya butuh keadilan bapak. Saya serahkan anak saya sebagai seorang tentara, tolong, saya mohon bapak. Tolong jangan ada fitnah lagi," ucap Paulina berlutut di hadapan Piek. 

Lucky, kata dia, adalah kebanggaan sekaligus penopang hidupnya. 

Paulina ikhlas kalau anaknya gugur di medan pertempuran.

Namun, dirinya tidak terima anaknya justru meninggal di tangan para seniornya. 

"Kalau mati di medan perang saya ikhlas, tapi ini di oknum-oknum. Bapak tolong, saya mohon. Dia tulang punggung buat saya. Saya mohon keadilan buat anak saya," ucapnya. 

Dalam banyak tradisi militer dan budaya nasional, tentara yang gugur di medan perang sering dianggap sebagai bentuk pengorbanan tertinggi dan menjadi kebanggaan bagi keluarga, bangsa, dan negara.

PENGANIAYAAN TNI - Prada Lucky Namo meninggal setelah disiksa oleh seniornya di TNI.
PENGANIAYAAN TNI - Prada Lucky Namo meninggal setelah disiksa oleh seniornya di TNI. (TribunNewsmaker.com | TribunNewsBogor/Ist)

Makna Gugur di Medan Tugas

Simbol patriotisme: Mereka rela mengorbankan nyawa demi menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

Penghormatan negara: Biasanya diberikan upacara militer, pemakaman kehormatan, dan pencatatan sebagai pahlawan.

Kebanggaan keluarga: Meski penuh duka, keluarga sering merasa bangga karena anak atau anggota mereka gugur dalam tugas mulia.

Dalam Konteks Indonesia gugur di medan perang atau saat menjalankan tugas operasi militer sering disebut sebagai "gugur sebagai pahlawan".

Halaman
1234
Tags:
Prada LuckyTNIKabupaten Nagekeo
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved