Berita Viral
Kades Wardi Ngaku Sudah Bantu Raya, Bocah Wafat Tubuhnya Penuh Cacing, Terancam Sanksi Dedi Mulyadi
Klarifikasi Kades, ngaku sudah bantu Raya, bocah meninggal dengan tubuh penuh cacing, beber keseharian, terancam disanksi Dedi Mulyadi.
Editor: ninda iswara
Kesehatannya pun terus menurun, hingga akhirnya didiagnosis menderita penyakit paru-paru.
Namun, upaya pengobatan sempat terhambat.
Keluarga Raya tidak memiliki dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK) dan BPJS, yang membuat akses terhadap layanan kesehatan menjadi sulit.
“Dia punya penyakit demam kemudian diperiksa ke klinik puskesmas terdekat, ternyata dia punya penyakit paru. Udah gitu (keluarga) dia gak punya KK KTP sama sekali, desa tidak urus alhamdulillah. Cuman setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans. Pemerintah desa sudah taunya sampai situ. Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar masuk klinik dan Puskesmas,” jelas Wardi.
Setelah mendapatkan perhatian dari Rumah Teduh, Raya sempat menjalani perawatan selama sembilan hari.
Sayangnya, nyawanya tak tertolong. Raya menghembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.
“(Raya dikabarkan meninggal) saya kumpul, dan mayat tersebut datang. Dikuburkan malam hari,” lanjut Wardi.
Baca juga: Viral Balita Sukabumi Meninggal Tubuhnya Penuh Cacing, Tinggal di Kolong Rumah dengan Ayam & Kotoran
Minim Pengawasan, Nasib Tragis Terulang?
Wardi juga menyampaikan bahwa meski sesekali ada bantuan dari kerabat terdekat, pengawasan terhadap kondisi Raya sangat minim.
Kakaknya yang berusia tujuh tahun pun kerap dirawat oleh keluarga lain, namun pola hidup yang tidak terkontrol membuat risiko kesehatan tetap tinggi.
“Iya sering kita kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kita suka kasih, kan orangtuanya gak bisa kerja juga. Tapi yang namanya penyakit juga kan kita enggak tahu, untuk Raya dan kakaknya ini tidak seperti ortunya (yang mengalami keterbelakangan mental),” tambah Wardi.
Kisah tragis ini membuka mata banyak pihak akan pentingnya sistem perlindungan sosial yang lebih kuat di tingkat desa.
Keterbatasan akses, minimnya pengawasan, serta kurangnya intervensi dini dari lembaga terkait menjadi kombinasi fatal yang merenggut nyawa seorang anak yang tak berdosa.
(TribunNewsmaker/TribunJatim)
| Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri Akui Tonjok & Tampar Kepala SPPG, Minta Maaf, Kecewa Nasi Keras |
|
|---|
| Pembelaan Eks Bupati Dharmasraya yang Digerebek Ngamar dengan Sesama Jenis, Ngaku Cuma Salah Paham |
|
|---|
| Kondisi Terkini David Ozora, 2 Tahun Usai Dihajar Mario Dandy, Kini Coba Hibur Warganet di TikTok |
|
|---|
| Sosok Faruq, Konten Kreator Sindir Perceraian Julia Prastini, Daehoon Kabur Gendong Anak, Minta Maaf |
|
|---|
| 5 Fakta Oknum Polisi Catcalling Jessy Nirmala, Pelaku Kaget Korban Ngamuk, Polda Metro Beri Sanksi |
|
|---|