Kacab Bank Tewas
Sosok Jacklyn Choppers, Polisi yang Bekuk Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Spesialis Kejahatan Berat
Aiptu "Jacklyn Choppers" Zakaria alias Bang Jack turut serta dalam penangkapan tiga otak pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Ilham Pradipta.
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Anggota Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Aiptu "Jacklyn Choppers" Zakaria alias Bang Jack turut serta dalam penangkapan tiga otak pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Ilham Pradipta.
Tiga otak pembunuhan terhadap Ilham ditangkap di Solo, Jawa Tengah pada Jumat (23/8/2025) malam.
Polisi dan pelaku sempat kejar-kejaran di jalanan ketika penangkapan hendak dilakukan.
Suasana kejar-kejaran itu sempat pecah.
"Pepet, pepet! Cepet!" kata polisi di dalam mobil.
Setelah berhasil menghentikan kendaraan para pelaku, polisi pun meminta mereka semua untuk segera keluar.
Baca juga: Tersangka Pembunuh Ilham Pradipta Buat Pengakuan, Kebingungan Setelah Habisi Nyawa Kacab Bank BUMN

"Turun semua!"
Para pelaku dipaksa keluar dari mobil dan diperintahkan untuk tiarap di jalanan basah.
Dengan gerakan cepat, tangan polisi lalu memborgol pergelangan tangan mereka.
Satu dari polisi yang ikut serta dalam proses penangkapan itu adalah Aiptu Zakaria alias Jacklyn Choppers.
Siapakah dia?
Jacklyn Choppers atau Aiptu Zakaria adalah polisi berpangkat Aiptu yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Lahir pada 1975, umur atau usia Jacklyn Choppers saat ini adalah 49 tahun.
Ia besar di keluarga polisi.
Selain ayah, kakeknya juga merupakan seorang polisi.
Dari situ kemudian timbul keinginan menjadi polisi hingga akhirnya mendaftar sebagai polisi di Polda Metro Jaya dan diterima.
Setelah lulus, ia bertugas di reserse.
Dengan gaya nyentrik dan rambut gondrong terurai, anggota Subdit IV Jatanras Ditreskrimsus Polda Metro Jaya itu tak pernah absen mengungkap kasus kejahatan kelas atas.
Mulai dari perampokan sadis di Pulomas, kasus mutilasi Ryan Jombang, hingga kasus pembunuhan yang dilakukan John Kei, pemilik nama asli Jakaria ini tak pernah absen ambil bagian dalam mengungkap kasus-kasus tersebut.
Baca juga: Isi IG Ilham Pradipta, Kacab Bank BUMN yang Dibunuh, Ini Nama Akunnya, Kini Banjir Ucapan Duka
Dapat dipastikan, Aiptu Jakaria atau yang lebih akrab disapa Bang Jeck ini hidup berdampingan dengan bahaya.
Namun, tak pernah terpikir baginya untuk keluar dari dunia yang penuh dengan risiko ini.
“Cita-cita gue itu jadi polisi. Pekerjaan nomor satu,” tegas Jeck dikutip dalam wawancara dengan kompas.com pada November 2020.
Imbas sifat getol Jeck dalam menangkap penjahat, tak sedikit yang menaruh dendam terhadapnya.

Keluarga terdekat Jeck pun jadi pelampiasan sasaran kemarahan mereka.
Contohnya, pada tahun 2005, beberapa tetangga menyambangi rumah keluarga Jeck untuk mengusir dan menyuruh mereka segera pindah dari rumah yang saat itu mereka tempati.
Pasalnya, Jeck baru saja menangkap bandar narkoba yang tinggal tak jauh dari kediamannya.
“Tetangga sendiri gue tangkep. Jadi mereka marah,” ujar Jeck.
Tak hanya itu, anak dan istri dari Jeck sempat jadi sasaran penculikan oleh salah seorang penjahat.
“Ada yang datang ke rumah waktu Bapaknya (Jeck) baru aja berangkat. Ini (anak) baru dua bulan. Bapaknya katanya kecelakaan. Jadi ini disuruh ikut,” tutur Tina (43), istri dari Bang Jeck.
Namun, Tina tak lantas percaya dengan hal tersebut.
Pasalnya, Jeck baru saja berangkat beberapa saat sebelum orang tersebut datang, sehingga ia merasa tak mungkin dalam waktu yang sangat singkat Jeck mengalami kecelakaan.
Ia pun segera menelepon Jeck untuk mengonfirmasi.
Benar saja, Jeck yang baru berangkat kerja dalam kondisi baik-baik saja.
Dari situ baru terungkap bahwa orang yang datang tersebut hendak menculik anak dan istri dari Jeck untuk mengusik keberadaan Jeck.
Baca juga: Potret Dalang Pembunuhan Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN di Jakpus, Nunduk Memelas saat Ditangkap
Ditembak 12 Kali
Tak hanya keluarga, Jeck juga sempat secara langsung merasakan duka yang menjadi konsekuensi atas profesinya.
Pada tahun 2006, Jeck sempat ditugaskan menangkap komplotan perampok mesin ATM.
“Beberapa itu sudah ditangkap, tapi beberapa masih kabur ke Lampung. Kita kejar ke Lampung, lalu ternyata pelaku ke Bandung, ya kita kejar ke Bandung,” tuturnya.

Hanya berbekal dua jam waktu istirahat, Jeck dan rekan-rekannya yang baru tiba di Lampung segera berangkat ke Bandung untuk mengejar sang perampok.
Ia mendapat informasi bahwa pelaku berada di salah satu pasar tradisional di Kota Bandung.
Saat baru tiba, beberapa anggota kepolisian yang telah terlebih dahulu berada di lokasi mengingatkan Jeck bahwa pelaku membawa senjata api, sehingga harus ekstra hati-hati.
“Pas di dalam situ dibilang hati-hati. Ternyata, pelaku selain punya senjata (api) juga punya granat,” ujar Jeck.
Dengan informasi yang ia dapatkan, Jeck segera masuk untuk menangkap sang pelaku.
Tak lama setelah masuk, Jeck berhadapan langsung dengan pelaku yang sejak lama telah ia incar.
Pelaku segera mengeluarkan senjata api miliknya dan menembak berkali-kali ke arah Jeck. Jeck masih ingat betul peristiwa penembakan tersebut.
Pasalnya, Jeck tidak pingsan usai dihujani belasan peluru (sekitar 11 atau 12 peluru) di tubuhnya.
Padahal, Jeck tidak sedang mengenakan rompi antipeluru. “Waktu ketembak itu kerasa, enggak pingsan. Ketembak 12 peluru,” ujar Jeck.
Jeck segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Sembilan peluru berhasil dikeluarkan dari tubuhnya. Namun, tiga lainnya hingga kini masih berada di dalam tubuh Jeck.
“Tiga masih ada nih. Buat kenang-kenangan,” candanya.
Setelah itu, Jeck sempat ditawari pindah dari posisinya di Jatanras usai tragedi penembakannya tersebut.
Ia pun sempat bertugas di kantor untuk beberapa bulan.
“Enggak nyampe enam bulan, empat bulanan kayaknya, karena langsung dipindah ke serse lagi,” tuturnya
Jeck mengaku tidak betah ketika harus menjalani rutinitas di kantor. Ia mengaku lebih kerasan mengungkap kejahatan dan menangkap penjahat langsung dari jalanan.
“Waktu itu ya malah nonton patroli, nonton berita gitu, enggak betah,” ujarnya.
Sejak saat itu, Jeck kembali ke zona nyamannya di Jatanras dan menyatakan tak ingin lagi dipindah.
Ketika ditawarkan untuk pindah ke lokasi ataupun unit lain dengan alasan keamanan, Jeck selalu menolak.
“Jangan pindah. Kalau pindah itu artinya polisi kalah sama penjahat. Enggak boleh kalah!” tegasnya. (Tribunnewsmaker/Tribun Jakarta/Bangka Pos)
Jejak Digital Andreana Wulandari Istri Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank, Aktif Jualan Baju |
![]() |
---|
Gurita Bisnis Dwi Hartono, Nyaris Jadi Calon Bupati Tebo Tapi Gagal, Punya Ladang Uang Sebanyak Ini |
![]() |
---|
Ken Dalang Penculikan Kacab Bank BUMN, Sembunyikan Identitas dengan Wig, Akui Bertemu Dwi Hartono |
![]() |
---|
Sosok Rohmat, Operator Senyap yang Membuka Jalan Bagi Penculikan & Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Dwi Hartono Terlanjur Jadi Inspirasi Warga Tebo Jambi, Kini Dikecam Kecewakan Orang se-Kabupaten |
![]() |
---|