Affan Kurniawan Ternyata Putus Sekolah Sejak SMP, jadi Ojol Bantu Keluarga, Ayah: Tumpuan Saya Dia

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kesedihan tak bisa disembunyikan dari wajah Zulkifli (54), ayah dari Affan Kurniawan (21), saat berdiri di samping jasad anak sulungnya yang terbujur kaku di rumah duka, Jalan Cepu III, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).

Meski mencoba tegar, air matanya tetap jatuh, menyiratkan duka mendalam yang ia rasakan.

Dengan mata sembab dan raut wajah kelelahan, Zulkifli tak mampu menyembunyikan betapa besar kehilangan yang ia alami.

Affan bukan hanya anak bagi Zulkifli, ia adalah sosok yang selama ini turut menopang kebutuhan keluarga, menjadi tulang punggung di usia muda.

Affan Kurniawan diketahui merupakan pengemudi ojek online (ojol) yang tewas secara tragis setelah terlindas mobil milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Baca juga: Rantis Brimob Lindas Ojol, Gofar Hilman Beber Spesifikasi Baracuda, Anti Granat: Kenapa Ngebut?

Kejadian itu menyisakan luka mendalam, terutama bagi sang ayah yang selama ini bekerja di bidang yang sama.

Saat menyisih sejenak dari keramaian pelayat yang memenuhi rumah duka, Zulkifli berbagi cerita dengan lirih kepada Warta Kota.

Ia mengenang Affan sebagai anak yang selalu patuh dan tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang berisiko.

"Anak saya enggak pernah ikutan kayak begitu demo-demo, enggak pernah. Cuma kerja aja dia. Itu ibaratkan anak saya yang paling bantu saya cari nafkah. Buat adiknya," ungkap Zulkifli.

"Dia orangnya penurut. Tulang punggung saya," tambahnya, dengan suara yang nyaris bergetar menahan tangis.

Zulkifli mengaku, jika diberi pilihan, ia tak ingin anaknya mengikuti jejaknya sebagai pengemudi ojol.

Namun, kondisi ekonomi keluarga serta kenyataan bahwa Affan terpaksa putus sekolah saat masih duduk di bangku SMP, membuat Affan memilih untuk bekerja demi membantu orang tua dan adik-adiknya.

Semangat Affan untuk membantu keluarganya terlihat jelas dari kerja kerasnya sehari-hari.

Ia tak mengeluh, tak banyak menuntut. Ia hanya ingin mencari penghidupan yang layak, meski harus berjibaku di jalanan kota.

"Dia kerja dari pagi sampai malam," ujarnya bergetar.