"Kita hanya berebut kekuasaan semata," ungkap Jimmy.
Jimmy merasa prihatin dengan nasib para pengungsi di tanah kelahirannya.
"Sementara orang di Papua membutuhkan kehadiran lembaga negara untuk menyelesaikan masalah mereka,"
Untuk kedua kalinya Jimmy menghentikan pembicaraannya karena terisak.
"Kasihan pengungsi-pengungsi itu tidak ada perhatian dari kita,"
"Kami orang Papua tidak pernah bermusuhan dengan saudara-saudara kami,"
"Ulah kalian di Jakarta ini menyebabkan semuanya terjadi di sana," imbuhnya.
Putra Papua ini bahkan menuntut pemilihan ketua MPR dipercepat, agar segera melihat program ketua MPR yang baru.
"Kerakusan kekuasaan yang luar biasa, kalian jadikan rakyat di daerah korban adu domba,"
"Oleh karena itu percepat saja pimpinan MPR biar kita lihat MPR mau bikin apa, buat selesaikan masalah di daerah ini," ungkap Jimmy.
Jimmy juga menuntut uluran tangan dari para anggota MPR untuk membantu menyelesaikan masalah di Papua.
"Tidak usah tersandera dengan kelompok yang belum ada wakilnya, percepat saja pilih ini pimpinan MPR, karena kita mau MPR hadir untuk selesaikan masalah di Papua,"
"Itu lebih penting, kita berharap semua anggota MPR sumbang menyumbang membantu para pengungsi di Papua, haris disetujui, kalau tidak mau keluar kantong, kamu bukan negarawan, penipu semuanya," imbuhnya.
Konflik di Papua meledak setelah beredar sebuah video seorang guru yang meminta muridnya untuk membaca dengan keras.
Namun di video yang beredar di media sosial, sang guru seolah mengatakan bahwa sang murid seperti kera.
Dari peristiwa tersebut muncul konflik yang lebih besar, bahkan memakan banyak korban jiwa.
(TribunNewsmaker/*)
Sebagian Artikel Ini telah tayang diĀ Grid.ID dengan judul Menangis Sesenggukan di Rapat Paripurna yang Bertele-tele, Anggota DPR Asal Papua Teringat Nasib Rakyat yang Jadi Korban Konflik